Gadis itu sudah terbiasa tersenyum manis meski dalam diri tengah menangis, berkata manis meski dalam benak teriris, menahan gejolak emosi untuk tetap bersembunyi.
Dengan satu harapan ... untuk menyembunyikan kenyataan pahit.
Berdoa dengan sungguh, gadis itu menginginkan pertunjukan senyum yang dilakukan dapat terlaksana hingga hari terakhir untuk kepalsuan yang dapat terus terukir.
Satu topeng, dua topeng, sampai ribuan topeng hingga tanpa sadar raga itu sudah tidak memiliki jati diri.
Tidak apa, untuk membahagiakan,
agar tidak ada yang terluka ... tidak apa.Gadis itu sungguh tidak apa-apa.
"Ternyata memang begitu sulit untuk tetap berkata tidak apa-apa."
- Lily -
My Lilyana
Chaeunso, 07 Februari 2023WARNING
⚠
Rate M (17+)
Cerita ini merupakan karya fiksi yang tidak memiliki hubungan dengan penggambaran peristiwa, tokoh, dan lokasi yang sebenarnya.
Mohon maaf jika cerita ini memiliki banyak salah kepenulisan, alur cepat dan ringan, terdapat kata yang berulang-ulang.
Dilarang keras untuk menjiplak dan mencopy cerita tanpa seizin penulis.
Jangan lupa vote dan komen
Terimakasih Banyak
(◔‿◔)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lilyana
Fanfiction"Sederhana saja, aku hanya ingin dikenal sebagai diriku." Lilyana "Ayo kita terus bersama, Lily. Jangan pernah pergi dariku." Roselia.