Happy Reading
Hari-hari Sabit kembali berjalan layaknya seperti biasanya,dimana pada siang hari gadis itu akan menghabiskan waktunya di apartemen hingga menjelang malam tiba, barulah ia akan bersiap untuk berangkat ke The King's café untuk melakukan manggung yang hampir setiap malam ia lakukan--sebuah Pekerjaan yang sudah ia jalankan selama 2 bulan. Sejauh ini, Sabit merasa sangat enjoy di sini.
Dan seperti malam-malam sebelumnya, Sabit akan menyanyikan beberapa lagu. Namun entah mengapa hari ini ia ingin sekali mengajak pengunjung untuk menggalau. Sabit tidak tahu apa penyebabnya, dalam hatinya, ia hanya ingin menyanyikan sebuah lagu yang mengandung makna kesedihan, karena selama ini Sabit hanya bernyanyi dengan penuh kebahagiaan. jadi malam ini, biarlah menjadi malam dimana para pengunjungnya kembali membuka memori menyakitkan dan menyedihkan yang pernah mereka rasakan sebelumnua. yang dengan sengara mereka tutup rapat agar tak lagi menganga.
malam ini langkah Sabit terlihat begitu pasti sekali. Malam ini pula, Gadis itu terlihat lebih percaya diri. hingga ketika ia berhasil naik ke atas panggung, Sabit langsung mengambil gitar klasik yang selalu berdiri berdampingan dengan gitar elektrik milik Bandnya Vio. Setelah gitar klasik itu berhasil tersentuh oleh tangannya, Sabit pun membawanya untuk duduk di kursi panggung yang telah di sediakan.
Banyak para pengunjung bahkan para pelanggan cafe--yang memang rutin datang ke cafe-- menatap Sabit dengan tatapan bingung dan penasaran. dalam benar mereka semua bertanya-tanya--tentang pembawaan Sabit yang terasa beda malam ini. gadis itu terlihat lebih diam ketika memasuki cafe sampai gadis itu naik keatas panggung. hingga yang bisa mereka lakukan adalah menatap dengan mata yang lekat-lekat--tentang apa yang akan gadis itu lakukan.
Sabit mulai menggenjreng gitarnya, setiap petikkan intro yang terdengar sudah menyiratkan bahwa lagu yang akan ia bawakan adalah lagu yang akan membuat hati mereka mendung. Mata sabit mulai terpejam, menikmati setiap petikan gitar dari tangannya
Kau datang kepadaku dengan air mata...
Menguncur deras di pipi
Ku bertanya mengapa, kenapa kau menangis
Katakan apa yang terjadi
Mata sabit terpejam penuh, menikmati sentuhan perasaan sedih pada lagu yang ia bawakan. Pengunjung yang sudah duduk di sana dengan beberapa makanan dan minuman di atas mejanya menatap Sabit dengan penuh lara. Ada apa dengan penyanyi panggung mereka malam ini. Kini, sayup-sayup mata Sabit mulai terbuka--untuk kembali memetik senar gitar dan melanjutkan liriknya.
Dan kau bilang kau telah disakiti lagi
Karena cintamu yang berkhianat dan ku hanya bisa berkata
Untuk apa bersama bila dirimu terluka
Untuk kau bertahan jika tak bahagia
Sudah tinggalkanlah dia yang menyakitimu
Kau pantas dapat yang terbaik dan yang terbaik ada di sampingmu
Beberapa pengunjung ada yang tertunduk sedih, mungkin love storynya sama persis seperti yang dinyanyikan oleh Sabit. Dan ada juga pasangan yang saling berpandangan, entah makna apa yang tersirat di dalamnya, namun yang pasti, lagu yang Sabit nyanyikan sukses membuat dada mereka bergetar secara bersamaan. Ditambah lagi pembawaan Sabit yang selow membuat tiap-tiap bait lirik itu merasap masuk ke dalam otak mereka.
Untuk apa bersama bila
Untuk apa bersama bila dirimu terluka
Untuk apa kau bertahan jika tak bahagia
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Sabit (KUN) End
Romancesebuah Rasa yang tak seharusnya ter-asah. Cover by : pinterest