Jennie kembali mengalungkan tanganya pada leher Jisoo membuat Jisoo kembali mengangkat kepala nya untuk menatap netra Coklatnya dengan dalam, jelas matanya dipenuhi ketidakpercayaan.
"Apa?" Tanya Jennie dengan senyum kemenangan yang tidak pernah hilang dari bibirnya dan Matanya balas menatap mata hitam Jisoo.
Jisoo hanya bisa menghela napas. Dia mengambil tangan Jennie yang mengantung di lehernya, melepaskan nya dan kembali menegakan tubuhnya. "Caramu Curang, Unnie."
" Curang? Mana nya yang curang, Chu?" Tanya Jennie dengan polos.
Jisoo mengernyit dengan tidak suka saat mendengar ucapan Jennie. "Jangan panggil aku seperti itu." Ucap Jisoo dengan nada memperingatkan. "Pokoknya, caramu tidak bisa diterima! Mencium seseorang secara tiba-tiba namanya pelecehan kau tau!"
"Pelecehan?" Jennie tertawa kecil. Dia Melipat tangan nya didepan dada, masih bersandar pada pintu. "Mana ada orang yang dilecehkan membalas ciuman bahkan lebih kasar lagi?"
Pipi Jisoo berubah merah. Dia mengalihkan pandangan nya kearah lain. Tidak berani menatap Jennie yang terlihat sedikit menantang didepanya "Ehem..," Jisoo berdehem gugup. "A-aku lapar, Ayo makan Unnie. Keburu dingin"
Jennie terkekeh saat Jisoo memilih untuk mengalihkan topik. Namun, Jennie tidak bergerak saat mendengar Jisoo, Dia tetap diam sambil menatap Jisoo intens. Penampilan Jisoo yang malu dengan pipi yang memerah terlihat lucu dimata Jennie membuatnya ingin mencium Jisoo lagi.
"Cium aku dulu" Ucap Jennie setelah keheningan sesaat.
"Apa?!" Jisoo jelas kaget dengan perkataan Jennie yang tiba-tiba. "Aku tidak mau!" Tolak Jisoo cepat.
"Ini keinginan bayinya" Jennie kembali berkata kali ini membuat Jisoo menatapnya dengan penuh curiga. "Jika tidak mau, Aku–maksudku bayinya tidak mau makan"
"Jangan bohong!"
"Terserah, jika tidak percaya" Jennie mengangkat bahunya acuh. "Sabar ya, baby. Daddy mu memang tidak pengertian. Dia bilang kau prioritas nya sekarang. Tapi, keinginanmu saja tidak dipenuhi, Ckckck. Kita makan besok pagi saja" Ucap Jennie sambil berbalik masuk ke dalam kamar nya.
Brak!
Jisoo menggebrak pintu dibelakang Jennie membuatnya sedikit kaget. Tangannya terulur menghalangi Jennie untuk kembali bergerak ke dalam kamar. Senyum kemenangan muncul dibibir Jennie. Dia kemudian memasang wajah pura-pura bingungnya pada Jisoo.
"Apa?" Tanya Jennie sambil berbalik menghadap Jisoo lagi.
Cup!
Tanpa banyak bicara, Jisoo mengecup bibir Jennie cepat. Dia lalu menjauh mengambil jarak secepat mungkin dari Jennie sambil menatap sebal kearah Jennie yang terkekeh kecil didepanya.
"Sudahkan? Ayo makan."
Jisoo segera mengandeng tangan Jennie untuk bergerak ke dapur dengan wajah yang cemberut. Jennie mengikutinya dengan tawa kecil, dia gemas dengan tingkah Jisoo di depan nya.
"Chu?" Panggil Jennie setelah puas menertawakan Jisoo. Jisoo sendiri bahkan tidak tau apa yang lucu darinya.
"Jangan panggil aku seperti itu! Ini Jisoo! Kim jisoo untukmu!" Tekan Jisoo lagi. Dia kemudian melepaskan tangan Jennie saat mereka tiba di dapur. "Untung saja makananya belum dingin." Gumam Jisoo selanjutnya.
Jisoo menarik kursi untuk Jennie duduk dan mengambilkan Nasi di piringnya. Hatinya kembali berbunga saat melihat perhatian yang diberikan Jisoo untuknya lagi. Jennie tidak tau, bagaimana Jisoo bisa melayaninya dengan tampang yang cemberut seperti itu. Tapi, yah... Dia menyukai Jisoo yang memutar matanya malas sambil memberikan susu ibu hamil kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby's Daddy
FanfictionRATE MATURE!!! Tidak disaran kan di bawah jembatan apalagi umur ok?! crita agak aneh, tapi moga kalian suka!! SEMUA RESIKO DITANGGUNG PEMBACA, YAKALI DIBAGI SAMA AUTHOR! KALO VOTE NYA BISA LAH DI BAGI! **************** Yang Jennie ingat hanya waj...