Ep.11

497 43 0
                                    

Hari berganti dengan cepat , bulan pun berganti menjadi tahun , kini sudah memasuki tahun yang baru .
Masih dengan cerita yang sama , dua orang yang menyimpan rasa yang mereka sendiri tidak tau bagaimana rasa itu bisa tumbuh , dan semakin berkembang seiring waktu.
Saling ingin memiliki tapi enggan untuk memaksakan keadaan , dimana dua orang yang memiliki pemikiran mereka sendiri.
Yang satu ingin sekali memaksakan keadaan , dan di berikan kesempatan untuk membuktikan keseriusan nya
Sedang yang satunya lagi takut memberikan kesempatan , karena tak ingin memperburuk keadaan yang ada , dia sangat menyayangi orang itu dan tak ingin kehilangannya.
Baginya cukup bisa melihatnya itu sudah cukup , dia meyadarkan dirinya sendiri untuk tidak membawa orang yang ia sayang masuk kedalam kehidupan nya yang buruk .
.
.
" kalau masih ngantuk lanjut tidur aja ge "
" tapi aku harus pulang " 
Tak ada jawaban dari sang lawan bicara , akhirnya gracia pun bangun dari tidur nyenyak nya.
Setelah banyak membaca buku , gracia merasakan kantuk yang tidak bisa ia tahan lagi , akhirnya dia tidur tapi dia juga bangun dengan cepat karena takut dia pulang terlambat.

Tidak ada yang berubah dari pasangan greshan ini , mereka melakukan aktivitas mereka seperti biasa , bahkan shani memberi tau gracia kata sandi aprtemen nya agar gracia bisa dtang kapanpun untuk membaca buku atau sekedar istirahat disini , ketika shani sedang tidak bisa menemaninya.
Shani sama sekali tidak keberatan , bahkan shani selalu membelikan buku baru untuk gracia baca setiap gracia datang.
Gracia pernah mempertanyakan , jurusan apa yang shani ambil , karena gracia curiga dengan shani yang selalu membeli buku2 baru setiap kali gracia datang.
Tapi shani selalu menjawab , dia memang suka membaca dan buku2 yang dia belipun berhubungan dengan jurusan yang ia ambil.
padahal dia membeli buku2 itu khusus untuk gracia baca.

" yaudah cuci maka aja dulu " kata shani datar dan masih asik mengetikan sesuatu di laptopnya
" iya , aku ke kamar mandi dulu ya " gracia bangkit lalu beranjak ke tempat shani dan membelai samping pipi shani dan juga rambut shani sambil tersenyum sangat manis

Shani hanya mengiyakan , lalu menatap punggung gracia yang sudah masuk kedalam kamar nya .
Shani menyenderkan tubuhnya ke sofa , dia memijit kepalanya yang sedikit berdenyut.
Shani tidak bisa lagi menunggu lebih lama , shani benar2 ingin memiliki gracia seutuhnya , shani ingin menjaga gracia dengan tangan nya sendiri , shani ingin menjadikan gracia perempuan paling bahagia setelah mamanya.
Shanipun mengambil hp nya yang tergeletak di samping nya , lalu menekan satu nama yang sering ia hubungi.

" halo "
" ........................ "
" Saya mau secepatnya kamu memberikan saya berkas2 itu "
" .................. "
" baik , saya harap semua yang saya mintak sudah lengkap tanpa ada yang tertinggal satupun "
" .................. "
" oke , terima kasih "

Shani mematikan panggilan itu , dan tak lama ia melihat gracia sudah keluar dari kamarnya dengan wajah yang segar , dia tersenyum saat melihat shani sedang menatapnya dengan tatapan yang sangat gracia sukai.

" biasa aja dong liatnya , tau sih seorang gracia tuh cantiknya bikin wow kan ? " goda gracia lalu mendudukan dirinya tepat di sebelah shani
" dih geer banget sih ge , tuh belek kamu masih ada " shanipun mengalihkan pandangan nya ke layar laptop
Gracia yang melihat shani hanya tersenyum kecil , bagi gracia shani memang seorang tsundere ,  tapi gracia senang terkadang shani bisa berbicara jujur padanya.

