Prolog

1.2M 19.2K 152
                                    

Warning … beberapa bab di cerita ini akan menjadi 21+ atau 18+

.

.

Jantung Kelaya berdegup cepat. Kakinya terus mundur hingga mentok menyentuh kulkas. “Bang …” lirihnya mencoba menyadarkan Bara. Namun, tubuh besar Bara semakin mengimpitnya.

Bara menggeram lirih, tangannya terulur menyentuh rahang Kelaya agar mendongak menatapnya. “Jangan bermain-main dengan saya, Kelaya.”

Mati! Kelaya mati! Seharusnya ia dan Bintang tak keterlaluan mengisengi Bara. Sekarang, saat Kelaya berada di ujung tanduk, Bintang malah hilang entah kemana.

“Maaf Bang, nggak sengaja," cicit Kelaya.

Bara mengusap pipi putih Kelaya yang semakin pucat. Matanya jatuh pada bibir mungil yang seolah memanggil minta dibelai. Sialan, kenapa diantara semua wanita yang mencoba mendekatinya, Bara malah tergoda oleh gadis ingusan ini?! Teman adiknya lagi! 

“Saya tahu kamu sengaja, Kelaya.” Bara melirik area selangkangannya yang basah, Kelaya pasti sengaja menunpahkan minumannya di sana. Pertanyaannya, kenapa Kelaya melakukan itu? Apakah gadis kecil ini tertarik padanya?

Kelaya mengikuti arah pandang Bara. Pipinya merona, ia hanya berniat menumpahkan di paha Bara, tapi malah meleset dan mengenai tepat di area terlarang lelaki. 

Bara menggeram. Ia meraih meraih pinggang Kelaya dan mengangkatnya. Membuat Kelaya sejajar dengannya dengan punggung gadis itu bersandar pada kulkas.

Kelaya memekik. Ia merasa semakin salah. Ia takut. Ia harus lari. Apalagi tatapan Bara semakin dalam menyorot dirinya.

“Kelaya …” lirih Bara. Ia memiringkan kepala, siap melahap bibir tipis milik Kelaya.

“BARA, KELAYA! APA YANG KALIAN LAKUKAN?!”

Tenggelamkan Kelaya sekarang juga!

Bintang kampret! Seharusnya sedari awal Kelaya tak menyetujui ide gila sahabatnya itu!

.

.

Lanjut nggak nih?

Oh My Doctor (21+) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang