Pagi menyapa, burung-burung berterbangan, dinginnya embun membuat insan semain ingin menyelami dunia mimpi. Suara berisik dari dapir pondok pesantren Tsuroyya semakin terdengar ramai. Para santri abdi mulai menyiapkan sarapan untuk para pencari ilmu. Begitu juga dengan seorang gadis yang bernama Nabila As Syifa yang sedang menanank masi dibantu dengan kang Idris.
Hari ini Syifa terlihat sangat murung, ia baru saja dimarahi umi Khodijah karena bangun sedikit kesiangan. Syufa bertanya pada Hanna "Hanna kamu tadi tidak membangunkanku ya?" ujarnya dengan nada sewot. "tadu sudah aku bangunin kamu fa, tapi kamu saja yang gak bangun-bangun karena kecapean" jawab Hanna dengan santai. Lalu Syifa membentak "bohong kamu na" Hanna hanya bisa tertunduk dan pergi dari Syifa. Setelah masakan matang, pra santri wkatunya sarapan. Syifapun mengambil sarapan, kemudian makan dan langsung pergi ke kamar mandi. Saat Syifa akan melangkah ke arah pintu kamar mandi terlihat Hanna menghampirinya dan mengucapkan maaf "maaf ya Syifa, tadi aku tidak membangunkanmu karena waktu aku bangun umi langsung menyuruhku ke ndalem. Sekali lagi maaf ya Syifa" ucap Hanna dengan raut wajah bersalahnya. "tuhkan! Memang kamu tidak bisa dipercaya Hanna. Kamu sengajakan ke ndalem dulu biar ketemu gus Aminudin?!" Syifa semakin kesal dengan pengakuan Hanna. Hanna hanya bisa diam dan menunduk. Sebenarnya Syifa suka dengan gus Aminudin, tetapi Hanna tak pernah berniat merebutnya. Namun, hanya saja entah mengapa umi lebih suka dengan Hanna.
Persahabatan mereka sebenarnya sudah sejak SMP. Ya begitulah Hanna memang selalu sabar denganSyifa yang pemarah. Hal yang membuat Hanna suka bersahabat dengan Syifa sikap dan sifatnya yang apa adanya dan selalu jujur. Jika dibandingkan memang Syifa lebih pintar dan terampil daripada Hanna. Dalam keadaan apapun Hanna selalu mendukung Syifa. Saat Syifa sedih Hanna akan mendekapnya, karena Syifa sudah seperti keluarga baginya. Bagaikan adik yang harus ia lindungi dan sayangi. Meski begitu Hanna adalah sosok yang jarang mengeluh kepada Syifa.
Lambat laum Syifa jarang berkomunikasi dengan Hanna. Entah mengapa dalam pikiran Hanna "Ya Alla salah apa aku?" batin Hanna. Saat Syifa berkumpul dengan temannya tanpa mengaak Hanna, dari jauh Hanna menangis merasa bingung dan gundah. "Syifa ada masalah ya sama Hanna? Kok jarang bareng lagi" tanya Tasya. "enggak kok, lagi males aja" jawab Syifa. Dalam benak Syifa ia juga merasa bersalah karena sesungguhnya Hanna tak salah hanya salah faham saja. bahkan Hanna tetap membantu Syifa ketika kesusahan. Namun netah mengapa Syifa gengis untuk meminta maaf kepada Hanna.
Hari ini adalah hari menegangkan yaitu ujian bil ghoib 1-10 juz. Dalam benak Syifa " dimana Hanna kok gak ada? Padahal aku mau minta maaf hari ini" batin Syifa. Saat pulang ujian Syifa menyempatkan mampir ke kamar Hanna. Namun Hanna tidak ada dikamarnya. Dia menanyakan keberadaan Hanna ke keamanan, ternyata Hanna sakit dan sedang dirawat di rumah sakit Bayangkara. Sontak Syifa kaget dan meneteskan air mata. Dia langsung izin ke umi untuk pergi menengok Hanna bersama Murta temannya.
Setelah melewati jalannan yang sangat panas, Syifa dan Murta sampai ke rumah sakit dan segera masuk. Melihat keluarga Hanna ada di luar, tepatnya abi dan uminya yang sedang berada di depan ICU dengan raut wajah yang sedih, Syifa segera menghampiri abi dan umi Hanna. Umi sontak memeluk Syifa dengan air mata yang bercucuran. Syifa juga ikut meneteskan air mata. Syifa bertanya-tanya kepada umi "ada apa ummi? Kenapa Hanna sampai masuk ke ICU?" dengan nada yang bergetar dan air mata yang terus mengalir. "Hanna sakit nak. Sebenarnya sudah sejak SMP tetapi Hanna tidak pernah mengeluh ke umi. Hanna berusaha kuat dan tadi pagi umi dikabari kalau Hanna sakit. Umi langsung bawa Hanna ke rumah sakit dan ternyata penyakitnya kambuh" umi tersu memeluk Syifa. Lalu seorang dokter keluar dari ruangan Hanna dan berkata kepada umi dengan raut wajah sedih. "maaf bu, kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tetapi Hanna sudah tenang di alam sana. Sekali lagi saya meminta maaf bu" sontak umi, abi, Syifa, dan Murta menangis dan segera masuk ke ruangan Hanna. Seketika ruangan Hanna dipenuhi dengan suara tangisan. Syifa sangat menyesal karena dia belum sempat meminta maaf kepada Hanna. Setelah beberapa hari yang lalu Syifa menemukan surat pada lemari Hanna dan ternyata itu surat Hanna untuk Syifa yang berisi
Assalamualaikum
Teruntuk Syifa, sahabat terbaikku. Maafkan aku ya fa. Aku terlalu banyak salah sama kamu. Aku sayang sekali sama kamu fa, semoga persahabatan kita sampai akhirat ya fa. Aku sudah maafin kamu kok :)
wassalamualakum
YOU ARE READING
PELUK AKU WAHAI SAHABAT
ContoPagi menyapa, burung-burung berterbangan, dinginnya embun membuat insan semain ingin menyelami dunia mimpi. Suara berisik dari dapir pondok pesantren Tsuroyya semakin terdengar ramai. Para santri abdi mulai menyiapkan sarapan untuk para pencari ilmu...