" aku pulang ya ? " gracia memegang lengan shani dan menyenderkan kepalanya di bahu shani
" ku larang pun , kamu juga bakal tetep pulang "
" hehe iya jelas dong "
" yaudah gak usah tanya yang seolah2 jawaban ku bisa merubah keputusan mu"
" hehe iya2 duh mbak shani gak usah ngegas dong , adek takut nih "
" geli ah ge , sono dah pulang " 
" oh ngusir nih sekarang "
" tanpa ku usir ya kamu emang bakal pergi kok "
" hahahaha iya2 udah ih jangan di tekuk gitu wajah nya , besok aku kesini lagi ya " kali ini gracia menarik wajah shani agar menghadp nya
Shani melihat wajah gracia , bahkan dia menatap kedua bola mata gracia sangat lekat sekali

Ada debaran yang luar biasa , yang mereka rasakan saat mereka dalam keadaan yang begitu dekat seperti ini.
Shanipun mendekatkan wajahnya , dan mencium kening gracia begitu lama , lalu dia mencium kedua pipi gracia , dan terakhir hidung mancung gracia
Tapi tatapan shani turun tepat di bibir indah gracia , tapi dia langsung mengalihkan pandangan itu kembali ke kedua mata gracia.
Shani tersenyum lalu mengacak2 rambut gracia .

" Ini adalah rumah keduamu ge , kamu bisa datang kapanpun yang kamu mau "
" makasih ya " graciapun tersenyum manis , lalu mencium kedua pipi shani lalu memeluk shani begitu erat , ada rsa tidak rela saat mereka harus terpisah

Dua orang yang sama2 memiliki rasa , tapi tidak bisa menyatukan nya karena ada dinding tebal yang di bangun oleh salah satunya.
.
.
Saat ini gracia sudah berada di rumahnya , dia selesai mandi dan sedang bersiap2 pergi bekerja dan di antar oleh anak buah papanya , yang selalu mengantar jemput gracia kemanapun gracia pergi.
Saat sedang perjalanan kesebuah hotel yang dimana sudah papanya berikan informasinya disanalah dia akan bertemu pelanggan nya. 
Selama perjalanan , gracia menatap jalanan yang lumayan macet sore ini, tiba2 dia melihat shabat nya chika sedang duduk di salah satu halte .
Graciapun meminta supir itu menepi , dan gracia menghampiri chika yang duduk di halte dengan mununduk.

" chika " Teriak gracia , tidak ada jawaban , graciapun meneriaki chika hingga 5x akhirnya gracia menepuk2 pundak chika
" Tuhan yesus !!! Ya ampun gre kaget tau " Kaget chika saat sadar sudah ada gracia di samping dia
" kamu ku panggil dari tadi juga , ngapain sih disini ? mobil kamu mana ? "
" Mobil ku dirumah , tadi aku di antar sama mamah "
" terus ngapain kamu disini ? "
Bukan nya menjawab , chika malah menangis sejadi2 nya dan memeluk gracia , sedangkan gracia yang bingung dengan keadaan nya shabatnya itupun , akhirnya menarik chika kedalam mobilnya

" kenapa ? "
" aku gpp kok, kamu mau kemana gre ? "
" seriusan ih chik , gak mungkin kan kamu kek orang gila tadi di halte gitu "
" Njir , di bilang kek orang gila "
" emang "
Chikapun terdiam cukup lama , dan gracia hanya diam menunggu chika siap becerita

" Kenapa sakitnya awet banget ya gre " 
" Soal dia lagi ?"
" heem , tadi aku liat dia di jemput sama pacarnya gre , aku ngeliat mereka pelukan gre "
" sabar chik , kamu berhak dapat yang lain , move on dong "
" Susah gre , hati aku masih seutuhnya milik dia "
" tapi dia udah ninggalin kamu chik "
" aku yakin dia pasti punya alasan " 
" hmmm susah sih bucin "
" dih , kamu belum ngerasain aja gimana ? "
" aku gak pantes ngerasain itu chik " senyum gracia sambil mengelus lembut rambut chika
" greeeeee " chikapun memeluk gracia erat , dia merasa sedikit bersalah dengan apa yang sudah ia katakan tadi
" santai woy , apaan sih , ini aku antar kamu pulang ya "
" gree , kamu kapan berhenti ?"
Gracia tidak menjawab , dia hanya tersenyum saja lalu mengalihkan pandangan nya ke luar kaca mobil dan melihat ramainya jalanan kota

Bayangan shani terus2an saja memenuhi otak nya , wajah serius shani saat dia bilang ingin membantu gracia agar keluar dari dunia gelap nya masih sangat membekas di ingatan gracia.
.
.
Shani Pov's

Sepulang gracia dari tempat gue , guepun pergi meninggalkan apartemen gue , gue bakal menemui seseorang yang emang sering banget gue hubungin akhir2 ini.
Dia tuh orang kepercayaan gue , gue lagi nugasin dia buat mencari tau semua tentang gracia.
Gue juga nyuruh orang kepercayaan gue buat cari tau semua latar belakang gracia dan gimana ceritanya dia menjadi seorang pelacur .

Disinilah gue sekarang , di salah satu cafe ternama di kota ini , cafe ini memiliki pemandangan yang bagus , karena masih banyak pemandngan hijau2 di kota yang udah penuh dengan gedung2 tinggi dimana2.

" Selamat sore non " sapa orang itu yang lagi duduk di depan gue
" Sore "
Diapun langsung memberikan beberapa map coklat yang sudah berisi berkas2 yang gue mintak
Gue terdiam sejenak , rahang gue mengeras bahkan semua kertas2 yang ada di map coklat tadi sudah gue remas2 dan hampir gue sobek .
Aku benar2 marah dengan apa yang gue baca dan yang gue tau.

" Kamu kerjakan apa yang saya mintak kemarin , dan kalau sudah langsung kabari saya "
" baik non "

Guepun pergi dari tempat itu dan langsung masuk ke mobil gue , rasanya gue lemas tau ini semua.
Gee , gimana bisa kamu jalani ini semua ? Aku janji gee aku bakal keluarin kamu dari dunia ini aku janji gee
gue masih gak nyangka , jika papa gracialah yang menjualnya pada laki2 hidung belang diluaran sana , dan gracia harus menjalani ini semua sejak usia muda nya
Bangsat , bangsat , bangsat , gue bakal balesin semua perbuatan nya
Jadi laki2 yang gue lihat waktu itu ..............
.
.
Flashback On

Mobil shani melesat mengikuti mobil yang tidak jauh di depan nya , shani sengaja memang menjaga jarak dari mobil di depan nya itu agar tidak ketahuan jika ia sedang membuntuti seseorang yang ada di mobil itu , orang itu adalah gracia.
Tatapan mata shani semakin tajam , wajah datar nya begitu semakin terlihat jelas , aura2 menyeramkan bisa di rasakan bagi siapa saja yang melihat shani saat ini.

Mobil itu berhenti di salah satu kawasan yang cukup padat penduduk nya , keluar lah perempuan yang sangat shani inginkan kehadiran nya akhir2 ini .
Bahkan ia sudah mengacaukan seluruh hidup shani , tidak pernah sekalipun shani merasakan perasaan ini sebelumnya terhadap siapapun.
Shani benar2 ingin sudah jatuh hati pada perempuan disebrang sana.

Shani melihatnya berjalan menuju salah satu gang rumah yang ada disana , sedangkan mobil yang membawanya tadi sudah pergi meninggalkan kawasan itu.
Shanipun turun dan pergi mencari keberadaan gracia , banyak rumah2 besar di kawsan ini tapi lebih banyak rumah2 perkampungan yang penghuninya banyak sekali.

Shani melihat setiap rumah yang ada disana , dan di kawasan ini banyak sekali perempuan2 yang berpakaian terbuka , bahkan beberapa dari mereka menggoda shani .
Ada 2 perempuan yang shani lihat disana , dia terlihat cantik bahkan tidak jauh cantiknya dari gracia , saat shani sedang asik berjalan dan matanya sesekali melirik beberapa orang disana , sambil menolak setiap orang yang menggodanya dan menawarinya untuk mampir.
Shani melihat gracia dari kejauhan , sedang menenteng beberapa kresek lalu di buang lah ketempat sampah di pinggiran pagar rumahnya.
Gracia terlihat judes sekali jika tidak tersenyum , dan shani melihat ada laki2 yang menghampiri gracia dan menarik lengan gracia dengan paksa untuk masuk kerumah.

Siapa laki2 itu , kenapa dia terlihat ksar ? apa dia pemilik gracia ? apa dia yang menjual gracia ? kenapa gracia tidak kabur saja sih ? batin shani
Shanipun hendak mendatangi rumah itu , tapi tiba2 tangan shani di tarik oleh seorang perempuan yang shani lihat tadi.

" Nyari siapa ? " tanya perempuan itu
" tidak ada " shanipun putar arah menuju kembali ke mobilnya tapi lagi2 tangan shani di tarik oleh perempuan tadi shani yang kagetpun jadi ketarik begitu saja dan mengikuti perempuan tadi.
" LEPASIN " teriak shani sambil melepaskan genggaman tangan perempuan tadi
"Kamu gak seharusnya datang kesini , bagaimana kalau ada yang mengenalimu ? pasti akan banyak wartawan yang mengejar2 mu , jika mau menyewa salah satu dari kami kamu bisa hubungi pak dirmo "
Shani mengerutkan kedua alisnya , berfikir sejenak setiap perkataan perempuan yang ada di depan nya ini.

" lu kenal gue ? " 
" hahaha , jelas lah kenal , siapa sih yang gak kenal anak semata wayang keluarga natio , salah satu orang terkaya di kota ini " 
Shani hanya menganggukan kepalanya sja tanda ia paham dengan arah pembicaraan orang ini
" lalu , gimana gue bisa menghubungi pak dirmo ? "
" mau gue antar ? "
" gak perlu , lu kasih tau dimana ?"
" Di depan sana ada rumah warna hijau dengan pagar hitam , tuh disana , kamu bisa lihat kok , rumahnya paling besar di antara yang lain nya , kamu tinggal masuk saja kesana , tapi saya saranin kamu jangan kesana sendiri , gak lucu kan kalau wartawan ada yang tau bisa2 bencana bagi kami semua " dia menjelaskan lalu mengakhiri nya dengan senyuman
" gue paham , terima kasih "
Tanpa menunggu jawaban dari lawan bicaranya , shanipun pergi meninggalkan permpuan tadi lalu kembali memasuki mobilnya , tidak lama shani langsung menghubungi seseorang.

" halo "
" .............. "
" saya sudah sharelock ke kamu , dan saya mau kamu mencari informasi apapun tentang seseorang bernama gracia di tempat itu "
" ....................... "
" satu lagi , ................"
" ...................... "
Shani langsung mematikan panggilan itu dan kembali melajuhkan mobilnya untuk kembali ke apartemen nya.

Flashback Off

Shani sudah berada di kawasan apartemen nya setelah menemui orang kepercayaan nya tadi , shani merasa tidak memeliki tenaga yang cukup , karena fikiran nya sudah bercabang kemana2 , memikirkan segala cara agar bisa membawa gracia nya pergi.

Kring...kring ... ( suara hp shani )
Shani pun melihat hpnya yang berbunyi , disana tertera nama kinal , shanipun segera mengangkat panggilan itu.

" Halo iya nal "
" assalamualaikum "
" waalaikum salam "
" lu dimana shan ? , sibuk kagak ? "
" di apartemen , kenapa ? "
" Lu bisa kesini kagak ? gue mumet nih udahan , sih bocil mabok berat nih dari tadi minum habis 200 botol dah kayak nya "

Alay banget sumpah lu nal
Yee biar makin meyakin kan aje thor
Tapi ya kagak 200 juga lah , udah died tuh anak orang
Berisik deh , gue kan lagi telponan sama bidadari diem nape
Bangsul deh lu nal

" Kok bisa ? terus lu dimana sekarang ? "
" gue di club nya si zizoy "
" Otw "

Shani kembali keluar apartemen nya dengan sangat terburu2 , bagaimanapun juga ara sudah seperti adik shani sendiri , dan dia tau ara tidak pernah sampai mabuk berat.
Ada rasa khawatir yang saat ini shani rasakan , shani bertanya2 ada apa dengan bocil yang sok dewasa itu ?
Shani menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh , diapun menghubungi seseorang.

