7. beli unit udah kayak beli kerupuk

11 3 0
                                    

"lo tau gak?" haechan colek bahu jaemin.

"enggak!" lantang jaemin yang lagi duduk ngemper sama temen-temen yang lain di pelataran masjid.

"gue belum ngomong apa-apa ya!" amuk haechan menggeplak bahu jaemin.

jaemin terkekeh. lantas menatap teman sebayanya itu lebih fokus.

"tau gak lo kalo orang yang mukanya jelek tuh biasanya disukain sama setan!" kata haechan.

jaemin mengerut dahi. "lah? ya terus kenapa?"

"ya kenapa orang jelek doang yang disukain setan?"

jaemin semakin menukikan kedua alisnya. "ya emangnya orang ganteng mesti disukain juga? tapi menurut lo gue ganteng atau jelek?"

"jelek," tawa menggelegar bersumber dari pita suara haechan. menimbulkan senyum mematikan dari jaemin.

lantas lelaki bertopi dibalik itu menempelkan badannya semakin lengket denban haechan. membuat si lawan bicaranya itu mengheran. "lo kan suka sama gue. berarti lo setannya dong? unchhhhh..."

haechan mendorong keras badan jaemin hingga lelaki itu tertubruk dengan bahu keras jeno.

"kasar banget sih, sayang!" jaemin merajuk seolah-olah sedang ngambek ke pacarnya.

"anjing lo! gue normal sat!" hardik haechan terus berusaha menjauhkan tubuh jaemin dari jangkauannya.

baik, biarkan mereka berantem. itu udah hal yang biasa. tapi coba liat, siapa tuh yang baru dateng bareng sama bang doyoung dan koeun?

oh... haerin. tapi bentar! ada yang lain lagi deh perasaan. siapa sih mereka? kok gayanya gak kayak anak komplek kwangya?

"itu siapa?" jisung menyenggol bahu lami.

"gak tau," jawab lami, nyaris seperti berisik. mata semua orang di sana tertuju kepada langkah beberapa orang di depan sana yang sedang berjalan mendekat. sampai kemudian berdiri di depan para anggota kartun yang sudah berkumpul.

"siapa bang?" tunjuk jaemin menggunakan tatapan matanya.

"jaem, bahkan gue baru aja sampe dan lo udah nanya gitu? gak ada basa-basi banget!" sungut doyoung.

"kepo, bang, hehe," jawab jaemin sambil cengengesan.

"ya udah sekalian aja deh langsung ke intinya..." doyoung memposisikan berdirinya dengan baik. "jadi guys, kenalin ini temen-temennya haerin. mereka ke sini berniat untuk gabung sama kita,"

"bang!" jeno mengacung.

"kenapa, jen?" tanya doyoung.

"emang boleh nerima anggota baru di luar dari komplek ini? kayaknya gak etis deh nerima orang asing gitu aja," jeno menatap satu persatu orang-orang baru itu.

baru saja doyoung membuka mulut, karina sudah lebih dulu menyergah. "emangnya SOPnya harus punya rumah di perumahan ini kah? oke, gampang, i bisa beli salah satu unit di komplek ini. hari ini juga," katanya yang membuat semua orang melongo, kecuali gengnya karina itu.

"ya udah, beli aja sana."

jeno menjabani keangkuhan karina.

dan benar saja, karina mengangkat ponselnya seusai mendial suatu nomor di ponselnya.

"dad, i mau beli rumah di komplek kwangya. 4 ya, 1 buat i, sisanya buat temen-temen i," setelahnya, karina mengakhiri sambungan telepon itu.

"udah kan? i sama temen-temen i yang lain udah boleh resmi diterima jadi kartun dong?" katanya, menatap satu persatu wajah teman-teman barunya.

"wow... edan gini euy," gumam haechan seraya bertepuk tangan. tanpa dia sadari, kalo ada satu cewek paling ujung di samping haerin ada cewek yang waktu kemarin ngechat dia mau beli galon. yang secara enggak langsung udah digombalin sama haechan.

-----to be continued-----

Mickey Mouse Club Edisi RamadhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang