Chapter 7: Miris

789 112 130
                                    

Enjoy to read all..
Aku bakalan melakukan revisi cerita secepatnya Yaa jadi tunggu aja...

.
.
.

☘️☘️☘️

Keesokan harinya ...

"Dimana tuan Andrea?" Melihat tangan kanan berjalan menuruni tangga.

"Tuan di ruang kerja nona."

Carin hanya diam mengangguk kepala sebagai jawaban.

"Aku ingin menemuinya. Apakah boleh?"

"Tentu nona, mari saya antar nona.

"I'm coming Mr. Andrea." Celetuk Carin tersenyum tipis.

Kini mereka sudah sampai di depan pintu yang sama besarnya dengan pintu kamar utama, dan akhirnya penasaran Carin terjawab kalau ruangan yang ia incar sejak lama berhasil ia masuki juga tanpa harus ia bobol.


Carin sudah masuk kedalam ruangan yang super mewah bernuansa klasik dengan interior yang indah, di dalamnya juga terdapat tempat tidur dan sofa.

Hal yang paling membuat dirinya syok adalah ketika foto yang terpajang di dinding tersebut. Seorang wanita dengan mengenakan gaun berwarna biru tua yang ia kenakan beberapa tahun silam, dan dress itu masih ia simpan hingga saat ini.

Siapa sangka gambar yang terpajang dalam bingkaian tersebut adalah dirinya sendiri sebagai Carin.

Carin tidak tau kenapa ada foto dirinya di ruangan ini. "Apa maksud dari Andrea memajang fotoku?" Ujar Carin dalam hati.

Pertanyaan itu lah yang ia suguhkan, walaupun tengah dilanda kebingung. Ini bukan saatnya ia mencari tau tentang hal tersebut dan harus tetap terlihat tenang seperti tak terjadi apa-apa.

"Apakah masih sibuk?" Carin berdiri di depan Andrea istirahat di tempat.

"Sedikit. Mendekatlah dan duduk Disni." Menepuk pahanya senyum.

Wanita itupun mengikuti perintah.

"Apakah tidurmu nyenyak?" Mengelus rambut Carin yang duduk di atas pangkuan dan menghadap tubuh laki-laki itu.

"Tentu." Merangkul tubuh Andrea dengan sebelah tangan.

"Aku sengaja tidak membangunkan, dan menganggu jam istirahat mu." Tersenyum menyandarkan kepalanya di dada Carin memejamkan mata.

"Aku yakin kau sangat lelah hari ini." Memeluk Andrea erat mencium kepalanya.

"Yah. Tapi ini untuk mu juga, kau tanggung jawabku." Ujarnya memeluk wanita itu.

"Terimakasih. Bekerja itu memang boleh, tapi kau harus ingat tubuhmu butuh istirahat juga." Membenamkan kepalanya dalam pelukan.

"Bercinta memang bisa memberikan kita kenikmatan, kepuasan dan akan menjadi candu. Sama dengan pria yang berada dalam dekapanku saat ini, walaupun kami belum lama tinggal bersama. Setiap kali bertemu tubuhku selalu menjadi pelampiasan nafsunya, tetapi aku menikmati itu semua, meskipun aku hanya bisa berdiam diri di rumah ini, tidak pernah pergi kemanapun atau melakukan apapun yang ku mau. Membiarkan seluruh anggota menunggu pergerakan dariku." Ujar Carin dalam hati melihat Andrea yang tengah sibuk dengan aktivitasnya, hingga suara yang khas nan nikmat memenuhi penjuru ruangan.

MIWA AND WINE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang