Menanti Kepastian

197 36 8
                                    

Setelah beberapa hari, suster Siska menghubungi Rendy, ia mengabarkan bahwa sudah mendapat ijin memberikan data yang di butuhkan rendy, bahkan suster siska juga telah memfilter data pasien yang datang pada tanggal sehari sebelum kejadian, pada saat kejadian, dan pasca kejadian, dengan berpatokan dari tanggal tertera CCTV yang di tunjukan Rendy.
Tidak hanya itu suster Siska juga telah berhasil meminta file CCTV klinik, dan suster siska meminta Rendy segera datang ke klinik mengambil data tersebut untuk mengeceknya secara langsung.
Rendy bergegas keluar ruangan lalu mengajak Felice sang istri ikut bersamanya, dan sebelum itu ia juga menjemput Reyna yang ada di ruangan Aldebaran.
Reynapun nampak bingung karena Rendy hanya menyuruhnya ikut pergi bersamanya dengan Felice, saat dalam mobil Rendy menceritakan semuanya, bahwa suster Siska telah mengubunginya untuk mengambil data yang mereka perlukan sebagai petunjuk pencarian askara.
Mendengar itu Felice dan Reyna begitu bersyukur dan ingin segera melihat semuanya. Reyna juga berfikir ingin mengabarkan hal itu pada omanya, namun Rendy tidak mengijinkannya kerena semua belum pasti jadi Rendy kuatir jika Rossa akan kecewa nantinya.
Sesampainya di klinik, mereka langsung bertemu suster Siska yang telah menunggunya, setelah saling menyapa suster siskapun mempersilakan mereka masuk ke ruangan yang telah disiapkan.

"Maaf sebelumnya Bu, kami pasti membuat waktu ibu tersita banyak mencari data yang kami perlukan, kami sangat berterima kasih untuk itu. jadi bagaimana Bu dengan file yang ibu sampaikan di telepon tadi".

"Sama-sama Pak, saya pasti akan berusaha membantu siapapun itu sebisa saya dan sesuai prosedur. Jadi begini Pak, Bu, ini adalah file yang sudah saya filter dan saya print dengan berpatokan tanggal CCTV yang bapak tunjukan pada saya, selain itu saya juga sudah menyimpannya dalam flashdisk ini jika di butuhkan lebih banyak nantinya, lalu ini juga copyan beberapa rekaman CCTV, tanggal sama dengan data yang saya berikan tadi, saya sudah melihat rekaman CCTV ini sebelum mamanggil bapak kesini, dan iyaa benar saya melihat anak di foto yang bapak tunjukan pada saya, bahkan sayalah yang diperintahkan dokter Stefany pada saat itu untuk membantu menangani anak tersebut, mungkin bapak bisa cek atau melihatnya terlebih dulu rekaman ini".
Merekapun melihat rekaman CCTV itu, dan seketika Reyna menangis haru dan memeluk Feli yang berada di sebelahnya.
"Tante... Itu Askara, adek aku Tan..." Ucap tangis Reyna.
Felicepun juga tak kuasa menahan air matanya, sambil mendekap Reyna ia menatap rekaman CCTV itu.
"Iyaa, sayang itu Askara, adik kamu, sebentar lagi kalian akan bertemu dan berkumpul kembali".
"Alhamdulillah yaa Allah, akhirnya kebesaranMu menunjukan titik terang keberadaan asakara" ucap syukur Rendy yang juga tak kuasa menahan tangis.

Lalu suster Siska juga menceritakan kronologi yang dia ingat saat itu.
"Jadi saat itu yang saya tau ada suami istri tergesa-gesa membawa anak ini dengan kondisi anak itu basah kuyub, lalu dokter Stefany yang kala itu menangani anak ini menyarankan untuk anak ini di rawat beberapa saat di klinik ini karena di kwatirkan anak tersebut mengalami Dry drowning kerena melihat dari kondisinya yang lemah, dehidrasi, basah kuyub serta keterangan yang di dapat dari suami istri tersebut yang menemukannya di sekitar sungai, begitu jelas mereka pak".
"Lalu kemana suami istri itu membawa anak tersebut, membawa askara??!!, Siapa nama mereka di data ini Bu??" Rendy bertanya dengan rasa penasaran.
"Jika melihat urutan CCTV saya telah menandai nama di file yang telah saya cetak mereka bernama Derry Hermawan dan istrinya bernama Niken Erliana, mereka mencatumkan alamat berdomisili di Daerah Bogor. Namun tentang itu saya tidak tahu apakah mereka membawa anak ini pulang bersama mereka atau tidak, karena seingat saya saat itu mereka menceritakan kronologi menemukan anak tersebut kepada dokter Stefany, lalu dokter Stefany menyarankan setelah anak itu pulih sebaiknya melaporkannya pada pihak yang berwajib atau membawanya langsung ke kantor polisi". Jelas suster Siska.
"Tapi jika mereka membawa askara ke kantor polisi untuk melaporkannya, pasti pihak kepolisian menghubungi kita kala itu karena kita sudah bekerjasama dengan seluruh pihak kepolisian di daerah Jakarta". Rendy mulai berfikir jika suami istri tersebut tak pernah melaporkan atau membawa askara ke kantor polisi.
"Jika mereka tidak pernah melapor, artinya mereka membawa askara pulang bersama mereka, dan kemungkinan Askara tinggal bersama mereka di bogor". Sahut Felice.
"Kalau begitu kita sekarang bisa ke bogor om, Tante... Kita jemput askara sekarang juga" dengan air mata yang terus mengalir Reyna tak sabar ingin segera memastikan keberadaan askara.

Setelah berpamitan dengan ibu Siska, merekapun bergegas menuju Bogor dengan berbekal data yang telah di berikan Bu Siska.
Saat di mobil Rendy meminta Felice untuk menghubungi Riza atau Mirna supaya menjaga Bu Rossa untuk menunggu di rumah, karena Reyna juga akan memberitahukan hal penjemputan askara padanya untuk meminta doa.
Mirna sangat terkejut mendengar kabar dari Felice, bahagia, bersyukur, dan haru ia rasakan, dan iapun berlari memberitahukan berita itu pada Kiki dan bergegas menjaga Bu Rossa serta menyampaikan pesan Felice pada Riza.
Reynapun menelfon omanya yang kala itu sedang merawat anggrek kesayangannya di halaman belakang.
"Hallo sayang, kamu masih di kantor...??!" Tanya Rossa dengan lembut.
"Oma.. Reyna ingin menyampaikan sesuatu, tapi Reyna mohon ketika mendengar ini Oma tenang yaa dan doakan kami"
"Ada apa sayang, kamu baik² saja kan, apa ada kabar tentang Askara...?!" Tanya Rossa dengan nada sedikit panik dan penasaran.
"Aku baik² saja Oma, iyaa Oma betul ini kabar mengenai Askara. Reyna, om Rendy, dan Tante Felice sudah mengetahui keberadaan askara Oma, sekarang kami di perjalanan menuju tempat keberadaan askara. Oma bantu doa yaa semoga kita segera di pertemukan dengan askara dan membawa askara pulang ke rumah kita" dengan haru Reyna menyampaikan semua kabar itu ke Rossa.
Rossapun tak mampu berkata banyak, ia menangis mengucap syukur.
"Pasti sayang, doa Oma mengiringi kalian, kembalilah bawa adikmu, cucu laki-laki oma pulang ketempat seharusnya ia berada sedari dulu, bawa dia apapun keadaannya".
"Assalamualaikum Oma" salam Reyna mengakhiri teleponnya.
"Wallaikumsalam" balas Rossa dengan tubuh yang sedikit lemas setelah mendengar kabar itu.
Mirna & Kiki yang hendak menghampiri Rossa, melihatnya duduk tertegun dengan wajah menangis, seketika mereka berlari lalu menenangkan Rossa.
Seusai Mirna & kiki menenangkannya, lalu Rossa berdiri berjalan memasuki rumah dan berkata pada Kiki dan Mirna.
"Kiki, Mirna saya ingin ke dalam dulu, saya nggak papa, saya hanya terlalu bahagia saja jadi kalian tak perlu kuatir".

Rossapun memasuki rumah menuju kamar pribadinya, ia segera mengambil air wudhu dan melakukan sholat, mengucap syukur dan memohon kembali untuk segera di pertemukan dengan askara.
"Yaa Allah, Puja dan Puji syukur kupanjatkan padaMu, Engkau yang berkuasa atas seluruh kehidupan kami, kiranya semua yang kami upayakan selama ini apapun itu jadilah sesuai kehendakmu, hamba hanya mampu mengucap pinta untuk dapat segera bertemu dan berkumpul kembali dengan cucu laki² hamba, memenuhi janji hamba pada anak dan menantu hamba yang telah bersamamu terlebih dulu, untuk menjaga putri dan putra mereka, melihat dan memastikan mereka hidup bersama dengan baik, sebelum hamba juga berpulang ke rumahMu yang abadi".

A LIFE & LOVE "IKATAN CINTA"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang