50. Orang Asing Palsu

366 30 4
                                    

50

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

50. Orang Asing Palsu

HINGGA training melewati hari ke tiga Nathan tetap tidak habis pikir dengan kelakuan Denis terhadapnya. Omongan Denis satu tahun yang lalu benar-benar nyata, dirinya diperlakukan bagai orang asing. Yang seolah tidak pernah menjamah hidup Denis sebelumnya.

Saat materi berlangsung, saat coffe break dan saat jeda makan siang tiba, Denis begitu acuh. Gadis itu sama sekali tak menghiraukan keberadaan Nathan. Tiga hari berada di ruangan yang sama, agenda yang sama, tidak membuat Denis kemudian sedikit ramah terhadapnya. Yang terjadi malah Nathan semakin di buat keheranan.

Gadis itu berlagak profesional pada pekerjaannya, padahal seharian itu tidak serta-merta penuh dengan jadwal training semata. Denis sok sibuk, toh Nathan tahu betul jika pekerjaan Denis hanyalah mengobservasi, mengamati jalannya training agar berjalan lancar tanpa kendala.

Kemarin, di hari ke dua ketika semua materi selesai di bahas, Nathan sengaja menunggu hingga semua peserta training meninggalkan hotel. Termasuk Kenzo yang ia paksa pulang terlebih dahulu dengan menebeng rekan kepala cabang yang lain. Demi memantau Denis, Nathan hampir satu jam menunggu gadis itu muncul di area parkir basement.

Dengan rokok yang menyala, tak disangka Denis melewatinya begitu saja. Tidak mungkin kalau Denis tidak menyadari keberadaannya, toh bangku smoking area yang Nathan duduki letaknya tepat bersebelahan dengan lift basement.

Tidak ada sapaan, hanya dua pasang mata yang saling tatap sepersekian detik. Lalu berakhir begitu saja tanpa arti. Gadis itu pergi, mengenakan jaket wind breaker peach, buru-buru menaiki Vespa putihnya dan hilang termakan jarak.

----------

"Biar apaan sih lo begitu?"

Sepertinya Nathan sudah di ujung kesabarannya. Tidak sekali dua kali, sudah cukup lama ia dibuat bertanya-tanya mengenai keadaan Denis. Tentang pekerjaannya, kehidupannya pasca kisah kusutnya, terutama kisah asmaranya. Sebenarnya Nathan bisa saja tidak peduli, tapi di hati kecil pria itu masih ada rasa khawatir kalau sampai Denis kembali ke pelukan Ivan Ryder.

Lontaran pertanyaan itu kemudian memecah lamunan Denis. Segelas kopi hangat yang berada di gegamannya ikut bergetar ketika pria yang membuatnya terkukung rasa bersalah menahun itu mendekatinya tiba-tiba.

"Begitu gimana?" Denis malah berbalik tanya.

"Yaa... Kayak gitu, berlagak nggak kenal gue. Biar apaan coba?" Langkah Nathan tidak menunjukan akan berhenti. Pria itu terus mendekat, membuat Denis semakin gugup dan pucat. Disambarnya kopi di tangan Denis, diteguk habis. Kemudian Nathan remas gelas kertas itu dan dilemparnya ke tempat sampah tak jauh dari keduanya kini berdiri.

"Gue lagi kerja Nat," sahut Denis sambil berusaha melepaskan diri dari tatapan Nathan saat itu.

"Ini kan lagi coffe break. Jangan coba-coba ngeles di depan gue deh!"

Sweet Escape [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang