Natasha Aimee Puff

332 6 0
                                    

"ya ahh Aimee pertahankan, yeah sayang"

"ohh kau memang hebat"

"terus tunjukan padaku sayang yeah"

"ahh yeah"

"tahan dulu honey"

Oh oke, jangan berburuk sangka dulu. Itu hanya racauan Jeff, fotografer majalah yang sedang mengambil pose-poseku. Oh ayolah memang terdengar sedikit ya kau tau, namun kadang itu membuatku bersemangat untuk menunjukan pose terbaik. Oh ini hari yang melelahkan.

Dan aku belum memperkenalkan namaku, ya meski kalian mungkin tak ingin tau namaku. Well, namaku Natasha Aimee Puff, oke aku benci nama belakangku itu terdengar seperti biskuit. Kalian pasti sudah tau apa pekerjaanku, ya aku seorang model. Aku cukup berpengalaman dibidang ini, well aku sekolah model dulu. Banyak brand yang sudah menjadikan ku sebagai model mereka atau bahkan ambasador mereka. Aku berjalan menuju ruang ganti, menjadi model bukanlah hal yang mudah kau tau. Mungkin yang kau fikirkan hanya berdiri didepan kamera dan berpose. Tidak! tidak seperti itu kau harus menghayati peranmu, menghayati tema pemotretran. Bukan berpose kenarsisan didepan kamera, itu yang aku pelajari dulu.

Model adalah bagaimana kau mengekspresikan perasaanmu melalui mimik wajah,melalui gerakan tanganmu dan anggota badanmu. Model adalah drama tanpa suara, kau bisa mengerti artinya jika kau mendalami peranmu. Ok aku terlalu banyak bicara.

Ku hempaskan tubuhku didepan meja rias. Melelahkan, hari ini aku melakukan pemotretan bertema festival dan itu sangat menjengkelkan. Kau harus memakai pakaian ala badut dan make up yang sungguh ugh! Make up yang sangat tebal aku benci itu. Terdengar suara ketukan pintu, Alice masuk kedalam ruangan. Alice, dia asisten ku well dia sangat cantik menurutku dia pantas menjadi model hanya saja dia terlalu pendiam dan pemalu, lihat saja cara berpakaiannya yang membuatku sakit kepala. Dia hanya memakai jeans yang lebih terlihat seperti celana training dan sweater kusamnya yang terlalu besar di badan mungilnya. Dan ugh jangan lupakan boots coklat yang selalu ia kenakan setiap saat juga kacamata jumbo yg bertengger dihidungnya.

Sudah beribu kali kukatakan dan bahkan tak jarang komentar pedas selalu ku berikah padanya hingga membuatku jenggah. Dia terlihat seperti kasir toko buku terbitan lama daripada asisten ku. Well, tapi dia asistenku yang paling tahan dengan sifat kekanak kanakan ku. Setahun dia bekerja bersama ku padahal asistenku dulu hanya kuat paling lama 4bulan. Yeah itu alasan mengapa aku tak berfikir untuk menggantinya.

"umm, aimee kau memiliki jadwal pemotretan edisi summer minggu depan" suaranya yang terdengar seperti bisikan.

Mengapa dia selalu gugup jika berbicara denganku?apa aku terlihat seperti singa?

"atur saja Alice, aku tidak peduli" aku memandang malas kearahnya

"umm.. Aimee..umm ka-u akan berpose bersama..umm Kim-- dimajalah itu" tentu saja dia gugup lagi! Dan tunggu, siapa yang menjadi teman pemotretanku? Kim? Kimberly Mcgee?!

"Alice, Kim itu Kimberly?" ucapku dengan nada semanis mungkin dan senyum memaksa terukir diwajahku. Ku perhatikan lekat mimik wajahnya, dia memeras ujung sweaternya dan membetulkan letak kacamata super duper mega jumbonya yang aku benci.

Dia bergetar lagi! Aku memutar mataku malas aku tau jawabannya.

"Kau tau apa masalahku dengannya Alice?" masih dengan nada yang sama namun gigiku bergemelatuk. Aku menahan emosiku!

"Yaa, Aim aku ak-u masih mengingatnya" dia menunduk dan bisa ku tebak dia menahan tangisannya. Dia menahan dan aku tak bisa menahan emosiku!

"BATALKAN PEMOTRETAN ITU APAPUN CARANYA, DAN BAYAR DENDANYA DENGAN UANG AYAHKU!!ARGHHH!" aku menarik rambutku frustrasi, aku tidak ingin bertemu denganmu Kim!!

**

Aku menyesap hot chocolate ku, ahh aku tak ingin menghancurkan hariku. Ini hari minggu dan aku ingin menikmatinya dengan bersantai dirumah, ah itu bukan rumah namun mansion, dan milik ayahku tentu saja. Terlahir menjadi anak satu-satunya seorang miliarder terkadang memang menyenangkan dan membosankan. Mendapatkan apa yang kau mau, dan mendapatkan apa yang aku mau dengan cara yang gampang itu membosankan. Itu seperti menangkap capung didalam ruangan yang sempit.

Ku hela nafasku, mungkin banyak yang menginginkan posisiku. Menjadi putri tunggal seorang Tony Abborsine siapa yang tidak mau? Memiliki warisan dari ayahnya seorang miliarder dan warisan kecantikan dari ibunya seorang Putri Kecantikan? Jika ada yang ingin bertukar posisi dengan diriku, aku rela. Toh disini aku merasa terkurung, terkurung dalam istana besar tanpa kasih sayang. Ragaku memang bebas kemana saja namun hati dan jiwaku terasa terkunci, terasa hampa. Kasih sayang orang tua? Ayahku hanya seorang pengusaha dengan sejuta pencitraan yang dia buat agar terlihat bahwa dia menyayangiku didepan media.

Ibuku? Dia terlalu sibuk mengurusi kecantikannya yang terlihat seperti teman sebayaku, dia juga pembuat pencitraan yang sama. Oh menyedihkan sekali memiliki orang tua dengan kasih sayang palsu mereka. Aku merasa sebagai sebuah alat pencitraan yang mereka buat untuk menutupi semua kebusukan mereka di media.

Ayahku hanya seorang pengusaha kaya raya dengan kegilaannya akan seks. Dan ibuku tidak jauh maniak dari ayahku, dia tidak peduli perasaanku saat tau bahwa teman tidurnya adalah teman sekolahku! Aku muak, sangat muak. Persetan dengan kasih sayang orang tua pada anak tunggal!

Aku membanting cangkir minumanku, persetan dengan hari yang indah! Argh!!

**

"Aimee kumohon jangan lakukan pembatalan lagi, ini bisa menjadi tempatmu untuk menaikan popularitas. Media tau kau dan Kim dulu teman dan sekarang menjadi saingan. Aku tau kau lebih baik dari Kim dan jangan membuat kau terlihat takut tersaingi oleh Kim, Ai--" aku muak dengan ucapannya yang membuatku naik darah. Dia memang sangat pintar membuatku menerima pemotretan ini.

"Brengsek kau Jack, aku terima pemotretan itu. Dan jangan salahkan aku jika terjadi sesuatu setelahnya" ucapku datar.

Jack menyeringai kemenangan, dia memang licik.

"Oh Aimee kau memang yang terbaik" dia terkekeh dan menyerahkan surat persetujuan kepadaku.

Brengsek kau Jack Alford, aku menyesal masuk agencymu. Ku tanda tangani surat itu dan berbisik dalam hati.

Kita bertemu lagi Kim, aku ingin melihat bagaimana keadaanmu sejak kejadian itu.

••

Hallo omaygat ini cerita memang rada gajelas, tapi aku berharap kalian bisa menerima ketidak jelasan ini/?

Maaf klo banyak typo, belom diedit mau tau dulu gimana reaksi kalian sama cerita ini. Hehe

Mohon bantuanya vote sama comment!

Stand By MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang