[ 2 ] Kita Berbeda

🍡

Malam hari nya, di alun-alun.

"Lo kenapa gak pake jilbab aja sih Se?" Tanya Demian yang sangat sangat sangat kesal.

"Lahh, kok lu nyalahin gue? Lu yang nyuruh gue cepetan, lu tau sendiri gue kalo pake jilbab tuh gimana, hhhh kesel bet dah." Jawab Sean dengan nada yang sedikit nyolot.

Gimana gak kesel Sean nya, waktu Sean di jemput sama Demian, Demian gak bisa sabar, selalu nyuruh cepetan padahal Sean itu lagi ganti baju. Dan berakhir Sean dengan style andalannya.

"Kek maling sih lu se." Ejek Demian.

Dan satu kata yang keluar dari mulut Sean adalah. "Bacot."

Tak di sangka, lagi dan lagi mereka berdua bertemu dengan Pinky yang sedang berjalan sendiri di alun-alun.

"Haii Pinky! Sini sini." Sean memanggil Pinky dan Pinky pun berpindah haluan arah, yang tadi nya berjalan lurus kemudian pindah belok kanan.

"Haii se." Sapa Pinky.

"Gue gak di sapa?" Tanya Demian.

Pinky hanya tersenyum dan kemudian duduk sambil mengobrol dengan Sean.

"Bagus, gue di kacangin." Demian dengan nada ngambek andalannya.

"Biarin aja." Ucap Sean acuh.

Dan mereka melanjutkan obrolannya. Demian yang merasa sangat bosan pergi begitu saja.

Vella berlari dari kejauhan menghampiri Sean dan Pinky. "Assalamu'alaikum ukhti ukhti."

"Waalaikumsalam, ihh Vella, darimana?" Tanya Pinky bingung, melihat Vella ngos-ngosan.

"Gereja." Jawab Vella singkat.

"Ngapain di gereja malem-malem?" Tanya Sean penasaran.

"Halah bocah kepo amat, ada lah biasa kek keagamaan juga." Jawab Vella, kemudian duduk dan mengeluarkan laptop dari dalam tas yang ia bawa.

"Ngapain?" Tanya Pinky lagi.

"Ini, gue lagi mau benerin ini loh, ada beberapa data penting yang katanya harus di simpan dengan baik." Ucap Vella dengan pandangan yang sangat fokus ke laptop nya.

- TBC -