Satu bulan telah berlalu sejak mereka memulai perjalanan mereka sebagai mahasiswa. Edgar dan Katya, dua individu dengan latar belakang dan minat yang berbeda. Katya, seorang mahasiswi kedokteran yang tekun dan sibuk, sering kali mengabaikan Edgar, cowok yang memutuskan untuk beralih dari Saintek ke ilmu sosial dan humaniora, memilih bidang manajemen bisnis di masa perkuliahannya.
Hari itu, suasana di kampus terasa seperti biasa. Edgar telah menunggu di atas motornya ketika Katya mendekat. "Lama ya?" tanyanya, melihat Edgar yang tampak seperti tengah memikirkan sesuatu.
"Enggak kok," jawab Edgar sambil memberikan helm pada Katya.
Mereka berdua segera meluncur dari pekarangan kampus, tetapi alih-alih langsung pulang, Edgar memutuskan untuk berhenti di tepi sungai yang mengalir melalui kota. Katya, yang khawatir karena awan gelap mulai menutupi langit, berusaha membujuknya untuk segera pulang.
"Gar, kok berhenti di sini? Ayok pulang!" ujarnya, agak panik karena hujan mulai bergerimis.
"Tiba-tiba pengen main hujan."
"Lah? Yaudah aku pulang duluan mendingan." ujar Katya panik karena perlahan langit gelap menurunkan percikan gerimis kecil.
Namun Edgar menahan tangannya ketika dia hendak pergi. "Jangan!" serunya, membuat Katya terlihat memohon.
"Gar, tolong..." katanya pelan, saat tetesan hujan mulai membasahi wajahnya.
Edgar memahami bahwa Katya memiliki ketakutan yang mendalam terhadap hujan. Sejak kecelakaan tragis yang dialaminya beberapa waktu lalu, hujan telah menjadi sumber kecemasan dan trauma baginya. Ketika hujan turun dengan lebatnya, Katya merasa seperti tidak bisa bernapas, teringat akan momen-momen mengerikan yang pernah dia alami.
"Apa yang kamu takutkan?"
"Aku juga gak tau."
Apapun itu, saat hujan turun rasanya seluruh tubuhnya sakit dan merasa sesak napas, seperti sekarang, ia memegang kepalanya sambil mengerang, sekelebat bayangan kecelakaan lagi.
"Katya?" panggilnya sambil menahan tubuh gadis itu yang nyaris ambruk.
Hiks.
Katya menangis, lalu Edgar menuntunya duduk di bangku beton yang ada di tepi sungai itu. Ia hanya menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya sambil sesenggukan.
Edgar membiarkannya menangis sepuasnya, setelah Katya merasa agak tenang barulah ia menarik tangan yang menutupi wajahnya sendiri, "Semua itu hanya sugesti kamu, nyatanya hujan itu menyenangkan, bahkan bisa menyamarkan air mata kamu."
Ketika Katya akhirnya menatapnya dengan mata yang masih dipenuhi air mata, Edgar melihat keberanian yang mengalir di dalam dirinya. "Mungkin aku harus sering seperti ini, harus menghadapi ketakutanku," ucap Katya yang agak membaik dan sekarang guyuran hujan membasahi seluruh tubuhnya, ia memberanikan diri menatap Edgar yang berlutut di depannya.
"Nah ini baru Katya yang aku kenal." Lalu Edgar menarik tangan Katya agar berdiri, membiarkan gadis itu menikmati air hujan untuk pertama kalinya setelah kecelakaan itu.
"Tapi aku-" Edgar meraih tangannya seolah memberikan energi, lalu keduanya terdiam sambil menatap satu sama lain seraya Edgar mencium tangan itu.
"I love you." bisiknya.
"Katya Violeta, be my girl." lanjutnya yang mendapat respon tak terduga dari gadisnya.
Katya, dengan perasaan campur aduk di dalam hatinya, memeluk Edgar erat. Dia mengangguk setuju, memberikan jawaban yang diharapkan Edgar sejak lama. Dan di bawah sorotan redup cahaya senja dan suara riak air sungai, hujan menjadi saksi dari awal kisah cinta mereka yang indah.
***
END.
Makasih banyak ya vote komennya teman-teman, yg setia baca dari awal sampai akhir aku inget username kalian, hebat bgt kalian nungguin cerita ini sampai akhir ♡
Ini gatau si mau ngomong apaan lagi saking ga percayanya udh ending, masalahnya cerita ini ada kali dua tahun prosenya, bersalah bgt aku karena di tengah-tengah nulis ini malah bikin work baru bahkan udh selesai duluan yang cerita baru.
Sampai pernah kepikiran pas stuck kemarin tuh, aku ga bakal lanjut cerita ini tapi aku inget kalian yg suka vote dan komen, rasanya aku pengecut bgt udah bawa kalian masuk ke dunia katya tanpa ada akhir kisahnya, dan untungnya sempet semangat lagi waktu itu yaudah gas terus deh sampai ending, bisa kali ya.. alhamdulillah bisa akhirnya eheheh.
Makasih bnyk sekali lagi♡♡♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGIC VIOLET ☑️
Teen FictionMagic Violet (Fan fiction x Fantasi) ~•~ Katya hilang ingatan, ia hanya ingat dua tahun yang lalu, sejak lahir hingga 15 tahun entah bagaimana hidupnya dulu. Ada sesuatu yang menarik dalam dirinya, di SMA Cendrawana Katya menjadi sorotan karena mem...