"Lantas, ketenangan seperti apa yang kau cari di dunia? Jika orang yang sudah tiada saja, masih ingin di do'akan agar bisa tenang."
-Takdir Sang Ilahi-
°°°
Hari sudah malam. Genangan air di tanah masih basah. Tadi sore, hujan turun begitu lebat beserta dengan angin nya. Terdapat beberapa anak memakai selimut untuk menutupi tubuh dari dingin nya malam. Seorang gadis menatap iba kepada anak-anak jalanan. Hujan tadi, menghantarkan mereka berteduh di sebuah bangunan rumah kecil, namun terlihat nyaman dan cukup untuk mereka berteduh.
Alifah yang masih berada di antara anak-anak jalanan. Ia tidak bisa membayangkan mereka kuat dan bertahan dalam kondisi seperti ini. Getaran ponsel pada tasnya menyadarkan Alifah yang terduduk santai sambil bercanda dengan mereka semua
'Kamu belum pulang, nak?'
Alifah terdiam dengan mata tak percaya membaca pesan yang baru masuk itu. Ya, itu dari ayahnya. Tanpa sadar senyum tipis terukir di bibirnya serta mata yang berkaca-kaca. Bolehkah kali ini, ia bahagia mendapatkan perhatian dari sosok ayahnya? Dan bolehkah sang ayah, tidak berubah lagi seperti dulu? Ada rasa senang dan takut jika ini hanyalah sementara.
"Kak Alifah kenapa?" Suara dari Tia menyadarkan Alifah.
Alifah menggeleng kecil seraya tersenyum. "Gapapa kok. Oh ya, kakak pulang dulu, gapapa?" Alifah merasa tidak enak meninggalkan mereka semua.
"Gapapa kok kak. Kak Alifah sudah menemani kita semua dari tadi. Besok kak Alifah, kan kerja," ucap Tia mengerti.
Alifah tersenyum simpul. "Kalian baik-baik ya di sini. Nanti kakak akan datang lagi." tuturnya dengan lembut.
"Sama jodoh kak Alifah ya, kalau bisa," celetuk salah satu dari mereka.
Alifah terkekeh kecil.
"Kamu bisa aja. Kalau pun, gak bareng sama jodoh kakak, kakak bisa datang sendiri ke sini kok." kata Alifah dengan kekehan kecil.
Sementara ada anak kecil perempuan menatap Alifah, membuat Alifah mengerutkan keningnya melihat tatapan itu.
"Kenapa Tia?" tanya Alifah lembut.
Tia menggeleng kecil. "Kak Alifah, baik-baik ya, di sana. Jaga kesehatan. Dan kalau kak Alifah lagi sedih, kita ada untuk kakak, dan pastinya akan selalu ada Allah yang membantu kak Alifah." tutur Tia seperti layaknya memberi nasihat kepada kakaknya sendiri.
Alifah tersenyum haru mendengar penuturan dari seorang anak perempuan yang masih berusia 10 tahun itu. Penuturan nya seolah tahu kondisinya saat ini.
Alifah mengelus kepala Tia dengan lembut. "Makasih ya Tia dan kalian semua. Sini peluk kakak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Sang Ilahi [END]
Spiritual(Follow sebelum membaca) "lantas, ketenangan seperti apa yang kau cari di dunia? jika orang yang sudah tiada saja masih ingin di do'akan agar bisa tenang." kata itulah yang menjadi hal yang selalu di ingat dalam hidup seorang gadis bernama Alifah Ka...