" halo lu dimana ? "
" gue udah otw , gue udah di telpon kinal " jawaban dari sebrang sana
" oke "
Shanipun mematikan panggilan telpon nya , dan kembali fokus menyetir
.
.
" kok bisa sih ? "
" mana gue tau , tadi gue di kampus nyariin lu bedua kagak ada , pas gue telpon nih bocah , pegawai lu zoy yang angkat , dia bilang nih bocil dah mabok berat "
" iya sory gue dah balik duluan " jawab zee dan shani berbarengan

" gue cinta sama lu , maafin gue kak , huaaaaa huaaaa " Teriak ara di sela2 mabuknya dengan kondisi rambut acak2an dan wajah yang memerah akibat alkohol berlebihan
" nih bocil kenapa seh , woy ra sadar nape " teriak kinal

Shani dan zee saling pandang , seakan tau kenapa sih ara bisa kayak gini , tapi zee dan shani tidak banyak bicara , dia langsung menggendong ara dan keluar dari club itu
Lebih tepatnya , shani yang gendong sih 

Shani , kinal , dan zee , membawa ara ke aprtemen shani , karena tidak mungkin dia mengantarkan ara pulang dengan keadaan kayak gitu , ya meskipun keluarganya sudah biasa jika ara minum alkohol hanya saja kan tidak sampai kondisi seperti ini .

Kinal bertanya pada shani dan juga zee tentang apa yang terjadi pada ara , karena kinal yakin banyak sedikit mereka tau , bagaimanapun juga mereka dekat karena keluarga mereka juga dekat Maklumlah circle nya holang kaya batin kinal , apalah dia yang hanya remahan rempeyek 

Tapi shani dan zee , hanya diam dan sibuk dengan kegiatan masing2  seolah memberi tau kinal mereka tidak tau dan tidak terlalu ambil pusing.

" tanya aja pas ntar dia dah bangun nal " jawab shani enteng lalu pergi menuju dapur
" kalian kalau mau nginep silakan , gue mau istirahat dulu capek banget , dan lu zee , ntar sesekali chek kondisi ara ya " sebelum akhirnya shani benar2 pergi meninggalkan mereka berdua
" lah bushet kenapa gue dah ? , nal lu aja yak , gue mau balik nih masih ada kerjaan " 
" lah gue lagi nih jadinya ?"
" kan lu dah biasa nginep dimari " 
" hmmm apalah hamba ini yang hanya sebongkah berlian "
" berlian ? berlian neraka iye , pantes noh dengan look lu "
" setan lu zee  yaudah pergi sono "

Zee pun tertawa dengan keras , lalu mencium pipi kinal sekilas dan langsung kabur begitu saja sebelum kinal akan mengeluarkan jurus anak piton nya itu.

" zee bangsat lu , balik kagak lu sini "
" shaniiiiiiii gue pulang " Teriak zee dan langsung menghilang begitu saja dari pandangan kinal
" bangsat banget tuh anak dajjal , pipi gue huhuhu maafkan aku sayang , pipiku ternoda oleh anak dajjal " Monoton kinal sambil mengusap pipinya dengan tisu basah yang dia ambil dari dalam tasnya.

Kinal menyenderkan tubuhnya pada sofa ruang tamu ini , dia melihat kearah pintu kamar shani dan kearah pintu kamar lain nya.
Kinal memang bukan satu circle mereka dalam urusan latar belakang keluarga dan kekayaan , tapi kinal mengenal mereka dengan dekat karena bagi kinal mereka bukan saja hanya sahabat.
Tapi kinal sudah anggap mereka seprti adik2 kinal sendiri.
kinal tau jelas ada yang terjadi pada shani , karena perubahan nya yang cukup drastis tapi setiap kinal tanya dia selalu menjawab ntar juga gue cerita.

Kinal menghela nafasnya lalu mulai beranjak dari tempatnya dan menuju kesalah satu kamar yang ada di tempat ini. yang pasti bukan ke kamar shani.

Wahhh ini partnya panjang sih
Terima kasih yang masih setia membaca , memberikan votenya dan bersedia berkomentar
Jika ada saran boleh banget , seneng malah jika bisa bertukar fikiran

Lagi kangen2 nya moment greshan sama chikara sih 
Ya meskipun chikara sudah karam siih kapalnya hehe



Wanita KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang