Copyright2015©Anita_ pardais
****
Tubuhku lemas seketika. Mengapa handphone Rasykal yang jawab suara wanita? Jangan-jangan Rasykal sedang bersama salah satu wanitanya. Makanya dia tidak bisa menungguiku disini. Dan apa yang sedang mereka lakukan?
Seketika mataku memanas, perasaanku sakit bukan main hingga setetes bulir air itu tak bisa kutahan lagi.
"Halo halo ini mbak Oliv kan? Halo mbak? Halo..."
Suara merdu diseberang masih saja berkicau tanpa perduli jika aku tengah merana menahan sakit disini. Mulutku yang hendak menanyakan dimana Rasykal saja rasanya sudah tak sanggup untuk terbuka lagi.
Tapi saat aku hendak menutup ponselku tiba-tiba suara wanita diseberang berubah menjadi suara maskulin yang begitu aku kenal. Suaranya terdengar panik dan sangat cemas.
"Liv...Halo Oliv kenapa Liv? Oliv apa yang terjadi? Oliv..." Orang itu memanggil-manggil namaku tapi aku masih belum sanggup untuk membuka mulutku.
"Oliv kenapa? Ngomong dong? Oliv...ya udah aku kesana..."
"Rasykal...!" aku akhirnya memotong ucapannya dengan suara yang tercekat.
"Iya... ada apa Liv? Kenapa suaramu aneh, terjadi sesuatu ya padamu? Oliv kat... "
"Kau dimana?!"
"Hah, aku dikantor. Lagi meeting sama klien."
"Bohong! Perempuan tadi siapa?!" Tanpa kusadari aku bicara dengan nada merajuk yang terceplos begitu saja.
"Yang ngangkat handphone ini? Dia Hiza, sekretaris aku."
Aku terkejut. Masa sih yang tadi itu sekretaris Rasykal. Jadi yang manggil mbak mbek mbak mbek tadi itu sekretarisnya Rasykal? "Kau bohong kan! Itu pacarmu kan?!" cecarku masih belum percaya.
"Hahh... Pacar dari mana Liv... aku lagi meeting di kantor. Sementara handphone aku ku suruh Hiza yang handle ... "
"Kenapa handphone mu dipegang sama Hiza?! Memangnya nggak bisa pegang sendiri!" Suaraku sudah meninggi sekarang. Sudah tadi sakit hati, sekarang aku merasa marah dan jengkel pada Rasykal.
"Oliv sayang... aku sengaja memberikan handphone ku pada Hiza karena meeting ini sangat penting. Aku nggak mau terganggu dengan..."
Aku melotot. "O... jadi aku ganggu?! ya udah bay!"
"Oliv! Tunggu dulu! Oke aku kesana aja kalo gitu... "
"Nggak usah! Lanjutin sana meeting! Meeting mu kan penting!"
"Oliv sayang denger aku dulu. Meeting ini memang penting makanya aku suruh Hiza yang handle handphone aku. Tapi aku pesan kedia kalo ada telfon dari rumah sakit atau darimu maka dia harus memberitau aku. Ya udah aku kesana aja ya..."
"Nggak usah, meeting aja sana aku nggak pa-pa!"
"Kau marah karena Hiza yang angkat handphoneku?"
"Nggak!" Nggak salah lagi Rasykal bego'!!
"Ok aku kesana sekarang!"
"Ngapain kesini, aku kan nggak penting! Lanjutin aja sana meeting nya...!"
"Oliv... kau itu lebih penting dari apapun untukku."
Aku mendengus mendengar ucapan Rasykal. "Dasar gombal!"
"Masa ucapanku ini disamain dengan gombal ." Rasykal terkekeh. "Hmm... Liv jangan marah lagi ya..."
"Iyaa, aku nggak marah. Udah sana meeting, belum selesaikan?" suaraku melunak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fine,I Love U (Complete)
RomansOlivia merasa dirinya jauh dari sempurna. Kulitnya gelap dan wajahnya tak menarik. Walaupun ada yang mengatakan kulitnya eksotis dan wajahnya manis seperti artis India Pooja Sharma, tapi dia tak percaya. Lalu bagaimana jika Rasykal yang nyaris semp...