07

74 4 0
                                    

Para maid disana merasa kasian dengan nona mudanya selalu di
siksa oleh ayahnya sendiri tapi muka
nona mudahnya tidak terlihat seperti
orang tersakiti tetap dengan aura dingin, muka datar dan tatapan tajam yang di.tunjukkan kepada orang yang di anggap orang lain, semuanya orang lain yang dia anggap keluarga atau orang dekat hanya ayah dan kakaknya.Selesai sarapan Reva berjalan keluar berniat berangkat sekolah tapi saat melewati ruang keluarga dia lansung di panggil oleh sang ayah.

"Reva saya mau ngomong" ucapan
datar sang ayah yang lansung di turuti Reva, berjalan menuju sang ayah dan berdiri di samping.

"Saya sudah daftar kan kamu kesekolah Nayla dan brayn hari ini juga kamu lansung masuk, tapi ingat jangan perna membawa nama harlex dan mengaku kenal dengan candra dan keyla disana" tegas sang ayah.

"iya" jawab reva

Reva lansung berjalan keluar rumah menuju sekolah barunya yang tadinya ingin ke sekolahnya tidak jadi, dia berbelok ke sekolah barunya.

sedangkan sekolah yang di tempati
saudaranya sekaligus sekolah barunya ini merupakan sekolah swasta favorit bertaraf internasional, sebenarnya seandainya dulu dia ingin sekolah di tempat seperti ini pun dia bisa hanya saja Reva memang tidak perna tertarik di saat semua anak ingin dan berusaha agar bisa sekolah, di sekolah seperti ini dia justru tidak memiliki keinginan itu dia justru lebih memilih sekolah biasa
seperti sekolah sebelumnya.

Tersadar dari lamunannya
mengingat sekolah lamanya karena bell masuk berbunyi Reva berjalan masuk kedalam sekolah itu melewati koridor yang sepi karena sejak bell berbunyi semua murid lansung masuk ke dalam kelas, sedangkan Reva menuju ke arah ruang kepala sekolah dia tidak perlu bertanya dimana ruang kepala sekolah
karena di sekolah elit ini sudah ada
petunjuk di depan terdapat papan saat.kita pertama kali masuk kita bisa mencari tau dimana tujuan kita lewat
petunjuk itu.

Tok

Tok

Tok

"Masuk" jawaban dari dalam
ruangan yang bertulis principal's office
atau ruang kepala sekolah, setelah
mendengar jawaban dari dalam Reva
masuk.

Disana dia melihat seorang laki
laki paruh baya sedang duduk di kursi
seberang meja kerjanya.

"Permisi" ucap Reva pertama kali
tetap dengan muka datar dan tatapan
tajam dan jangan lupakan aura dingin
tak tersentuh, dan itu semua akan hilang
hanya di depan sang ayah

"Silahkan duduk" suruh sang
kepala sekolah dan Reva lansung
duduk di kursi berhadapan dengan
kepala sekolah

"Kamu Reva" tanya kepala sekolah

"lya" singkat Reva

"Baik kamu berada di kelas 12 A"
beritahu kepala sekolah itu.

Lalu menyerahkan sebuah seragam khusu sekolah itu.

"Hmm" setelah tau kelasnya dan
mengambil seragam itu Reva lansung
berdiri dan keluar dari ruangan itu
tampa basa basi atau sekedar ucapan
terima kasih sedangkan sang kepala
sekolah hanya diam melihat kelakuan
murid barunya itu dia pun tidak ingin
menegur karena sejujurnya aura dan
tatapan murid barunya itu membuat dia
merasa terintimidasi.


haiiii makasi vote nyaaa ,votee kalian semngat akuu dann bikin otak aku haluu terusss ,makasii ya vote nyaaa

QUEEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang