7. Selamat Datang di Metkayina

43 13 0
                                    


Sembari berjalan menuju rumah kita yang baru. Tsireya juga menunjukan bagaimana kehidupan warga di Metkayina pada umumnya, karena Metkayina hidup bersandingan dengan laut sudah pasti keahlian mereka berburu ada di laut. Aku melihat banyak warga menunggangi hewan air dengan leher panjang yang terlihat seperti penyu tapi kulit mereka licin dan tak punya tempurung. Sejauh ini desa Metkayina terlihat sangat menarik bagi ku.

Warga di Metkayina membangun rumah mereka diatas air. Mereka membuat rumah dengan cara menggantungnya di akar pohon bakau yang besar. Ketika aku berjalan, aku bisa melihat ikan-ikan berenang kesana kemari. Akeses untuk menuju rumah menggunakan sebuah kain lentur yang diikat kencang ke sebuah bambu kecil yang panjang. Ketika berjalan di atasnya maka kain itu akan bergerak keatas dan kebawah. Seperti sebuah trampolin yang ada di dunia manusia. Tuk sampai keasikan melompat-lompat.

Jarak antara rumah satu dengan yang lain juga cukup dekat, jadi ketika kita keluar dari rumah kita bisa langsung menyapa tetangga. Kalau di Omaticaya para warga membangun rumah dia tas pepohonan lalu jarak pohon satu dengan yang lain cukup berjauhan.

Akhirnya kita pun sampai di rumah kita yang baru. Cukup besar dari rumah-rumah yang aku lewati tadi. Rumah yang berbentuk seperti sarang burung ini terbuat dari anyaman bambu yang bekulitas. Aku mengetahui ini karena pernah belajar mengenai hal-hal yang ada di bumi, para ilmuan juga memberikan aku akses pada dokumen-dokumen tentang penelitian mereka.

Sepertinya darah seorang ilmuan memang mengalir di diriku.

"Ini bagus!", tiba-tiba Jake berseru.

Aku membantu Tsireya merapihkan barang-barang yang ia bantu bawa kemari. "Terima kasih", Kata ku. Dan dia membalasnya dengan senyuman yang manis.

"Oh iya nama ku Jane!" Kata ku sembari menjulurkan tangan. Aku mulai memperkenalkan diri, karena ku pikir Tsireya anak yang baik maka aku harus berteman dengannya.

"Jane? Namu cantik, dan aku Tsireya". Sambil mengatakan itu Tsireya membalas uluran tangan ku. Lalu setelah itu ia pamit pergi.

Saat aku membalikan badan semua orang sudah berkumpul, lalu Jake berkata "Ayo semuanya berkumpul!"

Aku melihat Lo'ak sudah mau pergi tapi Neteyam langsung menariknya dan berkata, "ingat? Rapat keluarga Sully"

Dan lo'ak menghela nafas malas. Neytiri menuntun ku untuk duduk disampingnya, lalu menuntun kiri yang terlihat masih kesal dengan kejadian tadi saat Ronal merendahkan keluarga ini.

Semua orang sudah duduk rapih dan siap mendengrkan wejengan dari Jake.

"Kali ini Ayah membutuhkan kalian untuk berprilaku yang baik.. Ayah bersungguh-sungguh.." Jake Berkata sambil memandangi wajah anak laki-lakinya satu-satu "..Belajarlah dengan cepat dan kerahkan tenaga kalian. Jangan buat masalah, paham?"

"Iya, pak", jawab Lo'ak. Ketika Neteyam mendengar itu dia terlihat seperti kaka yang bangga sambil menepuk-nepuk punggung Lo'ak.

Lo'ak sepertinya tidak suka diperlakukan begitu. ia pun menepis kasar lengan Neteyam sambil mendengus kesal.

Tuk tiba-tiba menangis dan mengatakan, "Aku mau pulang"

Aku rasa aku mengerti apa yang Tuk rasakan. Dia masih terlalu kecil untuk mengerti keadaan ini. Banyak teman-teman Tuk di omaticaya, dia pasti sudah mulai merinduka mereka.

"Oh, Tuk~", ucap Neytiri dengan sedih.

"Tuk, sekarang inilah rumah kita", kata Jake untuk menenagkan Tuk. Dari suaranya ada terselip rasa bersalah.

"Sekarang kita akan lalui ini bersama, kita bisa lalui ini bila kita saling mendukung, mengerti?", Kata Jake pada kami semua.

"Ingat apa yang selalu ayah kalian katakan?" Tanya Neytiri membantu Jake untuk membimbing anak-anaknya.

ALIEN || AVATAR THE WAY OF WATER FANFICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang