"El, hari ini lo balik nebeng yang lain aja ya. Gue ada kerja kelompok dulu" ujar Rega pada Elina saat mereka tengah berjalan menuju parkiran sekolah.
"Lo kerja kelompok juga Ju?" Tanya Elina pada Juan. Pasalnya Juan dan Rega itu satu kelas.
"Yoi" jawab cowok itu.
Elina hanya mengangguk saja.
"Gimana El? Atau lo mau gue anterin pulang dulu?"
"Gak usah. Lo langsung aja. Gue bisa balik sama yang lain"
"Yaudah gue duluan ya" pamit Rega
"Kabarin kalau udah sampe rumah" pesan cowok itu lalu mengambil langkah berpisah dari teman temannya.
*****
Rega memutar balik motornya kembali ke rumah Dania, tempatnya melakukan kerja kelompok bersama teman temannya tadi saat tak menemukan ponselnya di dalam saku.Sepertinya tertinggal.
Dahi cowok itu mengernyit saat mendengar suara benturan yang cukup keras dari dalam rumah Dania. Langkahnya lantas mendekat ke arah pintu rumah yang terbuka karna penasaran.
Rega berjengkit terkejut saat Dania tiba tiba keluar dari dalam dengan berlari.
"Rega! Tolong bawa gue pergi dari sini Ga please!" Cewek itu memohon padanya dengan air mata bercucuran. Dari wajahnya jelas bahwa cewek itu sedang ketakutan.
"Lo kenapa?" Tanya Rega bingung. Ia menatap cewek itu lekat. Terdapat luka lebam di pelipis sebelah kanannya. Seingatnya tadi luka itu belum ada.
"DANIAAAA. JANGAN KABUR KAMU!" Teriak sebuah suara dari dalam rumah cewek itu.
"Ga please! Gue jelasin nanti" mohon Dania lagi panik.
"Yaudah ayo"
*****
Rega menghentikan motornya di depan lobby sebuah hotel sesuai permintaan Dania.
"Makasih ya Ga. Sorry gue ngerepotin" cewek itu terlihat sudah lebih tenang dari sebelumnya.
"Oke. Btw hp gue ketinggalan di rumah lo makannya tadi gue balik lagi" balas Rega.
"Iya nanti gue bawain"
Rega hanya mengangguk saja lalu bersiap untuk melajukan motornya tapi Dania menghentikannya.
Tangan cewek itu memegang lengan Rega membuat Rega mengernyitkan dahinya tak suka di sentuh sembarang orang.
Cowok itu melepaskan tangan Dania dari lengannya "kenapa?" Tanyanya.
Dania menunduk "soal yang tadi jangan bilang siapa siapa ya Ga" mohonnya.
"Iya lo tenang aja" balas Rega tak mau bertanya lebih lanjut karna menurutnya itu privasi Dania. Ia tak perlu ikut campur.
"Duluan" ujar Rega sebelum menggas motornya meninggalkan lobby hotel.
Dania memandang kosong kepergian Rega. Tangannya bertaut saling menggenggam. Jika boleh jujur, ia lelah hidup seperti ini. Ingin rasanya menyerah saja.
*****
"Baru balik Ga?" Tanya Alvin sedikit berseru saat melihat motor Rega memasuki halaman rumah cowok itu.
Saat saat ini ia sedang duduk lesehan didepan rumah Elina bersama yang lain. Juan juga sudah berada di sana. Pagar pembatas rumah mereka memang tak terlalu tinggi sehingga rumah Rega terlihat jelas dari rumah Elina begitupun sebaliknya.
"Iya tadi ada perlu dulu" jawab Rega setelah meloncati pembatas halaman lalu mengambil duduk di sebelah Elina.Terlihat sudah banyak bungkus camilan yang sudah berserakan di tengah tengah mereka.
"Urusan apa?" Tanya Elina heran pasalnya Juan saja sudah sampai sedari tadi.
"Emm, ada deh" ucap Rega asal membuat dahi Elina berkerut.
"Terus kenapa ga ada kabar?"
"Hp gue lowbat" jawab Rega tanpa memandang Elina.
Bukan bermaksud untuk bohong. Rega hanya bingung bagaimana bisa jujur tanpa menceritakan apa yang terjadi pada Dania. Masalahnya cewek itu sudah mewanti wanti dirinya agar tak memberi tahu siapa pun. Lagi pula jika Dania tak melarangnya pun Rega tetap tak akan memberi tahu teman temannya sebab itu bukan hak nya. Dania berhak memiliki privasinya.
Elina menghela nafas pelan lalu mengangguk percaya saja. Tak mau memperpanjang masalah.
*****
Tbc
Hmm Rega mulai bohong ya guys🥲
KAMU SEDANG MEMBACA
TELEIOS (END)
Teen FictionSUDAH END!! Bagi warga SMA Nusantara, teleios itu merupakan kumpulan manusia tampan yang sempurna. Tapi bagi Elina, teleios itu tak lebih dari kumpulan manusia manusia abnormal yang kelakuannya bikin geleng geleng kepala. Elina ini sebenarnya gadis...