chapter 4

170 26 0
                                    

" Minum dulu,heum", Seok jin mengangguk lalu mengambil gelas cup berisi kopi itu. Sejin merasa iba, tadinya ia mau menjenguk Yoongi namun karena tak sengaja mendengar suara teriak Seok jin akhirnya ia memilih pergi ke sana dan menemukan Seok jin duduk meringkuk di bawah pohon.

Sejin merasa Dejavu, membuat nya kembali ingat pada sosok Namjoon yang di temukan termenung di bangku taman.

" Bagaimana kau bisa menemukan ku Hyung?", Tanya Seok jin membuka suara. Saat ini mereka berada di kantin rumah sakit. Sejin Hanya mengedipkan bahunya.

" Hanya insting seorang manager saja", mendengar itu Seok jin hanya diam lalu kembali meminum minuman nya.

Sejin semakin merasa sedih, Seok jin tampak menyedihkan dengan mata sedikit bengkak dan menghitam. Ditambah tubuhnya yang semakin lama semakin mengurus.

Pipi pria itu tampak lebih tirus tidak berisi, dan rona wajahnya memucat.

" Bagaimana kondisi mu,jin?", Seok jin terdiam sejenak. Ia menghela nafas sesaat lalu menjawab pertanyaan sejin.

" A-aku baik Hyung"

" Benarkah? Dari yang ku lihat sekarang jawaban mu tidak mewakilinya"

" Jika sudah tahu, kau tidak perlu menanyakan nya Hyung", sahut Seok jin ketus lalu meneguk minuman nya hingga setengah.

Sejin terkekeh kecil, ia jadi ingat dulu ia juga mengajukan pertanyaan yang sama namun dengan berbeda respon. Entah kenapa, ia jadi rindu akan sosok Namjoon sekarang.

" Mengapa kau tertawa hyung? Apa aku terlihat lucu?"

" Tidak, bukan begitu. Hanya saja karena mu aku jadi mengingat namjoon", jawab sejin.

" Kau tahu jin? Aku juga menemukan namjoon dalam keadaan yang sama di bangku taman dulu. Huh! Dia bingung akan apa yang harus ia lakukan apalagi saat itu hoseok tengah buta dan kau sakit keras"

" Namjoon juga menangis, dan dari situ aku melihat kerapuhan nya yang belum pernah ku lihat sebelumnya", lanjut sejin dengan nada sendu.

Seok jin kembali menerawang masa lalu, namjoon yang merupakan adik sekaligus leader grup Bangtan. Seok jin bisa rasakan tanggung jawab yang ditanggung leader itu sekarang.

Menjadi pilar untuk para member bukan hal yang mudah. Menguatkan para member dan membantu mereka untuk bangkit lagi. Seok jin mengerti sekarang dengan apa yang namjoon hadapi saat itu.

Bahkan ia dengan bodohnya membuat leader itu berjanji menyembunyikan penyakitnya dari pada member dan membuat beban yang ditanggung leader itu semakin berat.

Seok jin menjadi mengerti, mungkin karena alasan penyesalan yang dikarenakan koma nya dulu namjoon membongkar penyakit yang tengah diidapnya.

Kini sang leader sudah berpulang, melepaskan semua bebannya dan pergi.

Seok jin merasa tidak sanggup, tapi apa yang harus ia lakukan? Ia yang tertua, ialah pengganti namjoon sekarang.

Apalagi saat ini ia juga dihadapkan dengan kondisi Yoongi dan Tae Hyung yang semakin memburuk saja.

" Sejin Hyung, menurut mu apakah semua akan baik-baik saja?", Tanya Seok jin dengan mata berkaca-kaca, sejin yang melihatnya merasa miris.

" Selama kau kuat, keadaan akan baik-baik saja "

" Tapi aku tidak sekuat namjoon, Hyung. Bahkan aku rasa saat ini mereka lebih membutuhkan sosok Namjoon daripada aku", sahut Seok jin bersamaan setitik air mata keluar dari pelupuk matanya.

" Lihat Tae Hyung, saat ini ia menggila karena namjoon meninggalkan nya lalu Yoongi, dia begitu itu juga karena namjoon. Aku tidak tahu Hyung apa aku sanggup, tapi aku merasa seharusnya saat ini namjoon bersama mereka dan bukannya aku"

Back to Home [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang