BAB 41

8.9K 551 8
                                    

Seperti hari-hari sekolah biasanya, kantin pasti penuh oleh lautan manusia yang kelaparan. Dan Esya adalah satu dari banyaknya buliran air lautan manusia itu.

"Dah lama gue gak makan di kantin." Ucap gadis tersebut setelah mendudukkan tubuhnya di salah satu bangku kantin yang muat untuk 6 orang.

"Lo nya sibuk ngilang sih." Balas Lenci menyindir.

"Ungkit lagi aja terus, gue doain lo gak bisa ketemu sama Kak Geo lagi." Ucap Esya yang langsung mendapat tatapan tajam dari Geo.

"Hehe, peace Kak. Bercandaa~" Esya berucap dengan tangan kanan menunjukkan jari telunjuk dan jari tengahnya sehingga seperti membentuk huruf V.

Sedangkan Lenci hanya tertawa kecil menatap Esya yang kelihatan gugup. Perbincangan antara Esya dan Lenci terhenti kala ketiga sahabat Geo datang, siapa lagi kalau bukan Si Kembar Andreaxa juga Stevan.

"Lagi makan apa, Sya?" Tanya Alvano tetiba.

"Ya?" Tentu Esya kaget bukan main kala mendengar suara lembut dari Alvano.

Ia tentu dapat membedakan antara Alvano dan Elvano. Dari potongan rambut mereka saja sudah berbeda, jika Alvano terkesan keren dan rapi maka Elvano lebih terkesan urakan tetapi tetap keren.

"Kamu lagi makan apa, Sya?" Kini giliran Elvano yang berucap memperjelas pertanyaan Alvano.

Ini gue lagi mimpi pa gimana sih? Mereka nanyain gue lagi makan apa? Terus-terus itu kenapa pakai kata 'Sya' juga sih? Kesannya mereka bener-bener sayang ma gue, Batin Esya tak percaya.

"O-oh ini lagi makan nasgor sama bakwan goreng." Jawab Esya akhirnya sembari tersenyum canggung.

Ketika melihat ke arah ketiga orang lainnya di meja tersebut, ternyata mereka juga nampak sedikit terkejut akan perubahan si kembar. Ah, kini si kembar Andreaxa duduk di kanan kiri Esya.

Sedangkan Lenci duduk berhadapan langsung dengan Esya, Geo di sebelah kanannya juga Stevan di sebelah kirinya. Tapi tak lama Stevan duduk, Geo meminta Lenci untuk berpindah tempat dengannya.

"Si Bos posesif amat dah ma mbak pacar." Kata Stevan menyindir halus.

"Berisik." Satu kata terkenal milik Geo akhirnya muncul di permukaan.

Saat Esya mau meminum susu kotak yang tadi diambilnya, ia cemberut karena ternyata dirinya salah mengambil varian rasa. Esya malah mengambil susu rasa strawberry yang sangat dibencinya dan tentu jika ia meminumnya bisa dipastikan ruam-ruam merah akan hadir di tubuhnya.

"Yah, salah ambil." Gumam Esya murung.

"Nih, tukar ma punya Bang El aja. Kamu suka rasa coklat, kan?" Ucap El sembari menunjukkan susu kotaknya yang bervarian rasa coklat.

"Gak papa nih?" Tanya Esya memastikan.

"Iya, nih diminum ya." Ucap El sembari memberikan susu kotaknya dan mengambil susu kotak Esya.

"Makasih." Tanpa melihat Elvano, Esya memilih menundukkan kepalanya untuk menancapkan sedotan pada susu kotak rasa coklat tersebut.

Yang tak diketahuinya, ialah kedua sudut bibirnya secara tak sengaja tertarik ke atas membentuk lengkungan cantik nan manis. Begitu pula Elvano yang hanya menganggukkan kepalanya dengan senyum tipis yang hadir.

Dan suasana canggung tadi seakan tak pernah hadir diantara mereka, dengan santainya mereka berbicara satu sama lain. Bahkan Esya tak malu lagi untuk menunjukkan senyum indahnya.

"Stevan." Panggil Geo tetiba yang hanya ditanggapi gumaman karena Stevan sedang mengunyah makanannya.

"Ganti crush lo. Abang gue suka ma dia." Ucap Geo dengan santainya tanpa tau kalau ucapannya membuat Stevan langsung tersedak.

Esya {end}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang