Aku menerima saran dan kritikan, kalian bisa komentar apapun tentang cerita ini.
~ HAPPY READING ~
****
Gadis kecil memakai seragam biru dan dasi kupu-kupu di lehernya itu sedang duduk disebuah ayunan, gadis itu melihat teman-temannya dijemput oleh Ibu masing-masing, gadis itu menunduk menahan tangis. Gadis kecil itu membayangkan diantar jemput oleh seorang ibu, bagaimana rasanya? Melihat bahwa teman-temannya sangat senang ketika ibu masing-masing datang menjemput, selebih lagi mencium kening dan menggendong anak-anak itu.
"Naya" panggil seseorang membuat Naya mendongak melihat siapa yang memanggil namanya.
Jihan berdiri tepat didepan Naya, cewek itu tersenyum tulus kearah Naya, lalu Jihan berjongkok menyamakan tingginya.
"Kak Jihan!" Naya langsung memeluk tubuh Jihan dengan erat, gadis itu menangis.
Jihan merasa bersalah karena datang terlambat, tadi ia harus mengisi bensin terlebih dahulu mengingat bensin mobilnya tidak mencukupi, Jihan mengelus punggung Naya yang bergetar.
"Maafin kakak ya, tadi Kak Jihan harus ngisi bensin dulu."
"Naya nangis bukan karena itu."
Naya melepas pelukannya, lalu menatap Jihan sendu "Naya tadi diejek, temen Naya selalu bilang kalau Naya nggak punya Mama."
Jihan pikir Naya menangis karena ia datang terlambat, ternyata tidak "Jangan dengerin kata mereka, Naya masih punya Papa, Oma sama Kak Jihan."
"Naya boleh panggil Kak Jihan, Mama?"
Jihan mengusap air mata Naya, cewek itu terlihat prihatin dengan kondisi Naya, kasian sekali bahkan temannya berbicara tidak pantas untuk didengar. Jihan mengerti perasaan Naya.
"Boleh kok, Naya bisa panggil Kak Jihan Mama. Jangan nangis lagi ya." Ucap Jihan mengelus pipi mungil milik Naya.
Naya tersenyum lebar, terlihat sangat lucu dan manis. Naya memeluk tubuh Jihan erat-erat seperti tidak mau melepaskan "Naya sayang sama Mama!"
Dalam perjalanan pulang, Naya terus saja tersenyum. Jihan juga ikut tersenyum melihat keadaan Naya yang sudah membaik. Jihan bersumpah tidak akan membiarkan gadis malang itu menangis lagi, ia akan membuat Naya tersenyum lebar seperti ini, walaupun memang mereka tidak memiliki hubungan apapun, tapi Jihan sangat menyayangi Naya.
"Naya mau mampir ke kantor Kakek?" Tanya Jihan, Kakek yang dimaksud adalah Yudha.
Naya menoleh masih dengan senyumannya itu, lalu ia mengangguk antusias "Naya mau Ma, Naya juga udah lama nggak ketemu Kakek!"
Jihan tersenyum mengelus rambut Naya, lalu memfokuskan diri untuk menyetir mobilnya.
Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, mereka akhirnya sampai juga. Cewek itu berjalan mengandeng tangan Naya, mereka menaiki lift sampai ruangan Yudha.
"Eh Mbak Jihan" sapa Fahri yang diduga sekertaris Yudha.
Jihan menoleh, ia lalu tersenyum mengangapi "Selamat siang Pak Fahri."
"Siang juga Mbak Jihan, pasti Mbak Jihan kesini mau ketemu Pak Yudha ya"
"Nggak Pak, saya cuma gabut aja, makanya saya iseng kesini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Keren Suami Idaman (Selesai)
RomanceDewanta Pancaloka adalah seorang Duda anak satu, yang memiliki putri bernama Nayanda Anastasia. Dewa memilih untuk menduda selama 5 tahun karena ia masih merasa kehilangan semenjak kepergian istrinya, saat melahirkan Naya, bahkan kedua orang tuanya...