2. Dipaksa kuat

2.5K 30 3
                                    

"Beberapa anak beruntung dilahirkan oleh keluarga yang cukup materi. Sisanya beruntung diberikan hati dan tulang yang kuat untuk berusaha sendiri."
-David
🍂

"Lo yakin nih langsung pulang?" Tanya Sesil pada Fina yang sedang piket.

"Iya soalnya gue mau ganti baju dulu biar langsung ke tempat kerja."

Fina memang bekerja di sebuah cafe dekat sekolahnya berganti shift dengan karyawan cafe yang lain.

"Temenin gue dulu dong bentar Fin. Please."

"Lo mau gue di pecat?"

"Iiih bukan gitu. Kan yang bisa yakinin bokap gue cuman lo doang, gue janji abis ini lo bakalan gue traktir di kantin selama seminggu."

Fina mengganggukkan kepalanya menghela nafas pasrah membuat Sesil memeluk Fina.

"Fine. Cuman 30 menit ok?"

"Iya Fina ku sayaaanggg. Gue duluan ya ntar gue pesenin grab buat lo."

"Iya."

***

Fina baru saja sampai di rumah Sesil membuat Lita, ibunya Sesil langsung menyambutnya.

"Tante kangen banget loh sama kamu." Ucap Lita sambil mencium pipi Fina.

Fina tersenyum manis sembari mencium tangan Lita. "Aku lebiiih kangen tante."

"Sesil nyusahin kamu gak di sekolah? Tante tuh heran ya sama tuh anak. Gak pernah belajar kerja nya cuman main doang. Kamu ajarin Sesil dong Fin lain kali biar otak nya mulus kayak kamu."

Fina menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali. "Hmm Sesil rajin kok tante cuman jarang serius aja. Kapasitas otak orang kan beda-beda tante jadi gak bisa di banding bandingin kayak gini."

Lita langsung tersenyum mengelus tangan Fina membuat Fina merasa nyaman.

"Tuh ma dengerin si Fina. Aku tuh pinter kok cuman kalau di bandingin sama Fina mah emang kentang."

"Halah. Di bandingin sama Elang kamu juga gak jauh kentang."

Keluarga Elang dan Sesil memang akrab karna satu teman bisnis dengan papanya.

"Kalau sama Elang yang gak kentangnya tunggu nanti ya."

"Tunggu apa?"

Mereka bertiga melihat ke arah pintu yang mana papa Sesil datang dan langsung mencium kening Lita.

"Tunggu apa hmm?"

"Tunggu aku nikah sama Elang lah."

Lita, Fina dan Elon,Papa Sesil langsung memutar bola matanya malas.

"Kamu tuh ya ngehalu mulu."

"Mama liat aja nanti." Sesil beralih menatap Elon. "Pa aku nanti mau jalan sama Fina ya sekalian nginep di rumahnya."

Elon langsung menatap Fina membuat Fina mengangguk. "Sure. Have fun ya."

"Yaudah aku langsung pergi ya sama Fina. Bye ma bye pa."

Sesil dan Fina langsung bergegas pergi karna Fina harus pergi bekerja secepat mungkin.

***

"Kak maaf banget aku baru dateng tadi ada keperluan mendadak sebentar."

Fina langsung ngos-ngosan saat tiba di ruangan pantry cafe memegang tangan David, selaku chef dan teman satu kerjanya.

"Hey it's okay hunny." David menyeka keringat Fina dengan sapu tangannya sambil menyodorkan botol minuman yang langsung di sambut oleh Fina menengguknya hingga habis.

"Makasih ya kak. Lo emang orang yang paling ngertiin gue. Kalau gitu gue ke depan dulu ya nganter pesanan."

David mengangguk. "Hati-hati ya kerjanya."

Fina langsung meninggalkan David untuk mengantar pesanan yang dimana cafe saat ini sedang ramai-ramai nya karna jam pulang sekolah.

"Ini ke meja nomor 3 ya Fin. Ntar lo langsung balik ke sini soalnya nih meja hampir penuh karna pesanan."

"Sip."

Fina langsung meletakkan pesanan ke atas meja nomor 3 yang membuat customer mengangkat kepalanya.

"Hai."

Fina sontak menatap orang yang menyapanya yang tak lain adalah Elang.

"Silahkan dinikmati."

Elang memegang kuat tangan Fina membuat Fina meringis. "Lo kerja? Jadi lo orang miskin ya."

"Iya gue orang miskin dan orang miskin ini gak sudi tangan nya di pegang sama lo."

"Wow ternyata lo emang semenarik itu ya Fina."

"Lepas. Gue mau kerja."

Elang melepaskan tangan Fina yang sebelumnya dia cium membuat Fina di perhatikan oleh pengunjung cafe.

"Fuck you!" Gumam Fina dengan suara kecil yang hanya bisa di dengar oleh Elang membuat Elang makin melebarkan senyumnya.

"I wanna tell you something, your lips is so sexy." Elang berdiri mendekatkan bibirnya pada telinga Fina, berbisik. "I want to make you sigh under me."

"Lo bukan tipe gue btw."

"We'll see. Lo sendiri yang akan datang ke gue."

"In your dream."

Elang tersenyum manis membuat Fina sedikit terpesona. Fina langsung bergegas pergi saat Elang sudah kembali duduk menikmati makanannya.

***

Hari sudah mulai larut. Jam menunjukkan angka 22.00 yang dimana artinya jam kerja Fina sudah berakhir. Fina sedang berjalan bersama David untuk mampir sebentar ke minimarket dekat cafe dan langsung pulang, kebetulan rumah David dan Fina searah walaupun beda kompleks.

"Kenapa bisa telat tadi?" Tanya David.

"Biasalah Sesil."

Fina memang seterbuka itu pada David, untuk hal apapun Fina memberitahukan padanya termasuk Sesil yang sering minta tolong padanya.

"Lo gak boleh loh terus-terusan bohongin orang tua nya. I know you know what I mean."

"I know. Mungkin besok bakalan lebih tegas lagi sama dia. Doain ya?"

David terkekeh mengacak lembut rambut Fina. "Emang kapan sih gue gak ngedoain lo? Gue tu sayang banget sama lo."

Fina tertawa menatap David membuat David salah tingkah. "Gue lebiiih sayang sama lo kak."

Setelah sampai di minimarket dan membeli minuman, mereka langsung melanjutkan perjalanannya.

"Gue tuh sering bertanya-tanya tau nggak? Kenapa ya dari sekian banyak manusia, gue harus di kasih beban sebegininya?"

David langsung menatap Fina. "Beberapa anak beruntung dilahirkan oleh keluarga yang cukup materi. Sisanya beruntung diberikan hati dan tulang yang kuat untuk berusaha sendiri."

Fina juga balik menatap David. "Beberapa lagi beruntung bisa mati muda gak lagi mikirin dunia. Kayaknya gue lebih suka kalimat yang ini deh. Hehe."

David menatap tajam Fina membuat Fina menelan ludahnya gugup. "Kalau lo mau gue benci cukup ulang kalimat yang lo bilang tadi. C'mon say the words again Fina Anggraini."

"Maaf." Cicit Fina memeluk David yang langsung membeku.

David membalas pelukan Fina sambil mengecup kening Fina. "Jangan di ulang lagi ya. Gue gak mau kehilangan lo."

***

Gimana guys? Mulai seru atau tambah bosen nih?
Jangan lupa like dan comment nya ya.

ME OR US Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang