How To Be a Human?

229 69 12
                                    

Chapter 13

Chapter 13

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Sooyoung menoleh, menatap bingung pada Eun Woo tapi kemudian dia tersenyum sambil mencium aroma bunga yang baru saja dia petik dan kumpulkan ditangannya itu. Kemudian sedetik setelahnya dia melempar bunga ditangannya itu. "Wee... Baunya tidak enak, menjijikan!"

Eun Woo tersenyum, selalu merasa lucu dengan apapun yang Sooyoung lakukan. "Tidak semua bunga yang terlihat cantik itu wangi. Dasar ceroboh!"

Sooyoung mengerucutkan bibirnya, imut sekali lalu dia berjalan mendekati Eun Woo, duduk disebelah Eun Woo. Dan karena kursi kayu itu cukup tinggi, kaki-kaki Sooyoung jadi menggantung dipinggiran kursi lalu dia menguncang-uncangkan kaki-kakinya itu. "Eun Woo, apa menurutmu ada suatu cara yang bisa membuat siluman berubah menjadi manusia seutuhnya?" Kepala Sooyoung menoleh, menatap Eun Woo dengan binaran harapan pada mata bulatnya itu.

Sudah Eun Woo katakan kalau salah satu keahlian yang dia miliki adalah membaca pikiran bukan? Jadi tanpa Sooyoung menjelaskan apapun padanya dia bisa mengetahui jalan pikiran rubah kecil yang polos itu. Eun Woo berkedip, mengamati wajah Sooyoung. "Kenapa? Bukankah sekitar lima hari yang lalu kau menangis karena manusia itu?"

"Oh!" Sooyoung menutup mulutnya sendiri, merasa kaget tapi juga tidak begitu kaget setelah dia ingat soal Eun Woo yang bisa membaca pikiran siapapun yang ingin dia baca pikirannya itu. Siapapun, termasuk dirinya! Sooyoung meluruskan kepalanya, melirik kaki-kakinya yang masih dia goyang-goyangkan itu. "Memang aku menangis malam itu karena dia. Tapi karena dia juga ekorku tidak bisa aku sembunyikan selama lima hari ini." Lagi, Sooyoung menoleh, tersenyum pada Eun Woo yang masih memerhatikannya lalu dia menambahkan. "Kau tahukan kalau ekorku tidak akan bisa disembunyikan kalau aku merasa sangat senang ataupun sangat sedih? Dan malam itu, aku sangat sangat sangat sangat senang makanya aku tidak bisa keluar kemana-mana lima hari ini. Ekor-ekorku tidak bisa disembunyikan!"

"Dan karena itu kau ke sini hari ini!" Eun Woo memalingkan wajahnya, menatap ke arah depan sambil menambahkan. "Karena kesenangan sesaat yang kau dapat malam itu makanya kau kesini hari ini, menanyakan hal konyol itu bukan?"

Sooyoung melompat turun, berdiri dihadapan Eun Woo sambil bertolak pinggang. "Itu bukan kesenangan sesaat! Dan lagi, pertanyaanku itu tidak konyol! Di sini, semua orang yang bertemu denganku tidak mengejek ku, tidak memberi tatapan mengolok-olok karena ekorku yang hanya delapan ini. Bahkan semua orang menatapku dengan pandangan kagum seolah-olah aku ini sangat istimewa. Jadi, apa masalahnya kalau aku ingin tinggal di sini dan menjadi manusia?"

Eun Woo memejamkan sepasang matanya sesaat, mengatur pikirannya untuk tidak menerawang pikiran Sooyoung kemudian dia menatap Sooyoung penuh kelembutan saat mencoba menjelaskan. "Itu karena baru seminggu lebih kau hidup disini. Kau akan mengetahui banyak hal yang lebih buruk nantinya, percayalah! Dimanapun kita berada, akan selalu ada hambatan karena kehidupan tidak akan bisa berjalan mulus terus-menerus. Dan karena itulah, setidaknya kau harus mencob-"

The Story About  the Eight Tails FoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang