6.

1K 71 4
                                    

Minho dan Jisung tidur di kasur yang disediakan rumah sakit, tidak terlalu besar, namun muat untuk mereka berdua.

Jisung menghadap ke Minho.

"Paa.. Kalo mama ngga bangun, aku gimana Pa?" Mata Jisung terlihat berkaca-kaca...

---------------------------------------------------------

"Mama pasti bangun sayang, kita harus terus berdoa buat mama" Minho membawa tubuh Jisung ke dalam dekapannya, sambil mengusap kepala bagian belakangnya.

Kini mereka sudah terbang ke alam mimpi bersama.

Sebelum matahari menyorot jendela rumah sakit, Minho sudah bangun, karena ada pengecekan dari dokter untuk istrinya.

"Gimana dok, keadaan istri saya?"

"Belum ada perubahan sama sekali pak"

Minho hanya mengangguk lesu, Jisung mendengar sayup-sayup suara itu dari tempat ia tidur.

"Pa.. mama gimana?"

Minho menggelengkan kepala dengan senyum kecut di wajahnya.

"Belum ada perkembangan sayang"

Jisung berjalan menuju ranjang sang mama

"Maa, mama kuat, mama pasti bisa lewatin ini, mama harus temenin Jiji wisuda, mama harus bimbing Jiji buat nerusin perusahaan, mama harus liat pacar pertama Jiji nanti, mama harus dampingin Jiji menikah, mama harus sembuh" Jisung tidak bisa menahan air matanya, setiap kali ia menggenggam tangan sang mama.

"Maa, Jiji siap-siap kuliah dulu yaa ma, mama harus sembuh, Jiji sayang mama" Jisung mengusap air matanya lalu berdiri untuk bersiap-siap.

Selesai merapihkan peralatan kuliahnya, Jisung dikejutkan dengan kehadiran tiba-tiba Bi Heenam.

Bi Heenam datang tepat pukul 07.00, membawakan sarapan untuk Minho dan Jisung.

"Bibi, kenapa pagi-pagi udah sampai sini?" Jisung langsung membawakan tentengan yang dibawa Bi Heenam.

"Kan Aden sama Bapak harus sarapan sebelum berangkat kuliah sama kerja, jadi bibi bawain ini" Bi Heenam membukakan roti panggang dan juga susu untuk Minho dan Jisung.

"Bibi ngga perlu repot-repot, kan aku sama papa bisa beli Bi"

"Husss, gapapa den, bibi ngga repot, udah tugas bibi buat jagain Aden" Bi Heenam menuangkan susu ke gelas.

Minho keluar dari kamar mandi dan nampak sudah sangat rapi.

"Bi Heenam, kok udah di sini aja?"

"Iyaa pak, saya bawain sarapan buat bapak sama den Jisung"

"Makasih yaa Bi, udah repot-repot kesini" Minho mendudukan dirinya untuk ikut sarapan dengan Jisung.

"Iya sama-sama pak, sekalian nanti kalo bapak sama den Jisung pergi, saya yang jagain nyonya"

"Makasih yaa Bi" ucap Jisung.

"Bi.. nitip mama yaa Bi" Jisung berpamitan.

"Bi, nitip SoHee ya Bi, saya berangkat dulu.."

"Iyaa Pak, Den, hati-hati di jalan"

Selesai dengan agenda sarapan, Jisung dan Minho berangkat.

"Ji.. bareng papa aja berangkatnya" ajak Minho.

"Engga usah papa, nanti papa kejauhan kalo nganter aku dulu"

"Engga Ji, papa mau ke kantor mama kamu dulu, jadi kita searah"

He is InsaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang