Cerita ini mengisahkan tentang seorang remaja lelaki yang ingin merasakan apa itu arti 'BAHAGIA'
Namun semesta seakan tidak memihak padanya. Segala luka dan penderitaan ia rasakan secara bertubi-tubi. Sampai pada suatu hari, lelaki tersebut bertemu...
Terlepas dari apapun itu tolong jangan sangkut pautkan dengan cerita ini karna aku emang suka angst dari dulu. Tolong lebih bijak lagi ya dalam komentar juga jangan karna masalah yang terjadi kalian imbaskan semuanya ke koment an 🙏 cerita ku maupun cerita author MG lainnya
Seperti biasa sebelum baca budayakan VOTE & ramaikan KOMENTAR ya biar author semangat terus ❤
Sekian :
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌻 E N J O Y......R E A D I N G 🌻 . . . . . . . . . . . . .
"Euuungh.."
Mew perlahan membuka kedua matanya. Pertama yang ia lihat adalah langit-langit kamar yang tidak asing baginya. Mew gerakkan tubuhnya sedikit, ia merasakan tubuhnya begitu lemas dan ada rasa nyeri pada bagian tangan kanannya.
Sekuat tenaga Mew mencoba untuk beranjak bangun. Mengubah posisi baringnya menjadi duduk. Dan benar saja, Mew berada di kamar atas.
Siapa yang sudah memindahkannya?
Seingat Mew ia tak sadarkan diri setelah memukul meja kaca dengan keras. Detik ini juga, Mew tiba-tiba saja mencium wangi masakan. Seperti wangi nasi goreng yang biasa Gulf buat setiap pagi.
"Ka-kana!"pekik Mew segera turun dari atas kasur.
Lalu, berjalan keluar kamar untuk menemui seseorang yang tengah menyiapkan makanan di dapur.
Setibanya di dapur, Mew dengan langkah pelan mulai mendekati seseorang yang tengah sibuk mencuci piring. Dimata Mew seseorang itu, seperti Gulf. Seseorang yang sangat ia rindukan
"Ka...kana....."panggil Mew dengan suara pelan.
Seseorang itu pun langsung berbalik badan ke belakang."Mew, kamu udah bangun."ucapnya.
Deg!
Detik itu juga Mew sadar bahwa ia hanya berhalusinasi saja. Karna pada kenyataannya, di hadapan Mew bukanlah Gulf melainkan Tu.
"Maaf aku salah panggil."ucap Mew.
Kemudian ia pun langsung duduk di kursi meja makan dengan senyuman hambar di akibatkan oleh halusinasinya barusan.
"Aku ngerti kok."kata Tu berjalan lalu ikut duduk di kursi yang berhadapan dengan Mew.
"Karna kamu udah bangun. Mending kamu langsung sarapan aja, aku bikinin sup ayam sama ada juga nasi goreng. Kamu tinggal pilih mau makan apa?"lanjut Tu seraya menuangkan segelas air untuk Mew minum.