01

199 39 17
                                    

Sejauh mana kalian mengetahui kehidupan novel? Dimana tokoh utama yang di buat se-sempurna mungkin lalu mereka jatuh cinta dan hidup bahagia. Terdengar klise bukan? Banyak orang mempercayai jika kehidupan sempurna dalam novel itu benar adanya, karena si penulis tidak akan membuat skenario jika tak ada realita.

Realita hidup itu beragam, namun takdir memiliki pertemuan dan perpisahan, ada banyak macam pertemuan yang bisa terjadi. Dan banyak cara perpisahan yang menghampiri.

Tak ada yang bisa menghentikan pertemuan seseorang jika garis takdir sudah di tentukan sebelum kita lahir. Menerima dan menjalani takdir tersebut adalah kewajiban kita sebagai manusia. Namun manusia itu berbeda-beda, dengan pola pikir dan karakter yang tak sama dapat mengubah apapun yang menghampiri hidupnya. Itu adalah suatu kemuliaan yang Tuhan beri kepada manusia.

Berbicara tentang takdir, apa takdir yang kamu inginkan di dunia ini? Menikah dengan idol? Menjadi kaya raya? Atau hidup bahagia dengan kebebasan?

Sepertinya pilihan ketiga adalah jalan yang di pilih seorang Maharani Airin Kaneesha.

Syarat kebahagiaan dari hidup Airin adalah memperoleh semua apapun yang ia suka. Airin mencintai kemewahan, uang, alkohol dan pria.

Di anugerahi paras cantik, bentuk tubuh yang ideal pun kekayaan yang melimpah menjadikan Airin sosok yang berkuasa dan angkuh. Tak ada yang bisa melawan gadis itu, bahkan kedua orang tuanya harus menggeleng pasrah dengan tingkah laku puteri kesayangannya.

Tepat hari ini Airin berumur 18 tahun, alih-alih mengadakan pesta besar untuk merayakannya. Gadis itu lebih memilih menghabiskan waktunya bersama sahabat-sahabatnya di sebuah club malam.

Dentuman keras dan lampu kelap-kelip memenuhi setiap sudut ruangan. Bau alkohol yang menyengat akan menjadi sambutan ketika pertama kali menginjakan kaki di lantai club ternama ini.

Seorang pria dengan balutan jas rapih dan seorang wanita yang menggunakan stelan formal memasuki lantai dance floor dengan raut datar, sedang kedua mata mereka menelusuri setiap sudut club ini guna mencari seorang gadis yang menjadi incarannya.

Beralih ke sebuah ruangan VIP, suara dentingan gelas alkohol yang beradu di iringi dengan seruan heboh dari ketiga gadis dan dua pria itu memenuhi ruangan yang hanya di isi mereka.

"Cheers!!"

Sebut saja Airin, gadis cantik yang mengenakan pakaian sexy itu meminum alkoholnya dengan sekali tegak layaknya pro player. Bahkan bau yang menyengat tak membuat indera penciumannya terganggu.

"Happy level up day! Airin Kaneeshaa.." Teriakan dari seorang gadis bermata sipit itu memenuhi ruangan VIP ini.

"Ciee udah 18 tahun aja nih, semoga makin semok dan liar di ranjang!" Timpal gadis lain nya yang kini merangkul Airin dengan setengah kesadaran karena pengaruh alkohol.

Gadis bermata sipit itu tersenyum miring, dia melirik kedua cowok tampan di depannya yang juga tengah menikmati party dadakan ini. Karena memang Airin tak berniat merayakan apapun akan tetapi desakan dari para sahabatnya yang mengajak clubbing, membuat Airin mau tak mau menerimanya dengan senang hati.

Serena atau biasa disebut Rere itu gadis paling hyperaktif di antara mereka, mulut cerewetnya dan tingkahnya yang konyol selalu menjadi  happy virus untuk sahabatnya. Mata sipit miliknya adalah ciri khas dari gadis itu, terkadang Rere harus menahan kesal karena Barra selalu meledeknya padahal mereka sama-sama memiliki mata sipit.

Lalu gadis yang setengah mabuk itu bernama Khanza atau biasa di sebut Joya. Gadis yang selalu terlihat modis dan seksi itu sangat mencintai uang dan pria kaya. Bagi dia kesenangan dunia adalah miliknya jika mendapatkan kedua hal itu, bisa di bilang Joya adalah seorang playgirl karena di antara mereka hanya Joya yang selalu berganti partner kencan.

Married With StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang