Chapter 11: We're Very Close

900 211 25
                                    

“Hal yang paling tak bisa aku bayangkan dan membuat jantungku menggila adalah nafas hangatmu."
- Just B, YourBie03

XI CHAPTER XI

°°°

Hujan turun perlahan tepat pukul tujuh malam, saat dimana tenda milik Naruto, Sakura dan Sasuke diterangi oleh beberapa lampu. Gerimis kecil itu menimbulkan bau pesing saat bercampur dengan tanah namun aroma daging yang tengah Sasuke panggang jauh lebih harum.

Suara letupan kecil saat daging-daging itu dipanggang terdengar begitu menenangkan bersamaan dengan suara hujan, meningkatkan rasa lapar di perut Naruto dan Sakura yang menatap daging-daging itu hampir tak berkedip.

Sasuke membalikkan potongan-potongan daging itu dengan hati-hati sampai akhirnya daging-daging itu matang dengan sempurna membuat ia mematikan kompor.

Sasuke mengambil sumpit lalu membagikannya kepada Naruto dan Sakura yang sudah tak sabaran namun Sasuke masih menahannya.

Sasuke menarik nafas panjang. "Makan."

Naruto dan Sakura bergerak secara bersamaan, mengambil daging di atas panggang dengan bersemangat, menyuapnya ke dalam mulutnya dan merasakan rasa daging yang dipanggang hingga lembut bercampur soas bbq yang begitu lezat.

"Ah ini benar-benar nikmat!!" ucap Naruto tak percaya, benar-benar menyukai apa yang ia makan.

Sasuke geleng-geleng kepala. "Dasar tukang makan."

"Tapi ini memang enak, apa karena kita lapar seharian? Atau karena udara dingin?" ucap Sakura yang setuju dengan pendapat Naruto dengan beberapa pertanyaan yang mengganggu di benaknya.

"Kau hanya lapar Nona," ledek Sasuke saat ia menyuapi Sakura dengan sepotong daging hangat itu.

Sakura mengunyah daging itu hingga abis sambil menutup mulutnya dengan satu telapak tangannya. "Benarkah?"

Sasuke mendengus pelan saat ia mengusap pucuk kepala Sakura sejenak sebelum ia menyuap sepotong daging ke dalam mulutnya sendiri.

"Cuacanya hujan tapi entah kenapa pemandangan hutan terasa menenangkan," ucap Naruto saat ia melihat air hujan yang turun dari ujung daun.

"Pemandangan di pantai pasti jauh lebih menenangkan," komentar Sakura sambil menopang dagunya.

Sasuke menolehkan kepalanya, menatap Sakura yang sedikit melamun. "Lain kali mau pergi ke pantai?"

"Bolehkah? Pantai cukup jauh," ucap Sakura ketika ia menolehkan kepalanya, bertatapan dengan manik onyx hitam yang menatapnya dengan hangat.

'Aku bisa memberikan apapun yang kau mau,' batin Sasuke saat laki-laki itu tersenyum tipis.

"Bagaimana saat libur akhir semester?" tanya Naruto ketika laki-laki itu kembali menyuap sayur ke dalam mulutnya.

Kali ini Sakura kembali menolehkan kepalanya, menatap Naruto yang sibuk mengunyah makanannya. "Sepertinya itu ide bagus, bagaimana jika mengajak Bunda, Mami dan Papi?"

Naruto berpikir sejenak setelah mendengar tawaran itu. "Hmm... entahlah sepertinya itu sulit, Papi cukup sibuk."

"Ah benar juga," ucap Sakura yang baru teringat pasalnya Papi Naruto memang tergolong orang yang sibuk, ia sering dinas keluar kota bahkan sampai ke pulau yang jauh untuk mengecek cuaca.

High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang