Perihal empat raga yang sedang menjalani lika liku kehidupan di masa muda berkelut dengan masalah keluarga, percintaan dan keegoisan mencari jati diri.
"Apapun yang terjadi pergi berempat pulang harus berempat. Gak usah peduliin orang lain, yang pen...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lahir dari keluarga militer membuat seorang Raka terbebani. Dari Kakek bunyutnya saja sudah seorang purnawirawan yang dulunya juga ikut berperan dalam Kemerdekaan Indonesia. Kakeknya Raka juga purnawirawan Laksamana Angkatan Laut yang disegani. Otomatis Ayahnya Raka juga masuk dunia militer, apalagi menjadi salah satu lulusan terbaik Akademik Militer berpangkat Letnan membuat Ayahnya menjadi Tentara yang juga disegani para juniornya. Bahkan semua saudaranya pun paling tidak berhasil masuk Akpol untuk mempertahankan dinasti 'berseragam' keluarganya. Tapi berbeda dengan Raka, dari kecil tubuhnya saja tidak mendukung untuk masuk dunia militer.
Dari segi fisik saja tubuh Raka sudah tak memungkinkan lolos seleksi. Disuruh lari 100 m aja Raka pasti sudah ngos ngos an apalagi disuruh push up satu jari. Nyerahlah dia. Ayahnya pernah sedikit kecewa karena Raka tak bisa meneruskan profesi 'berseragam' nya, tapi gimana lagi, tubuh mungil Raka tak bisa masuk seleksi tahap 1 pun. Begitupun dengan Kakeknya yang merasa kecewa berat karna cucu satu satunya tak bisa meneruskan dinasti keluarganya.
Raka sebenarnya tak ingin ambil pusing soal itu tapi tetap saja itu membuat pikirannya terbebani dan kesal. Apalagi kalo kakeknya mulai menyinggung Ibu nya, yang katanya gen Raka kebanyakan gen Ibu nya jadi dia tidak bisa masuk militer. Memang menyebalkan.
Pada akhirnya Raka memutuskan untuk masuk kuliah saja ke jurusan arsitektur, simple karena dia hobi menggambar. Padahal nyatanya jadi arsitektur tak hanya menggambar saja. Soal cita cita katanya jalanin aja dulu, yang penting dia punya tekad kalo tak harus masuk militer kalo pengen gaji terjamin apalagi urusan cinta. Gak selama nya perempuan takluk sama orang berseragam, katanya sih gitu.
Tapi, sepertinya Raka mulai goyah dengan pendiriannya itu khususnya soal asmara.
Raka ini punya teman kecil nama nya Nara, dia anak dari teman Ayahnya yang juga seorang petinggi militer. Mereka sudah kenal sejak kecil. Tak dipungkiri Raka menjatuhkan cinta pertamanya pada sosok Nara. Nara itu lembut, sopan, cantik, pintar pokoknya perempuan idaman semua orang. Tapi, balik lagi Raka merasa kecil hati karena dia bukan orang 'berseragam' , karena bagi Raka Ayahnya Nara pasti akan memilihkan seorang lulusan terbaik militer untuk anaknya. Itu yang membuat Raka mundur pelan- pelan. Nah ini yang membuat pendirian Raka menjadi menciut.
Dan disaat Raka mulai melupakan perasaannya kepada Nara, dia bertemu dengan Shanin wanita bar bar, gak peduli soal penampilan, pokoknya 180 derajat berbeda dengan Nara. Shanin ini lekat dengn dunia malam. Namun, hal itu yang membuat Raka mulai tertarik pada wanita ini. Raka merasakan menemukan dunia baru saat bersama Shanin.
"Lo tuh harusnya minum obat peninggi badan sejak kecil Rak, siapa tau gedenya berhasil terus di wawancarai buat testimoni.." "....karena obat ini saya bisa masuk militer" cibir Hugo yang menirukan suara ala ala bapak bapak yang sering kasih testimoni di radio
