"Hei, apa yang kalian lakukan pada kak Rei?!"
Sebelum Haerin sampai di depan Rei, cewe-cewe yang mengelilingi Rei tadi sudah kabur terlebih dahulu setelah mendengar Haerin meneriakinya.
"Lo gapapa kak?" Haerin bertanya sambil memastikan keadaan kakak kelasnya itu.
"Gapapa kok, makasih ya udah dateng" Rei berterima kasih kepada Haerin karena sudah menyelamatkan dia dari ancaman cewe-cewe ga jelas itu.
Tanpa bertanya lebih lanjut Haerin menarik tangan kakak kelasnya itu dan membawanya ke perpus karena sebelumnya dia meninggalkan barang-barangnya di sana juga ingin Rei menenangkan diri terlebih dahulu.
Minji, sebenarnya melihat aksi Haerin tadi. Karena ia sedang berlatih basket di lapangan indoor yang berhadapan langsung dengan koridor sekolah. Awalnya dia tidak peduli dengan hal tersebut, tetapi setelah mendengar suara Haerin yang berteriak dan sedikit mengganggu fokus Minji, ia pun menoleh ke sumber suara dan mendapati Haerin yang berlari ke arah Rei.
"Ngapain sih dia? tumben banget teriak" gumam Minji sambil memainkan bola basketnya. Ya, dia kenal Haerin, mereka memiliki hubungan keluarga yaitu Mama Minji kakak dari Papa Haerin.
Yap, sepupu.
Tetapi, di sekolah mereka tidak memberi tahukan bahwa mereka adalah sepupu. Orang-orang hanya beranggaapan mereka seperti senior dan junior, bahkan ada yang menjodohkan mereka. Ya siapa yang tidak menjodohkan, Minji sang kapten basket dan Haerin ketua club cheerleader . Pasangan yang serasi bukan? Tapi sayangnya, mereka keluarga.
"Semoga ga terjadi hal aneh deh sama itu bocil" Minji melanjutkan dribble bola basketnya tanpa menoleh lagi ke tempat Haerin berada.
Haerin yang masih kesal dengan peristiwa Rei dikelilingi gadis-gadis tak jelas tadi tak habis pikir, dia duduk sambil memegang pena dengan kuat-kuat dan alis yang tertekuk membuat Rei tak enak melihatnya.
Rei menghela nafas, tak habis pikir dengan adik kelasnya ini yang masih terlihat kesal.
"Udah ah rin, santai deh itu muka"
Rei sambil mengusap pelan lengan Haerin, bermaksud untuk menenangkan adik kelasnya itu.
"Gimana bisa santai kak? gue kesel liat mereka tadi ancam-ancam lo. Rasanya mau gue acak-acakin muka mereka tadi. Beraninya rame-rame doang."
Haerin berucap tanpa henti membuat Rei terkekeh pelan melihat Haerin yang kesal dan berucap tanpa henti.
"Udah ah, biarin aja. Nanti mereka juga sadar sendiri"
Haerin bingung, kenapa sih Rei sangat baik? padahal tadi Rei disudutkan sama gadis-gadis berandal itu.
Dia ingin melakukan sesuatu yang membuat gadis-gadis itu jera.
*
Hanni melamun sambil mengaduk-aduk es jeruk di depannya, dia sedang berpikir bagaimana cara move on dari Danielle-
"Hey, ngelamunin apa?"
Panjang umur, Danielle datang tanpa diundang langsung duduk di depan Hanni sambil melambaikan tangan agar Hanni tersadar dari lamunannya.
"H-huh? D-dani!
" Yes I am" ucap Danielle sambil senyum ke Hanni.
"Danielle aja yang lo liat ada disini Han" itu Yunjin baru sampe dan langsung duduk disebelah Danielle.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stranger to Lover [Bbangsaz]
Fiksi PenggemarHanni galau ketika mengetahui crushnya ternyata menyukai orang lain, lalu dia curhat kepada temannya namun salah nomor dan chatnya sampai ke Minji. siapa sih anjir ini ngespam ae, tiba-tiba chat aneh masuk -Minji galau banget mas crush ternyata crus...