10. (Mau) Lamaran.

540 71 30
                                    


Alert : It's over than 2.000 words

••••••••••••••••

Rubby memasuki rumah kebanggan keluarga Na Ayudhya dengan jiwa yang entah melalang buana kemana. Ia pulang diantar oleh Danny namun laki-laki itu tidak bisa mampir sejenak karena alasan ada pekerjaan mendesak di kantor. Itu alasan kedua.

Alasan pertama karena latar keluarga laki-laki itu yang membuatnya tidak bisa sembarangan menginjakkan kaki dirumah ini.

Danny, lengkapnya Geovander Daniell Andikarukma. Ternyata dialah laki-laki dibalik persetegangan antara kakak sulungnya, Jevan dengan sang ayah, Kainan. Perbincangan dengan Danny tadi juga memberikannya fakta baru jika keluarga Na Ayudhya dan Andikarukma tidaklah rukun. Padahal dulunya mereka tetangga dekat. Sialnya, Danny juga enggan memberi tahunya alasan detail kenapa keluarga mereka bermusuhan. Ck! Menyebalkan.

Sama menyebalkannya dengan alasan kenapa Danny mau menikahinya secara suka rela. Niatnya sih benar, mau membantunya tapi nyatanya ada hal terselebung dibalik hal tersebut. Memang yang gratis di dunia ini hanyalah ongkos kirim saat membeli barang di marketplace pada tanggal kembar saja.

"Anggep aja simbiosis mutualis. Lo bisa bisa terbebas dari si stalker gila, gue bisa lepas dari desakan Mami buat nikah. Bonusnya, keluarga kita bisa baikkan lagi."

"Mau buat perjanjian pernikahan, gue enggak masalah. Terserah lo maunya gimana."

Rubby mengacak rambutnya asal. Kepalanya mendadak pusing memikirkan hal-hal seperti ini. Dia perlu melakukan sesuatu agar pikirannya kembali normal.

Please don't be in love with someone else
Please don't have somebody waiting on you...

Kaki Rubby berhenti mendadak mendengar seseorang bernyanyi dengan amat lantangnya. Dia mengurungkan niatnya untuk pergi ke kamar dan bergegas ke tempat sumber suara. Bersiap memberikan amukan pada tersangka utama yang tidak lain adalah kembarannya sendiri, Justin.

Apa yang ada diotak kepala laki-laki itu? Karaokean dirumah siang bolong seperti ini?! Pintu kamarnya juga tidak dikunci seolah sengaja agar semua penghuni rumah mendengar suaranya yang sebelas dua belas mirip dengan Giant di kartun Doraemon.

"JUSTIN!! LO BERISIK!"Teriak Rubby ketika sampai diambang pintu. Namun dirinya malah tertegun, Justin terlihat tak bertenaga walau seulas cengiran terukir di wajah tampannya. Justin duduk dipinggiran kasur, memeluk kedua kakinya yang terlipat dengan sebuah microphone digenggaman tangan kanannya.

Netranya beralih pada layar besar yang tengah Justin tatap. Sebuah video dokumentasi saat mereka tengah liburan bersama beberapa tahun silam. Bagi orang lain itu hanyalah video biasa namun Rubby mengerti, bagi Justin video itu lebih dari sebuah dokumentasi. Ada makna dalam yang mungkin hanya Justin sendiri yang mampu memahami.

Rubby berjalan mendekat, duduk di samping Justin dengan kepala yang sudah bersandar nyaman di pundak laki-laki yang lahir lima menit setelahnya itu. Matanya ikut menyaksikan rentetan peristiwa yang muncul di layar smart tv, diiringi lagu Echanted milik Taylor Swift yang sudah berada di titik akhir.

 Matanya ikut menyaksikan rentetan peristiwa yang muncul di layar smart tv, diiringi lagu Echanted milik Taylor Swift yang sudah berada di titik akhir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MARRY & HAPPYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang