Mengapa harus berusaha?
Mengapa harus selalu berusaha, jika pada akhirnya setiap yang bernyawa pasti akan mati, dan setiap proses dalam hidup adalah permulaan untuk kita mencapai kematian. Menurutku begini, kita tidak pernah tahu kapan kematian itu akan datang, namun ia ada dan selalu berdampingan dengan kita, begitu jelas adanya, karena memang itu salah satu kebenaran yang ada di dunia ini. Akan tetapi, selama kita masih bernyawa atau hidup, kita diberikan kebebasan untuk memilih akan menjadi seperti apa dan bagaimana kita mati.
"Prinsipnya, kesadaran kita lah yang menumbuhkan kebebasan kita terhadap sesuatu".
Jika berbicara kematian itu memang ada ditangan Tuhan, dan ia berkuasa kapan pun dan seperti apa atau dalam kondisi apa kita mati, kenapa kita harus memilih?, hal seperti itu yang selalu ada dibenak kita. Akan tetapi, bagaimana kita mati disini, bagiku lebih apa yang akan kita tinggalkan sebelum kita mati, dan apa yang kita bawa dalam kematian itu.
Apa pilihan kita itu kan selalu tercapai?, bukannya Tuhan itu maha kuasa dan apapun yang kita lakukan sudah ia atur sedemikian rupa?, Tuhan juga maha pengasih, dia menjanjikan kita balasan atas setiap kebaikan dan keburukan, lalu ia juga memberikan kebebasan terhadap kita untuk memilih kebaikan atau keburukan yang akan kita lakukan. Jadi tuhan memberikan kita pilihan, jika kita manusia mengikutinya dalam berbuat kebaikan, maka ia menjanjikan surga kepada kita sebagai gantinya.
Jadi hubungannya dengan sebelum kita mati dapat memilih ingin menjadi seperti apa dan bagaimana kita mati, itu berdasarkan dalam setiap janji yang Tuhan berikan, ia masih memberikan kebebasan kepada kita untuk memilih, meskipun pada akhirnya pilihan kita itu tetap berujung pada kehendaknya. Dan aku percaya bahwa kematian seseorang tidak akan jauh dari kebiasaan yang ia lakukan. Betapa asyiknya ia memberikan kita pilihan, namun pada akhirnya pilihannyalah yang terbaik buat kita.
Pada akhirnya kita harus tetap memilih akan seperti dan menjadi apa kita sebelum mati, bukan berarti kita melawan dan merubah apa yang sudah Tuhan gariskan atau tentukan untuk kita, karena semuanya sudah menjadi kehendaknya dan tidak akan pernah tercapai jika bukan karena kehendaknya, namun ia juga maha pengasih dan melihat bagaimana pilihan kita, lalu kita berusaha untuk mendapatkannya, jika memang gagal, ya berarti masih ada beberapa hal yang harus kita perbaiki atau memang ketidakmampuan kita untuk mencapainya.
Sekali lagi itu bukan kesuksesan yang tertunda, melainkan kegagalan yang harus kita pelajari dan benahi, jadi jangan berulang melakukan hal yang sama, tanpa mau mempertimbangkan dimana letak kesalahan kita sehingga mengalami kegagalan. Atau jika memang kita masih gagal, berarti Tuhan membiarkan kita untuk berpikir ulang sehingga mencapai suatu kesadaran, apakah tujuan atau pilihan itu memang yang terbaik untuk kita, karena dialog seseorang pada tuhannya selalu meminta yang terbaik.
Kegagalan memang bukan hasil yang baik, namun itu sebuah pelajaran yang harus kita benahi dan pelajari, karena memang diatas sebuah pencapaian, akan selalu ada tekanan. Tuhan memang menghendaki semuanya, pilihan kita juga harus selalu mendapatkan restu atau kehendak darinya. Lalu bukankah kita selalu mempercayai pilihan tuhan yang paling tepat untuk kita, dan pada akhirnya kita hidup sesuai dengan skenario dan pilihannya?. Begitulah kasih tuhan, ia memberikan kebebasan terhadap kita untuk memilih, namun jika pilihan kita salah hingga bertemu dengan kegagalan, ia masih memberikan kesempatan terhadap kita hingga mendapatkan kesadaran apakah pilihan itu tepat atau tidak, namun jika masih saja gagal, ia selalu memperbaiki dengan apa yang ia sudah pilihkan untuk kita.
Karena memang dibalik sifat maha kuasanya, ia tidak memaksa manusia mengikutinya, namun memberikan kesempatan untuk memilih dengan sifat maha pengasihnya. Akan tetapi, kita harus membedakan antar kehendak dan Ridho, menurutku itu adalah suatu hal yang berbeda, karena memang ada yang tuhan menghendaki, namun belum tentu ia meridhoinya. Satu hal lain, berbicara tentang manusia mengikuti tuhannya, ia tidak pernah menggunakan paksaan dan juga ketakutan agar manusia mengikutinya, meskipun ia yang maha kuasa dan memiliki kehendak untuk itu, namun ia menyampaikan jika memang kita akan mengikutinya itu atas dasar iman dan kepercayaan, sehingga muncul lah romansa antara tuhan dan manusia, karena memang untuk iman sendiri kita perlu menumbuhkan cinta, karena mencintainya lah kita akan selalu percaya padanya.
Jangan besar kepala terhadap pilihan-pilihan kita yang sudah tercapai, karena apa yang harus kita banggakan, "kita manusia yang berawal dari sperma dan akan berakhir menjadi sebuah bangkai, apa yang harus kita banggakan?". Kita berhak memilih akan menjadi seperti apa dan bagaimana kita mati, jangan sampai lupa terhadap kematian, karena pada akhirnya kita akan mati, dan setiap pencapaian kita terhadap semua pilihan yang kita inginkan, hanya permulaan sebelum kita mati. tetap kembali pada kalimat awal, bahwa pencapaian kita itu adalah kado yang kita tinggalkan sebelum mati dan bekal untuk kita ketika mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berusaha Menjadi Manusia
Non-FictionBeberapa dari kita menyusun dan memilih rencana untuk mimpi dan harapannya. Namun, bagaimana jika mimpi dan harapan itu lenyap? Kenyataan yang berjalan tidak sesuai dengan apa yang kita rencanakan, lalu terbentur dengan berbagai penilaian orang lain...