" wahh lumayan besar juga rumah nya Nan buat kamu sendiri dulu" ucap Rinai
" iya, sekarang udah berdua, besok besok tambah banyak" tanggap Ananta , Rinai yang mendengar itu hanya tersenyum.
Rinai mulai menelusuri rumah Ananta yang sekarang juga akan ia tinggali. Rumahnya luas juga bersih. Tetapi rumah ini tidak memiliki banyak hiasan dan perabotan. Yang bisa dilihat Rinai hanya tv, 2 lemari , sofa, meja dan jam dinding. Rumah ini benar benar polos.
" kamar kamu yang mana Nan?" tanya Rinai, Ananta menunjuk satu kamar. Rumah ini tidak bertingkat, tetapi luas dan memiliki 2 kamar.
Rinai berjalan mengikuti Ananta, mereka tiba didepan pintu berwarna putih ini adalah pintu kamar Ananta. Ananta mulai membuka pintu kamar itu, dan mata Rinai disuguhkan dengan kamar Ananta yang rapi dan bersih. Rinai sudah berfikir bahwa Ananta ini tipe lelaki yang bersih dan rapi, jadi dia tidak terkejut melihat kamar suaminya itu .
Rinai mulai berjalan menelusuri kamar Ananta kamar nya lumayan luas dan kamar ini benar benar harum Ananta. Rinai yang lelah akhirnya mendudukkan bokongnya di kasur besar milik Ananta.
Mata Rinai tidak berhenti melihat sekeliling kamar itu. Kamar Ananta sangat bersih Ananta juga memiliki banyak buku buku.
Rinai yang sedari tadi sibuk melihat lihat kamar Ananta tidak menyadari bahwa Ananta tidak bersamanya. Akahirnya Rinai berjalan keluar mencari keberadaan Ananta, ternyata Ananta sedang mengangkut barang barang mereka.
Merasa kasihan melihat sang suami akhirnya Rinai berfikir untuk membantu Ananta.
" mau dibantuin yang mana Nan?" tanya Rinai.
Ananta mendongak dan menyodorkan satu koper milik Ananta yang sangat ringan.
Dengan senang hati Rinai mengambil koper itu dan menetengnya karena ringan.
" ada lagi gak Nan?" tanya Rinai, Ananta hanya menggeleng.
Padahal dengan jelas Rinai melihat banyak barang untuk dibawa, tetapi tidak lama kemudian Ayah Ananta dan Ayah sambung Rinai datang kerumah Ananta, katanya untuk membantu memindahkan barang.
" Ayah ngapain kesini, udah tua nanti pinggangnya encok" kata Rinai kepada Ayahnya
" Bapak ga usah ga papa, nanti ada kok om om yang ngangkut barang bantuin" ucap Rinai kepada Ayah Ananta
" gapapa Nai bantuin jarang jarang ini" ucap Ayah Ananta yang di beri anggukan setuju oleh Ayah Rinai.
" Nanti Mamah sama Bunda kesini " kata Ananta kepada Rinai.
" ngapain orang tua kesini, ganggu banget Nan padahal udah ngayal mau beresin rumah bareng biar kaya di drakor drakor" ucap Rinai sedih.
Rinai kira ia akan membersihkan rumah ini berdua dengan Ananta. Meski melelahakn yang penting romantis kaya di drakor drakor fikir Rinai.
Dan benar saja tidak berselang lama kedua ibu ibu itu datang sambil menenteng 2 bungkus plastik. Hal itu membuat Rinai memutar kedua bola matanya capek melihat ibu ibu itu, Ananta yang melihat hanya bisa tersenyum dan geleng geleng.
Rinai dengan cepat mengambil 2 bungkus pelastik ditangan ibunya dan ibu Ananta untuk dibawa kedalam. Isi dari kedua pelastik itu adalah gula, kopi, teh, susu dan banyak sekali kue dan roti untuk dimakan ketika lelah bersih bersih.
" Nai katanya Naya mau kesini sama Aksa" kata ibunya Ananta
" loh Nay ga bilang sama Rinai bun, apa bilang sama Ananta yah?" tanya Rinai.
" kalo itu gak tau bunda, mamah sama papahnya Naya juga mau kesini katanya Nai" ucap Ibu Ananta yang membuat Rinai semakin terkejut.
Gagal, gagal sudah skenario yang Rinai buat untuk hari ini. Hari ini akan banyak orang dirumahnya, tapi tidak apa apa dengan begitu pekerjaan rumahnya akan menjadi lebih ringan karena dibantu banyak orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melihat Arunika dan Swastamita Bersama
Romance"kamu mau tau satu fakta ga Nan?" tanya Rinai " Apa?" " Kamu kan punya harapan biar aku suka dan cinta sama kamu" ucap Rinai dan dibalas anggukan oleh Ananta " sebenarnya harapan kamu itu udah tercapai" sambung Rinai lagi. Gimna rasanya nikah sama...