telat

273 27 0
                                    





"PAK!! TUNGGU!! JANGAN DI TUTUP DULUU!!" teriak seorang pemuda yang sedang terengah engah berlari mengejar waktu supaya tidak terlambat sampai dimana tempat dia menuntut ilmu walaupun pada dasarnya dia hanya menuntut orang orang yang ia benci.

"dek jisung lain kali jangan telat dateng" ucap pria paruh baya lembut menasehati pria itu, iya itu adalah han jisung sang pembully.

"hehe maaf pak, besok besok engga lagi deh. janji" ucapnya di sertai kekehan.

han jisung sebenarnya baik, bahkan bisa melebihi sangat baik tapi entah mengapa kalau sedang berurusan dengan orang yang ia benci dan tak ia suka maka kebaikan itu seakan akan lenyap entah kemana dan di gantikan hati buruknya.

—————

BRAK

dorongan pintu yang keras membuat mereka yang di dalam ruangan terbirit birit keluar hanya untuk supaya tidak berurusan dengan dua orang yang selalu menjadi tontonan siswa-siswi yang lainnya.

"lo kan yang ngelaporin gue ngebolos hah?!" tuding han jisung pada lelaki di depannya ini yang masih setia menghadap cermin yang ada di hadapannya seakan akan pria di belakangnya ini tidak nampak keberadaannya sama sekali.

wajah jisung merah padam. selalu seperti ini. lee minho, selalu mempermainkan emosinya yang bisa menggebu gebu kapan saja, tangan jisung terangkat mendorong sebelah bahu minho supaya menghadap belakang, walaupun tubuh minho hanya bergeser sedikit.

ini lah yang jisung iri kan dari minho. tubuhnya sangat bongsor dibanding tubuhnya yang lebih kecil tapi kenapa minho tidak pernah melawan saat di aniaya seperti ini? jawabannya karna ia malas dan kesabarannya memang sangat tebal, setebal buku soal soal ujian nasional kalian.

"orang kalo ngajak ngomong itu nyaut! oh jangan jangan lo bisu ya gara gara makan sambal kemarin?" ejek jisung dengan wajah sinisnya.

iya kemarin jisung lagi lagi membully pria itu, tepatnya saat makan siang di kantin tiba tiba jisung datang bersama dua temannya dan menggebrak meja minho sedang minho yang asik asiknya makan dengan khidmat tapi malah diganggu begini.

jisung menuangkan seluruh sambal dan saos yang ada di meja itu ke dalam makanan minho serta minumannya juga tidak lepas dari perilaku bejat jisung.

minho menggeratkan pegangannya pada sendok makananya seakan akan menahan sesuatu supaya tidak lepas kontrol, ia pun menghela nafasnya kasar selepas perginya tiga pembully itu, tapi matanya terus menerus menatap jisung sampai tubuh mungil itu menghilang di balik pintu kantin yang sedang ramai membisikkan sesuatu atas kejadian yang baru menimpa lelaki bongsor itu.

"padahal dia lebih besar kenapa tidak melawan saja ya kan"

"sstt jangan ngomong gitu ntar di denger"

"kasian ya minho"

"gue puas liat minho di giniin deh, sebel banget liat muka datarnya"

"kak minho semoga kuat"

"kalau gue jadi minho udah gue hajar bocah tengil itu tadi"

"gila kak minho sabar banget ya"

dan masih banyak lagi. lelaki itu menggeram frustasi, kantong mata nya menghitam hanya karna mengerjakan pekerjaan dari ayahnya semalam yang seakan akan merenggut waktu tidurnya yang selalu terlewatkan setiap malam. tanpa aba aba tubuh itu berdiri dan mulai berjalan keluar lalu menuju rooftop, tempatnya menyamankan diri selama ini.

BULLYINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang