6. Kami mencari Uturu

67 13 1
                                    

Langit cerah berwarna biru menemani perjalanan kami. Semilir angin membawa kesegaran ke kulit ku. Rambut ku bergerak-gerak seiring dengan semilir angin yang berhembus. Sendainya aku bisa bernafas seperti para avatar tanpa harus menggunakan masker oksigen. Mungkin aku dapat mengirup aroma laut yang segar. Aku penasaran bagaimana rasanya menghirup udara di pandora ini. Sepanjang perjalanan pemandangan adalah laut biru yang tenang.

Jake dan Neytiri yang berada di depan sepertinya menambah kecepatan ikran. Kami yang berada di belakang pun mengikuti. Omong-omong saat ini aku naik ikran Neteyam, dan aku duduk di belakangnya sambil memeluk pinggangnya. Awalnya aku kira neteyam akan menolak ketika aku meminta untuk naik ikran bersama tadi. Sejak kejadian kemarin neteyam benar-benar sudah tidak menjauhiku. Aku masih heran sebenaranya dia menjauhi ku karena apa.

"Neteyam, boleh aku bertanya?" Tanya ku sambil memunculkan kepla dari selah tangan neteyam yang sedang memegangi ikran.

Tak langsung menjawab neteyam melirik ku dulu, "..Ya, silahkan" jawabnya setelah beberapa detik.

"Neteyam, apakah kamu membenci aku?" Tanya ku lagi setelah mendapatkan persetujuan.

Beberapa menit tak ada sahutan. Aku kembali memposisikan kepala ku seperti semula. Aku pikir mungking pertanyaan ku terlalu sulit untuk Neteyam jawab.

"Bukankah...kamu yang membeci ku?". Setelah cukup lama menunggu akhirnya neteyam bersuara juga. Tapi apa maksudnya, bagaimana mungkin Neteyam bisa berpikir seperti itu.

"Huh? Kenapa kamu bisa berpikir seperti itu?" Tanya ku.

"Kamu mengatakannya di depan pohon jiwa. Ada kamu dan lo'ak disana". Balas Neteyam dengan suara serak.

Sebentar biar ku ingat-ingat lagi. Bersama Lo'ak di pohon jiwa. Kapan ya aku melakukannya.

"Bro, jadi kamu mendengar perkataannya waktu itu?" Sambar Lo'ak. Dia terbang tak jauh dari kami jadi dia bisa mendengar percakapan kami.

"Lo'ak kamu mengingatnya?" Tanya ku.

"Iya bodoh, saat kami berenang di sungai dan Kiri hampir hanyut, setelah itu kita datang ke pohon jiwa"

"Oh, tidak neteyam kamu mendengar itu?" kata ku kembali bicara pada neteyam. "Neteyam saat itu pasti kamu hanya mendengar ketika aku mengatakan bagian akhirnya saja".

"Pada awalnya aku berdoa pada eywa kalau aku ingin menikah dengan Neteyam dan membenci loak seumur hidup-". Aku berhenti sejenak karena saat mengatakan itu aku agak malu untuk melanjutkan lagi. "Saat itu bicara ku juga masih ngawur, kamu tahu itu kan? Aku bahkan percaya ketika loak bilang eywa akan mengabulkan doa itu secara terbalik!"

Aku melirik Loak yang terbang di samping kami dan mengacungkan jari tengah ku yang membuat loak meresponsnya secara dramatis. Sejak dulu Lo'ak suka sekali membohongi aku, dan bodohnya aku selalu percaya.

Dulu aku dan Loak datang ke hadapan pohon jiwa untuk berdoa pada eywa. Loak bilang jika meminta sesuatu maka eywa akan mengabulkannya. Akhirnya aku berdoa kalau besar nanti aku ingin menikah dengan neteyam. Kenapa aku bisa berdoa seperti itu, iya karena neteyam lah yang sering menolongku ketika aku di bully oleh Spider dan Lo'ak. Dulu aku memang terlalu pendiam dan polos untuk Spider dan Lo'ak yang kelewat jahil dan Hyperactive.

Lalu saat itu aku percaya ketika Lo'ak bilang "Jane bodoh kamu malah akan menikah dengan ku nanti dan Neteyam akan membenci mu seumur hidup! Eywa mengabukannya secara terbalik, tahu!"

"Jadi pada akhirnya aku membalikan doa aku, dan itulah yang kamu dengar. Neteyam aku tidak membenci mu". Ketika aku mengatakan itu aku menggapai lengan neteyam. Aku benar-benar mengatakanya tanpa kebohongan. "-Dan mau kah kamu kalau kita berteman lagi seperti dulu?"

ALIEN || AVATAR THE WAY OF WATER FANFICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang