bab 2 : trauma ?

0 0 0
                                    

"Assalamualaikum bundaa kami pulang" Abian dan mara masuk dan tidak lupa untuk Salim pada bunda tercintanya.

"Masyaallah anak anak bunda udah pulang"
"Ni bund" kata Abian sambil memberi belanja yang di belikan tadi saat pulang.
"Makasi ya nak"

Abian berdehem sambil tersenyum ke arah bundanya "Abang ganti baju dulu ya bund"
"Adek juga"

" Iya, sana abis itu makan trus bantuin bunda di dapur ya"
"Pasti dong Buna" jawab kompak Abian dan mara.Mereka terkekeh kecil bersama.
Abian dan mara pun berjalan ke arah kamar masing masing sambil bercanda riang.
Sesaat sesudah mereka berganti baju mara keluar dari kamar dan menuju ke dapur.

"BANG CEPETAN" teriak Mara.
"Hei, anak gadis ngga boleh teriak-teriak"
"Hehe iya bunda maap, ini adonannya gimana Bun?"
"Bunda mau bikin cup cake?" Tanya Abian
"Kalian makan dulu gih baru bantuin bunda"
"Iya bunda" jawab mereka.

•••

"ASSALAMUALAIKUM BUNDA BUNDA CHALLYSTA NARASHA LYLIANA YANG PALING IMUT DAN CANTIK BAGAI BIDADARI DARI KAYANGAN DATANG" teriak Nara dengan suara cemprengnya.
Mereka menoleh dan menjawab"Waalaikumsalam" singkat Abian dan Mara

"Ih kok singkat banget sih?, Gini kek 'Masya Allah bidadari udah sampek' gitu ngerti?"

"Nggak" jawab mara dan Abian disisi lain bunda terkekeh melihat mereka bertiga seperti itu.

"Ishh bunda liat mereka Bun jahat" rengek Nara yang berjalan kecil menghampiri bunda dan menarik bahu bunda.

"Lo kek jelangkung asli,datang tak di undang pulang tak di antar" ucap mara dengan muka yang sok datar meniru muka Abian.

"Udah udah dari pada ribut tuh bantuin mara buat hiasan cup cake nya"
"Oke bunda"

"Bunda ini nanti bunda jualin di mana cup cake nya?"tanya Nara penasaran sambil menghiasi cup cake tersebut.
"Di tempat biasa nak"
Nara mengangguk paham dan terus melanjutkan menghiasi cup cake.

•••

"Bagi minum dek aus gue capek banget"
Jika kalian kira itu abian kalian salah itu Gibran.

Ya! Dia sangat ramah dan sopan baru saja sampai bukannya Salim dengan yang punya rumah malah langsung minta minum.

"Sopan lo begitu" kali ini yang bersuara Abian bukan mara maupun Nara.
"Aela Abang ganteng kok marah marah sih"

Lantas di sisi lain ada Nara yang terkejut melihat sifat Gibran itu.

"Gue kira Gibran cool,good boy, sopan gimana gitu ternyata kebalikannya ya mar" bisik Nara pada mara yang terkejut dengan dengan sifat asli Gibran yang biasanya cool di sekolah ternyata berbalik jika di luar sekolah.
"Makanya jangan nilai buku dari sampulnya doang" jawab Mara.

"Heh monyet lo ngapain ke rumah gue" tanya Nara jengkel melihat Gibran.
"Emang rumah lo?
"Ya bukan sih, tapi gue duluan kenal sama mereka"
"Duluan kenal? Duluan gue kali tuh rumah gue di samping" jawab Gibran sambil menunjuk arah rumahnya.
"Eh kok ngga pernah keliatan sih pada gue sering kemari" jawab Nara tidak percaya.
"Ya kan gue kerja part time, kebetulan hari ini libur jadi gue mampir"
BOONG LO MANA ADA BEGITUAN" teriak Nara masih tidak percaya dengan perkataan Gibran.

"UDAH JANGAN SAMPEK KALIAN BERDUA GUE NIKAHIN DI SINI" ucap mara capek menghadapi mereka berdua.

Mereka tidak pernah berbicara sebelumnya tapi sudah ngajak bertengkar saat pertama bicara.

"DIH NAJIS GUE SAMA DIA" Jawab mereka kompak.

"Pftt buwahahahaha, trus itu apaan cocok kan kalian berdua wahahahah" jawab mara sambil tertawa renyah.

Mara and Nara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang