✧✧Happy Reading ✧✧
Pagi ini dikelas XI A4 sedang diadakan ulangan matematika. Semua murid terlihat serius mengerjakan soal-soal yang telah diberikan oleh guru. Beberapa murid juga terlihat kesusahan dalam mengerjakan soal. Sepertinya hari Jum'at ini kurang baik untuk para penghuni kelas tersebut.
Luka terlihat kesusahan dalam mengerjakan soal. Dadanya kembali terasa sakit. Nafasnya juga terasa berat. Tenggorokannya kembali terasa gatal, sesekali Luka terbatuk akan hal itu. Keringat juga terlihat mulai membasahi kening remaja itu.
Remaja itu tetap berusaha menyelesaikan ulangannya kali ini. Meskipun, kondisi tubuhnya yang benar-benar terasa sakit. Susah. Memang, ulangan kali ini terasa susah baginya. Apa yang dipelajari semalam dengan bang Amar sama sekali tidak keluar disoal kali ini.
Amora sesekali melirik ke samping kanannya, ingin Amora membantu cowok itu, tapi apalah dayanya yang sekarang posisinya sedang ulangan. Tidak ingin fokusnya terhadap ulangan kali ini terganggu, Amora memilih untuk melanjutkan mengerjakan beberapa soal yang kurang. Mau bagaimanapun, Amora harus tetap mempertahankan nilainya karena dia adalah murid beasiswa. Jika dia lalai sedikit saja, mungkin beasiswa itu akan dicabut oleh pihak sekolah.
Entah kenapa perut Luka terasa mual, dadanya sakit. Karena tidak tahan akhirnya Luka memutuskan untuk meminta izin ke toilet kepada guru. "Maaf pak, saya mau izin ke toilet," ucap Luka lemas dengan mengangkat tangan kanannya.
Setelah mendapatkan izin dari pak Malik- guru matematika. Luka dengan cepat berjalan keluar dari kelas dan segera bergegas ke kamar mandi.
"Silahkan bagi yang sudah, boleh menyerahkan kertas ulangan kepada saya!" ucap pak Malik yang berdiri dimeja depan.
Amora yang tadinya ingin menyerahkan kertas ulangannya ke pak Malik harus terhenti, karena tanpa sengaja dia melihat kertas ulangan Luka masih ada beberapa yang kosong. Dengan cepat Amora menyalin beberapa jawabannya di kertas milik Luka yang masih kosong dan belum terisi jawaban. Setelah mengisi beberapa jawaban di lembar ulangan Luka, Amora kembali melangkahkan kakinya untuk menyerahkan lembar ulangannya ke- pak Malik.
"Kamu boleh istirahat," pak Malik menerima lembar itu dan menyuruh Amora untuk keluar kelas. Dan langsung dituruti oleh Amora.
Disisi lain, Luka sedang mengeluarkan semua isi perutnya di dalam kamar mandi. Tubuhnya terduduk menghadap kloset duduk yang berada didalam kamar mandi. Remaja itu memuntahkan semua yang membuat perutnya mual kedalam kloset itu. Betapa terkejutnya Luka setelah mendapati cairan merah yang malah keluar dari mulut remaja itu.
"Sakit, bun..." lirih Luka didalam kamar mandi itu.
Selepas Luka merasa enakan pada perutnya, kini remaja itu mulai meninggalkan kamar mandi dan beralih kembali ke kelasnya. Dia tidak ingin mengecewakan ayahnya kalau nilai ulangannya kali ini buruk. Remaja itu berjalan dengan langkah gontai. Sesekali dia terhuyung kedepan, kalo saja Luka tidak dapat menyeimbangkan tubuhnya mungkin dirinya sudah terjatuh kelantai koridor sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[𝐖𝐎𝐔𝐧𝐝 𝐎𝐖𝐍𝐄𝐑] ; 𝐋𝐔𝐊𝐀
Teen Fiction[𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐁𝐀𝐂𝐀] 𝙻𝚞𝚔𝚊 𝚍𝚊𝚗 𝚔𝚒𝚜𝚊𝚑𝚗𝚢𝚊... "𝙺𝚊𝚕𝚘 𝚋𝚞𝚗𝚍𝚊 𝚐𝚊 𝚍𝚊𝚝𝚎𝚗𝚐 𝚓𝚎𝚖𝚙𝚞𝚝 𝚐𝚞𝚎, 𝚐𝚞𝚎 𝚒𝚔𝚑𝚕𝚊𝚜 𝚔𝚊𝚕𝚘 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚒𝚔𝚞𝚝 𝚕𝚘 𝚔𝚎 𝚜𝚞𝚛𝚐𝚊, 𝙲𝚊𝚜..." -𝙻𝚞𝚔𝚊- ✧ ✧ ✧ ...