Chapter 39

4.4K 256 18
                                    

Takdir Allah itu selalu baik meskipun mendapatkannya perlu air mata

Bismillah....
❥Jangan lupa vote diawal bab biar nggak lupa! Jangan jadi silent readers!!
❥ Don't forget to reading Qur'an today!
.
.
.
Happy reading 🖤

39| Takdir Allah

"J-jangan, jangan lakuin itu!" Ucapnya menatap takut maira saat benda dingin itu menempel di pipinya.

Srek

Darah segar mulai mengalir keluar dari pipinya. Meringis merasakan perih pada pipinya itu, tangannya terangkat menyentuh pipinya yang sudah mengeluarkan darah lalu melihatnya dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Shh..ya Allah s-sakit banget hiks.." Kiara beralih menatap maira

"A-aku salah apa sa-ma kamu?" Tanyanya lirih, kepalanya semakin mendongak saat tarikan pada rambutnya semakin menguat. Kepalanya seperti akan terlepas saja.

Jika saja kondisinya tidak seperti ini, sudah di pastikan maira tidak akan selamat. Namun sepertinya keadaannya terbalik, ia lah yang tidak selamat.

Maira tertawa pelan

"KAMU MASIH NANYA SALAH KAMU APA HAH?!"

"SALAH KAMU BANYAK!" Teriaknya semakin menarik rambut Kiara

"Hiks..S-sakit lepasin!" Kiara semakin menangis tersedu-sedu menguapkan rasa sakitnya.

"AKU UDAH BILANG TADI! KAMU ITU PEREBUT SEGALANYA DARI AKU!"

Hatinya mencelos mendengar kata 'perebut' yang di sematkan untuknya

"A-ku nggak pernah ngerebut apapun dari kamu mai hiks..." Kiara mengeluarkan protesnya kembali menatap maira dengan tatapan sendunya berharap perempuan itu akan mengampuninya, membiarkannya untuk pergi dari sini.

Plak

"Kamu nggak pernah rebut apapun dari aku Hah? BUKTINYA SEKARANG KAMU NIKAH SAMA GUS AHNAN BODOH!" Pekiknya kemudian kembali mendekatkan pisau ditangannya mensejajarkanya tepat pada kening kiara

Srek

Hahahaha

Sakit.. hikss

"Gila kamu! Hiks... Ya Allah"

Dengan tega maira kembali menyayat kulit yang sudah melebam itu. Menyisakan luka sayatan yang mendalam.

Suara tawa dan rintihan terdengar saling bersautan di dalam ruangan kosong itu.
Tak ada yang mendengarnya, karena ruang gudang berada jauh dari segala aktivitas pesantren

Plak

Plak

Maira kembali melayangkan tamparan keras pada pipi Kiara. Bahkan warna pipi Kiara sudah membiru di buatnya.

Dugh

Maira melemparkan pisaunya didekat Kiara, lalu mendorong keras wanita itu hingga terjembab kebelakang, tersudut ke ujung ruangan.

Langkahnya perlahan mendekat kearah Kiara.  Sementara Kiara menggeleng seraya memundurkan tubuhnya yang terasa sangat sakit. Sudah cukup penyiksaan ini

' ya allah tolong bantu Kiara'

"Selamat menunggu kedatangan malaikat maut kamu!"

"Dan lihat sebentar lagi aku akan memiliki suamimu!" Bisiknya ditelinga Kiara. Ia menepuk pelan pipi yang sudah mengeluarkan banyak cairan Merah itu.

Lauhul Mahfudz Kiara (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang