Part 1

13.3K 830 76
                                    

• ° ⋆ ° • ° ⋆ ° •

~vote dan comment nya boleh sayang~

• ° ⋆ ° • ° ⋆ ° •




"I love you.."

DEG!


Renjun terkejut bukan main. Pasalnya, tiba-tiba Jeno berucap demikian.

Apakah Renjun salah mendengar? Kalau begini, seharusnya dia tidak mengabaikan ucapan sang mama untuk segera periksa ke dokter THT.

"H-hah?"


Jeno tersenyum manis, hingga kedua matanya berbentuk sabit. Tak lupa juga dia mengusak surai coklat milik Renjun. "Aku udah suka sama kamu dari lama. Kamu.. mau jadi pacar aku?"


Renjun melirik ke segala arah, berusaha menghindari tatapan Jeno yang sialnya sangat dalam dan penuh sayang, bahkan sampai menembus ke hatinya.


Lidahnya terasa kelu, sampai dia aja gak bisa jawab apa-apa.


Jeno menggenggam kedua tangan Renjun dengan lembut. "Aku sayang sama kamu. Mau ya, jadi pacar aku?"


Renjun balas menatap Jeno, berusaha mencari kebohongan disana. Tapi sialnya dia tidak bisa menemukan apa-apa. Karena dia saja tidak kuat menahan setiap bertatapan dengan Jeno.


Jeno mengusap pipi Renjun. "Mau ya?"


Dengan malu, Renjun mengangguk perlahan. Perasaannya membuncah. Sekuat tenaga dia menahan agar senyumannya tidak merekah, juga menunduk untuk menyembunyikan wajahnya yang mungkin sudah semerah tomat.


Namun, baru saja dia mendongak..











"Sial Ren! Gue deg-degan banget!" ucap Jeno sambil mengguncang kedua pundaknya dengan semangat.


Renjun bingung, berusaha untuk mencerna kejadian barusan. "H-hah?"











"Menurut lo, Karina beneran mau nerima gue gak?"

DEG!



"M-maksud lo?"


Jeno gemas karena melihat wajah Renjun yang kebingungan. Dia pun segera menyentil dahi Renjun, membuat si empunya mengaduh kesakitan.

"Gue pengen nembak Karina, tapi takut ditolak. Makanya gua latihan dulu ke lo."

DEG!



"Tapi lo gak marah kan? Gue cuma latihan doang kok ke lo."

DEG!



"Kalau lo jadi Karina, lo bakal nerima gue gak Ren?"

DEG!



"Pasti gue diterima lah ya. Secara kan gue ganteng, tajir melintir, banyak yang ngantri, spek dewa gue mah. Iya kan?"



Ahh.. Harus berapa kali lagi jantung Renjun berdenyut nyeri, hatinya pun merasa sakit..



Akhirnya Renjun hanya bisa tersenyum simpul dan mengangguk, juga menahan air matanya agar tidak berjatuhan.



"Ah tapi gue deg-degan banget. Kayaknya jangan nembak dulu deh. Gue juga harus mastiin hati gue. Doain ya Ren!"


Renjun mengangguk lemah untuk yang terakhir, bersamaan dengan perginya Jeno ke kantin yang dia yakini untuk menemui Karina, sang pujaan hati sahabatnya itu..


Tak lama kemudian Renjun tersenyum miris.


Itu berarti..




Perasaannya ke Jeno yang sudah susah payah dia pendam selama 7 tahun akan sia-sia..




• ° ⋆ ° • ° ⋆ ° •




Gue team Renjun tersakiti BWAHAHAHAHAHAHAHA 😭

Iyaaa gue tau utang gue banyak, ada book lain yang belum bener-bener tamat, tapi draft gue kebanyakan ngemis buat dipublish 😭🙏

Btw, lanjut?

#c_jeuni

Friendzone || NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang