BAB 9 semakin dekat

17 0 0
                                    

di pagi hari entah kenapa badanku terasa capek sekali, pegel - pegel, dikala aku hendak berdiri aku merasa kesakitan dibagian belakang, tepatnya dibagian bokong, dengan tertatih - tatih aku berjalan ke kamar mandi, lalu aku mandi dan bersiap untuk pergi sekolah. selesai mandi aku melihat sean masih tidur, itu membuatku marah, sampai pada akhirnya dengan kesal aku menendang keras bokongnya sampai jatuh kelantai "see.... bangun...." "ahhh... ay, kenapa sih kok marah - marah..." ucap sean bingung "sanah mandi cepat nanti terlambat, pagi ini mapel guru killer, ahh..." ucapku sambil memegang bokong.

"maaf yaa ay, tadi malem aku main kasar hehehe" ucap sean sambil megangi bokongku yang sakit "piakkkk.... mandi sana, ngomong lagi kupukul kamu" ucapku ngamuk - ngamuk "muah... ngamuk - ngamuk ntar cepat tua" ucap sean sambil lari masuk kamar mandi. setelah sean masuk ke kamar mandi aku melanjutkan siap - siap, aku terkejut karena cdku tidak ketemu padahal seingatku aku masukin beberapa dulu sebelum kekos sean, setelah beberapa saat membongkar pakaian dan pada akhirnya aku tidak menemukannya, melihat aku yang panik setelah membongkar pakaian bertanya " ay, lagi cari apa? kenapa semuanya berantakan" tanya sean bingung "aku lupa bawa cd" ucapku dengan nada kecil, tiba - tiba cd mendarat dimukaku "itu cd baru, pakai aja aku ada lagi beberapa" ucap sean rada - rada dingin.

"bekas kamu pakai juga nggak papa hihihi..." ucapku tertawa kecil, selesai memakai pakaian sekolah aku memeluk sean dari belakang sambil mengucapkan terima kasih "aku berharap kamu tidak berpaling dariku, karena semuanya sudah kuberikan kepadamu..." ucapku meluk eratnya dari belakang "ayy... kan aku udah janji hidupku hanya untukmu jadi, kamu percaya kalau aku akan selalu di sisimu" ucap sean berbalik menggenggam kedua tanganku "ayok - ayok sekolah ntar telat" "ahh!!!" ucapku kesakitan "ayok naik, anggap ini permintaan maaf karena telah membuat kamu seperti ini" ucap sean membungkukkan badannya.

melihat itu akupun tersenyum dan pelan aku naik kepunggung sean, setelah siap sean pun mulai mengangkatku dan berjalan menuju sekolah, karena cuma lima menitan kami sudah sampai di gerbang sekolah "lii... kamu kenapa? sehatkan" tanya karina "bukan urusanmu!!!!" ucap sean meninggalkan karina yang ngoceh - ngoceh sendiri "ay, liat tuh mukanya merah hihihi.." ucapku sedikit senang "biarin aja, ngapain nanya - nanya ayang aku..." ucap sean songong, sepanjang lorong kami berdua ditatap oleh semua dan sebagian juga menghampiri dan bertanya apakah aku sakit hari ini, mendengar hal tersebut sean langsung menjawab mengatakan dia kena hukuman gara - gara kemarin kalah taruhan, jadi setiap pagi selama seminggu dia akan menggendongku ke sekolah.

sesampainya didalam kelas dimeja sean memegang bagian belakangku sambil mengusap " cepat sehat yaa... ntar maen lagi" ucap sean tersenyum mengusap bagian belakangku "piakkkk!!!!... sialan, kamu mah enak nggak merasakan sakit, cuma aku sendiri yang merasakannya" ucapku marah - marah "kan, kamu juga menikmatinya..." ucap sean menggodaku, aku langsung memukul perutnya " jangan menggoda aku lagi!!!" ucapku kesal "iya - iya.... aku minta maap, jangan marah lagi dong..." ucap sean memegang kedua tanganku, ditengah obrolan karina datang sambil memegang dahiku "li... kamu nggak sakitkan, kenapa kamu lemes banget nggak seperti biasanya"

blom sempat aku menjawab sean langsung menyela "nggak usah sok peduli, liam gapapa!" karina menatap bingung ke arah sean "apasih see, aku nanya baik - baik ke liam, kok kamu yang marah?" sean berdecih sambil tertawa sinis "ya, gua cuma mewakilkan liam, salah?" karina hanya menghela nafas, karena tak ingin berdebat panjang dengan sean "yaudah, obatnya jangan lupa diminum ya li!! biar cepat sembuh" ucap karina, aku hanya tersenyum menanggapinya "gua fine kok rin, thank,s btw" karina mengangguk dan langsung kembali fokus kedepan, sean mendekatiku lalu berbisik "seneng banget kayanya diperhatiin" aku langsung menoleh dan menatap sinis kearahnya "ish, apasih kamu, ngeselin banget!"

beberapa saat setelah bel masuk pun berbunyi, saat jam istirahat ketika hendak ke kantin untuk makan, tiba - tiba pandanganku kabur dan kunang - kunang dimana - mana dan sesaat semuanya langsung gelap dan aku tidak melihat apapun lagi, aku terbangun dan melihat sekeliling tampak tak begitu asing dengan ruangannya, aku menyamping untuk melihat seseorang yang ada disampingku "ah, ternyata kamu, aku kenapa se? kenapa tiba - tiba  di UKS?" sean tak langsung menjawab ia malah mengusap kepalaku sebentar "kamu tadi pingsan sayang..." ternyata benar dugaanku,"pantes aja kepalaku sakit, berdenyutan dari tadi." ucapku sambil memegang kepala.

EMPTY OF HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang