OS [S2] : Yang Hilang Akan Tumbuh

686 71 2
                                    

"Injunie aku punya hadiah buat kamu!!"

"Apa?"

" Rahasia!! Makannya cepet balik sini!!"

"Masih minggu depan Na."

"Ya udah, ditunggu minggu depan kalo gitu. Udah dulu ya Ren, mama manggil nih."

"Okay, se you Naa."

"See you soon Injunie~."

Sambungan telepon antara Renjun dan Jaemin terputus, lagu Jakarta Hari Ini kembali berputar di ruangan yang disebut kamar. Mungkin sudah berpuluh kali Renjun memutar lagu itu. Begitu jelas tergambar kegalauan si anak Chindo satu ini.

"Koko." Dari sela pintu yang baru saja si bungsu buka nampak wajah manis adiknya yang tengah mengintip.

"Masuk dek."

Chenle yang merupakan adik Renjun memasukkan kamar kakaknya dan kembali menutup pintu, berjalan mendekati sang koko yang tengah duduk di atas kasur dengan kaki ditekuk, posisi khas orang galau kalau kata Chenle.

"Masih galauin kak Jen ya?"

"Emmm." Renjun tak berniat berbicara lebih, sejujurnya dia sedang sangat galau perihal putusnya hubungan dia dan juga Jeno.

"Harusnya waktu itu koko engga jawab 'ayo' waktu Jeno nanta mau udahan ya Le, sekarang koko nyesel."

"Bukannya koko yang bilang kalo rasa koko buat kak Jen udah ilang."

Renjun mengangguk lemah, membenarkan posisi duduknya menjadi bersila, menatap sang adik dengan serius. "Tapi ternyata rasa koko engga bener-bener ilang dek, koko nangis semaleman waktu tau Jeno beneran lepasin koko. Koko jadi mikir apa Jeno udah ga sayang koko lagi ya? Apa Jeno udah ga cinta sama koko ya? Apa Jeno udah cape ya ngadepin koko yang gengsian, moodyan ini. Jeno ngga cinta sama koko lagi ya dek?" Mata cantik itu menatap Chenle dengan berkaca-kaca, bahkan dengan susah payah Renjun menyelesaikan kalimatnya. Rasanya sesak, masih sama sesaknya seperti kal Jeno tak lagi membalas pesannya setelah dia membalas ayo.

"Koko, koko ga pantes ya Le? Koko jahat ya Le? Koko... Koko..."

Pelukan hangat Chenle berikan kepada sang koko, memeluk Renjun dengan erat, membiarkan tangis sang koko pecah di pundaknya.

"Kita, kita selesai Le."

"Jeno... Jeno bukan lagi punya koko Le. Koko bodoh Le, koko masih cinta Jeno Le."

"Iya koko, Lele tau."

"Tapi Jeno ga tau Le."

"Koko maunya kak Jeno tau?"

Bukannya menjawab pertanyaan sang adik Renjun justru semakin keras menangis, menangisi hubungan mereka yang telah berakhir, menangis karen rindu, menangisi kebodohannya dan menangisi isi pikirannya sendiri.

"Jeno udah engga cinta aku lagi."

"Jeno hiks Jenonya bahkan keliatan fine fine aja tanpa koko. Koko engga berarti ya di hidup dia? Koko semudah itu ya dilupain sama dia? Koko, koko hiks Le."

"Nanti adek cari tau semuanya ya, koko jangan mikir jelek. Adek tau hubungan koko sama kak Jeno udah lama, engga mungkin semudah itu kak Jeno lupain koko. Nanti adek bantu bicara ya sama kak Jenonya?"

Renjun mengangguk, menikmati nyamannya pelukan yang Chenle berikan hingga rasa kantuk datang padanya.

♛┈⛧┈┈•༶༶•┈┈⛧┈♛

"Hati-hati ko, kalo udah sampe jangan lupa kabarin mama."

"Iya mama cantik, nanti koko kabarin."

OS || NOREN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang