017

940 32 0
                                    

Tak terasa kini usia kandungan Senja sudah memasuki bulan keenam, Dan bulan ini entah kenapa Senja malah mual-mual dan mengidam yang aktif.

Seperti saat ini Dikta tengah mengurut tengkuk Senja dengan perlahan sambil menopang badan Senja yang mulai melemas.

"U-udah" Ucap Senja lirih, Rasanya Ia ingin menangis karena setiap pagi harus merasa perutnya yang mual. Seluruh badannya seakan tak berfungsi dengan baik karena tenaga nya yang terkuras habis.

Dikta langsung menggendong Senja didepan dan menuju ke ranjang. "Pusing?" Tanya Dikta sambil menurunkan Senja.

Senja mengangguk sebagai jawaban.

Dikta segera memijat kening Senja dengan pelan-pelan. "Aku bikinin teh anget, Mau nggak?" Tawar Dikta.

"Nggak, Disini aja" Tolak Senja, Ia menelusupkan wajahnya diperut Dikta.

Dikta mengelus-elus perut Senja yang sudah membuncit. "Ucup nakal banget sih, Bikin Mommy sakit mulu" Ucap Dikta.

"Kamu berangkat siang ya" Pinta Senja pada Dikta.

Dikta terkekeh. "Iya, Yang. Tiap hari kan gitu pas semenjak Kamu mual-mual"

Dikta memang selalu berangkat kerja disiang hari atau pas Senja sudah mendingan. Dikta mengelola kafe untuk tongkrongan anak muda, Kafe itu dimodali Ayahnya dan Alhamdulillah kafe itu selalu ramai oleh pengunjung yang kebanyakan anak muda.

Dug

Dug

"Ucup nendang, Yang!" Seru Dikta senang.

Senja hanya berdehem sebagai jawabannya.

Dikta mengelus-elus perut Senja. "Kamu kok nggak antusias?!" Tanya Dikta dengan heran.

"Udah biasa"

Dikta menatap Senja protes. "Kamu nggak ngasih tahu Aku?"

"Ngapain?" Senja malah bertanya balik.

Dikta mencebikkan bibirnya. "Kan itu perkembangan Ucup!" Jawabnya ngegas.

"Ya maaf kalo gitu, Kirain kan nggak penting" Ucap Senja enteng.

"Ckk, Sayanggg"

"Apa sih? Jangan sok manja-manja gitu, Mending usapin kepala Aku. Masih pusing" Ucap Senja dengan pelan.

Dikta meringis mendengar omelan Senja, Ia beralih mengelus kepala Senja.

"Jangan berisik! Aku mau tidur" Peringat Senja sambil menyamankan posisi nya diperut Dikta.

Cup!

Dikta mencium kening Senja terlebih dahulu sebelum ikut menyamankan posisinya untuk ikut berbaring, Ia mengganti posisi Senja. Jadi sekarang Ia memeluk Senja dari depan dan kepala Senja Ia taruh didadanya.

.....

"Sore ini jengukin Senja mau nggak Pa?" Tanya Lea pada Suaminya.

Theo yang sedang menyetir mobil mengangguk kan kepalanya. "Nggak sekalian ini? Papa juga nggak ada jadwal" Tawarnya.

Lea langsung mengangguk mengiyakan. "Boleh, Pa! Tapi mampir dulu beli sesuatu"

"Senja juga lagi aktif mual-mual nya kan?" Tanya Theo.

Lea mengangguk. "Iya, Lagi masanya. Suka ngidam juga, Dikta aja pernah bilang kuwalahan buat nuruti ngidamnya" Jawabnya bercerita.

Theo terkekeh pelan. "Mama dulu juga bikin Papa kuwalahan, Sampe takut mau nolak permintaan Mama" Ucapnya sambil terkekeh.

Lea mendelik mendengar nya. "Itu mah nggak sebanding sama Mama yang ngandung selama sembilan bulan!" Ucapnya sewot.

Theo meringis, Salah bicara kayaknya. "Maaf, Ini jadi mampir nggak?" Tanya nya mengalihkan pembicaraan.

Lea berdehem dan mengangguk sebagai jawaban.

Theo menghela nafasnya gusar melihat Istrinya yang merajuk kayaknya, Ia juga salah bicara yang menyinggung Istrinya.

.....

Follow akun Instagram : @mi.loee


Couple Absurd•TERSEDIA DI SHOOPE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang