CHAPTER 16

5K 305 0
                                    


Shane terbangun dari tidurnya.

Akhir - akhir ini tidurnya tidak nyenyak terutama selama ia mulai mengikuti kegiatan ayahnya itu. Dengan terpaksa ia ikut dalam rapat - rapat penting yang bahkan Shane sendiri tidak tahu apa yang dibahas.

Ia merasa akan gila karena ponselnya pun disita oleh ayahnya itu.

Shane belum memberitahu Jull dan Ed bahkan Camille. Pikirannya tertuju pada gadis itu.

Apa ia merindukanku? Apa dia tidak mencari tahu tentangku? Apa dia sedang kesal saat ini karena kutinggalkan seperti ini? Shane bertanya - tanya.

Lamunannya itu pun buyar saat mendengar ketukan di pintu kamarnya.

Dengan malas ia berdiri dan membukanya. Ternyata Olive sudah berdiri berpakaian rapi.

"Ahh apalagi hari ini? Masih pagi buta begini sudah ada rapat?"

Keluhnya.

"Tidak, aku akan pulang hari ini. Dan kau, baru boleh besok. Teruslah berdiri disana sampai ada seorang gadis melihatmu bertelanjang dada seperti itu dengan liur di sekeliling wajahmu" Olive langsung menerobos masuk.

Shane langsung memegangi pipinya lalu mendengus kesal. Ia tutup pintu lalu menyusul Olive masuk.

"Bolehkah aku kabur dari sini bersamamu? Aku tidak tahan begini terus. Belum waktunya aku mengerti bisnis ini, kau tahu itu" Olive tidak menjawab.

Ia merogoh tasnya dan melemparkan ponsel adiknya itu. Shane langsung terbelalak dan mengambilnya.

"Astaga! Terimakasih! Aku hampir gila tanpa barang ini. Kau mengerti keadaanku sekali" Shane langsung menyalakan ponselnya dan segera mengecek panggilan atau pesan masuknya.

Dari seluruhnya, tidak ada panggilan Camille atau pesan darinya. Semua berasal dari Jullian dan Edwin. Ada sedikit kekecewaan di wajah laki - laki itu.

"Ambillah, aku tadi mencurinya dari kamar Dad. Hubungi kekasihmu, ia pasti sedang mengkhawatirkanmu sekarang. Tunggu, apa kau sudah menemukan cinta pertama mu?"
"Hmm. Sudahlah aku sedang tidak ingin membahasnya sekarang" balas Shane datar.

"Baiklah, dan ini. Ambil isinya. Aku sudah memindahkan isinya pada dompetku yang satu lagi" Olive memberi dompetnya pada Shane.

"Terimakasih, kau baik sekali" jawab Shane yang sudah melihat kakaknya itu berdiri menuju pintu.

"Hati - hati" tambahnya.

"Ya. Tenang saja, sudah tidak ada rapat lagi hari ini. Kau hanya perlu istirahat"

"Hmm"

***

Hari ini Camille pergi ke sekolahnya hanya untuk mengembalikan buku di perpustakaan.

Setelah itu ia berniat untuk mengunjungi tante Abby.

Sampainya di sekolah, ia langsung berjalan menuju perpustakaan. Seperti biasa ia menempelkan ID Cardnya di scanner. Tapi mesin itu tidak berfungsi.

Petugas yang tidak jauh berdiri darinya itu langsung mengarahkan untuk mengisi data manual di buku yang sudah disediakan.

Camille mengisi data tersebut.

Saat sedang menuliskan namanya, ia teringat Shane. Waktu itu ia memanggilnya dan meminta untuk menuliskan namanya disana.

Seketika Camille langsung menoleh ke belakang, tetapi laki - laki itu tidak sedang berdiri di sana.

Ia sedikit merindukan Shane. Walaupun sifatnya yang suka membentak, tetapi itulah ciri khasnya.

Camille senang dibentak - bentak olehnya. Karena bentakan Shane bukanlah menandakan kalau dia sedang marah, tetapi memang begitulah cara berbicaranya.

PAYBACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang