"Siapa yg melakukan ini?"-Sena
"Scoups..."-Jeonghan
"Kenapa?"
"Karena aku menemui mu."
"Pacarmu pasti cemburu."
"Dia cemburu dengan segala sesuatu yg membuatnya jauh dari ku."
"Aku belum pernah melihat cinta yg sebanyak itu. Maksudku, di hubungan aneh kalian."
"Ini tidak aneh, bahkan sudah lumrah. Cuma kau saja yg baru tahu."
"Baik, kita cukupkan sampai disini. Ayo sini, aku kompres dulu lebam nya."
Jeonghan mendekatkan wajahnya ke arah Sena. Sena mengambil kompres yg sudah diisi es. Perlahan tapi pasti, Sena mengompres lebam di pipi Jeonghan.
"Shh ahh..."
"Tahan sedikit han..."
"Ahhh...pelan pelan"
"Aku sudah pelan, kau saja yg lemah"
"Shh...aw..ahhh"
Jun dan Wonwoo yg menguping di balik pintu kamar Sena menutup mulut mereka ketika mendengar desahan Jeonghan.
"Lebih baik kita pergi dari sini, sebelum ada sesuatu yg bangun di bawah sana."-Jun
"Dih, masak lu denger desahan cowok punya lu bisa ereksi?"-Wonwoo
"Hey, dalam permainan cowok nya juga desah. Apalagi Jeonghan itu kan pihak bawah, pasti dia yg ditusuk."-Jun
"Sok tau banget lu. Kali aja Sena lagi ngobatin Jeonghan. Lu liat kan wajahnya lebam gitu."-Wonwoo
"Tapi, kenapa malah ada suara desahan? Hayo? Mau jawab apa lagi lu?"-Jun
"Dahlah, gue balik aja. Kalau bangun, noh di kamar mandi aja sama sabun."-Wonwoo
"Sialan lu!!"-Jun
Jun akhirnya mengikuti Wonwoo kembali ke ruang tamu.
"Sena..."
"Iya han?"
"Kau masih marah?"
"Tidak"
"Serius?"
"Iya, aku serius"
"Kalau gitu, malam minggu kita ngedate."
"Ngedate? Kemana?"
"Ikut aja, aku yg traktir"
"Baiklah."
Pandangan mereka berdua saling bertemu. Mereka pun larut dalam kontak mata yg begitu dalam. Perlahan tangan Sena yg sedari tadi mengompres pipi Jeonghan di tahan oleh tangan yg penuh dengan hiasan veins.
"Ini saat yg tepat. Semoga ini berhasil." batin Sena
Tangan mereka bertautan. Wajah Sena mulai mendekat ke wajah Jeonghan. Jeonghan sedikit memundurkan kepalanya. Namun sayang, badannya terhimpit oleh kasur dan ia tidak bisa menghindari Sena. Karena Jeonghan menjauhinya, Sena dengan cepat mencium kilat bibir Jeonghan. Setelah melakukan aksinya, Sena tersenyum puas lalu mengelus pipi Jeonghan yg memerah karena aksinya.
"Itu langkah pertama han. Bagaimana rasanya? Berbeda bukan?"-Sena
Jeonghan hanya diam dan mematung. Ia merasakan kejutan seperti listrik kecil saat Sena mengecup bibirnya sekilas.
"Apa itu tadi? Dia benar. Rasanya beda. Bahkan, aku ingin melakukan nya lagi." Banti Jeonghan
Kali ini keadaan berbalik, Jeonghan menarik tengkuk Sena lalu mengecup bibir wanita itu. Sena agak sedikit tersentak dan tidak menggerakkan bibirnya. Sena biarkan bibir Jeonghan menempel beberapa detik sampai akhirnya ia memberanikan diri membuka bibirnya lalu menggulum bibir bawah Jeonghan. Jeonghan pun mengikuti permainan Sena dengan menghisap lembut bibir atas Sena
"Kau menyukai nya kan? Meskipun kau seorang penyuka sesama jenis, setidaknya mencium seorang wanita akan terasa lebih nikmat bukan.."Batin Sena
"Apa yg dia lakukan? Kenapa dia melakukan hal ini? Dan perasaan apa ini? Badanku mulai panas"batin Jeonghan
Karena mulai merasakan keanehan dalam dirinya, Jeonghan melepas tautan bibir nya dengan Sena. Nafas Sena sedikit sesak karena permainan nya sendiri. Begitu pula Jeonghan, ia menarik nafas panjang seakan oksigen dalam tubuhnya sudah menipis.
"Kau, siapa yg mengajari mu?"-Jeonghan
"Aku pernah berciuman dengan mantan kekasihku. Bahkan kau yg sudah punya pacar masih sangat kaku."-Sena
Mereka berdua tertawa lalu mengusap sisa saliva di bibir masing masing. Setelah nafas Sena kembali netral, ia membereskan alat kompres dan bersiap kembali ke dapur.
"Sena..."
"Iya? Ada yg bisa ku bantu?"
"Rasanya manis."
"Tentu saja, bibirku memang manis dan akan membuatmu candu. Percayalah."
Setelah mengatakan itu, Sena keluar dai kamarnya. Di depan pintu kamar ia menutup wajahnya sambil memegang bibirnya sendiri.
"Gue emang pernah ciuman, tapi tidak sebrutal itu. Oke tenang Sena, ini demi Jeonghan."
Ia pun bergegas ke dapur untuk menaruh alat kompres. Saat melewati ruang tamu, ia melihat kedua sepupunya sedang tertidur pulas.
"Alah, ngakunya mau jagain. Eh, jaga di dunia mimpi maksud nya." Kata Sena sambil mengelus kepala kedua sepupunya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to Straight
Random"Sena, tolong bantu ibu" "Apa yg bisa saya bantu?" "Tolong ajak Jeonghan pulang." "Saya akan berusaha. Berikan saya waktu untuk meyakinkan Jeonghan." "Terimakasih. Ibu percaya sama kamu." *genre bxg tapi ada beberapa adegan bxb. tidak disarankan unt...