Di sebuah kamar bernuansa ungu yang di padukan dengan warna putih keemasan, terlihat seorang gadis cantik yang menatap kesal pada sebuah pintu yang terus di ketuk. Alice berkali-kali meminta nona nya keluar dari kamar untuk segera di rias karena malam ini akan ada pertemuan besar dua keluarga.
Gadis yang masih menggunakan piyama itu memutar bola matanya malas, lalu melanjutkan menghias kuku nya dengan kutek mahal nan cantik.
"Nona Airin, tolong biarkan saya masuk."
Sayangnya gadis bernama Airin itu tak sedikitpun peduli dan terus melakukan hal yang membuatnya senang. Menghias dan mempercantik dirinya adalah self healing buat Airin.
Tak lama kemudian suara Alice tak terdengar, Airin menoleh pada pintu kamar yang tertutup oleh sebuah meja besar, yang sengaha Airin simpan di sana agar Alice atau siapapun tak bisa membukanya.
Sebuah smirk kecil terbit di bibirnya, salah siapa mengurung Airin seharian di kamar? Tentu dengan senang hati Airin akan membuat moment pengurungannya semakin berkesan dengan memanfaatkan situasi ini agar tidak seorang pun bisa membawanya ke acara konyol itu.
Ya, mencari peluang dalam kesempitan. Airin merasa bangga dengan dirinya yang terlampau cerdas.
"Airin! Ini Mommy, buka pintunya sayang."
Airin meletakan kuteknya asal, dia menatap pintu kamar yang masih tertutup dengan raut terkejut. Mommy nya pulang? Sungguh sebuah keajaiban wanita itu bersedia pulang ke rumah dan meninggalkan bisnisnya di paris.
"Alahh, palingan mau maksa gue ketemu sama om-om mata duitan kan?" Monolog Airin, gadis itu terus menggerutu dan merutuki keluarganya yang sangat kuno.
Perjodohan?
Airin bukan gadis bodoh yang tidak mengatahui apapun, sudah pasti kedua orang tuanya akan mengorbankan puterinya dalam perjodohan gila demi sebuah bisnis. Airin bahkan merasa geli membayangkan pria yang akan di jodohkan dengannya berperawakan gendut, berkumis tebal dan menatapnya lapar.
"Ihhh apasihh jijik banget! Gak, gak, gue gak mau di jodohin!!" Airin teriak tanpa sadar, merinding dengan bayangan yang ia buat sendiri.
Mommy Airin yang masih di luar semakin terkejut mendengar teriakan puterinya, rasa takut mulai menghinggapi benaknya membayangkan Airin puteri kesayangannya melakukan hal nekat, lalu dia menatap salah satu bodyguardnya.
"Cepat dobrak pintunya!"
"Baik nyonya."
Dua bodyguard itu bergerak maju dan menyiapkan ancang-ancang untuk mendobrak pintu yang kokoh. Membuat pintu bercat putih itu bergerak sedikit demi sedikit.
Airin yang masih di dalam kamar, tak kalah terkejut dengan tindakan orang-orang di luar. Sampai tak lama kemudian pintu itu lepas dari engselnya, lalu seorang bodyguard membuka pintu kamar Airin yang rusak dan menyingkirka sebuah meja yang menjadi penghalang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Stranger
Fiksi PenggemarMaharani Airin Kaneesha, mahasiswi cantik yang mencintai kekayaan dan kebebasan. Selalu mendapatkan apa yang dia mau adalah sebuah kewajiban di dalam hidupnya, tak ada yang bisa melawan seorang Maharani Airin Kaneesha. Kesempurnaan dunia adalah mili...