𝟒𝟎: Jennie Blair

367 53 9
                                    

Rosé mulai merasa agak iba pada Jaehyun karena dia benar, dan Rosé bahkan tidak bisa berbohong mengatakan itu tidak benar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rosé mulai merasa agak iba pada Jaehyun karena dia benar, dan Rosé bahkan tidak bisa berbohong mengatakan itu tidak benar. Jaehyun Kim dipandang sebagai salah satu keluarga Kim yang lebih lemah—pria yang mudah diajak bergaul, tetapi tidak menimbulkan kekaguman pada semua orang yang ditemuinya.

"Dan satu-satunya orang." Jaehyun melanjutkan. "Yang kurasa pasti lebih peduli padaku daripada kakakku adalah Mina. Dia milikku." Suaranya parau oleh rasa kepemilikan. "Dia sudah menjadi milikku sejak kami pertama bertemu di sebuah pesta remaja konyol pada usia belasan tahun. Saat Mina memandangku." Katanya serak. "Dia tidak melihat orang lain selain diriku. Tapi sayangnya itu tak berakhir lama." Tambahnya. "Pada akhirnya, Mina pun mengkhianatiku dengan menyukai Jimin." Ia tersenyum sinis. "Sungguh konyol, bukan?"

Perasaan Rosé serasa diremas-remas oleh penjelasan yang pedih karena tak peduli apapun yang telah Jaehyun lakukan padanya. Ia bisa memahami apa artinya pengkhianatan dan betapa menyakitkannya pengkhianatan itu.

"Dan Jimin tentu saja tidak pernah sedikitpun memandang ataupun melirik Mina. Hatinya sekeras batu. Hatinya juga tidak gampang disinggahi oleh nama seorang wanita satupun."

Kepala Rosé tersentak, matanya membelalak tak percaya ke arah tengkuk Jaehyun.

"Sebenarnya, kakak polosku itu tidak mau melakukan itu terhadapku." Jaehyun mengaku tanpa memahami apa yang dipikirkan Rosé. "Aku sudah terbiasa menyalahkan Jimin atas setiap kegagalan dalam hidupku. Tapi begitu bodohnya aku sampai-sampai tidak terpikir olehku bahwa Jimin-lah satu-satunya orang yang benar-benar menyayangiku. Benar-benar peduli padaku dan perasaanku. Dia juga tidak pernah mengkhianatiku."

Rosé terdiam. Ia sedikit tertarik mendengarkan cerita masa lalu Kim bersaudara karena ternyata Jaehyun memandang saudara lelakinya sebagai kesatria berhati mulia.

"Tapi sebelum aku sempat menyadari semua ini, kau muncul." Lanjutnya. "Denganmu, aku melihat peluang untuk membuat Jimin terluka seperti aku yakin dia telah membuatku terluka. Dan aku minta maaf, Rosé." Akhirnya Jaehyun berbalik ke arah Rosé. "Tapi aku melakukannya tanpa berpikir memikirkan bagaimana tindakanku akan menyakitimu." Ia menghela napas. "Sampai akhirnya sudah terlambat untuk melakukan apapun."

"Aku?" Rosé mengerutkan dahi karena bingung, benar-benar tidak mengerti arah pembicaraan ini. "Tapi mengapa kau berpikir aku bisa memberimu kekuatan untuk melukai Jimin?"

Jaehyun mengernyit, seolah-olah ia heran dengan pertanyaan mantannya itu. "Kami semua bisa melihatnya, Rosé." Katanya, seakan itu menjadikan segalanya lebih jelas. "Waktu kami menabrakmu, belasan pasang mata termasuk aku." Jedanya. "Kami semua berdiri di sana dan tertegun telah menyaksikan pemimpin hebat Kim Corporation—lelaki yang dipuja oleh semua kaum wanita yang mengenalnya, telah jatuh cinta kepada sekretaris yang baru beberapa bulan bekerja dan berpenampilan biasa."

Jaehyun tersenyum muram, sementara Rosé perlahan bangkit berdiri saat rencana pembalasan mengerikan Jaehyun terhadap saudaranya mulai terbentuk di kepalanya.

TOUCHING YOUR HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang