[Dalam Ingatanku Yang Samar]
Jeongin tersenyum manis saat menerima pelanggan baru di café. Laki-laki itu bergerak lincah walaupun dalam perutnya sedang berkembang jiwa lain, Jeongin melayani dengan senyuman dan keramahan. Semua terbuai dengan senyum indah itu. Kehamilannya memang sudah menginjak 6 minggu tapi ia masih sanggup bekerja sebagai pelayan di café. Anaknya sangatlah mengerti dirinya, tidak rewel dan tenang.
Paham kondisi orang tuanya yang tengah berusaha keras demi masa depannya juga.
"Aigoo, uri Jeongin-ie, jangan bekerja terlalu lelah sayangku," Jeongin tersenyum manis mendengar sapaan manis itu. Seorang wanita paruh baya yang usianya nyaris sama dengan ibunya—seorang wanita asal Jepang yang tidak kunjung menikah. Nishimura Aiko.
Nishimura-san adalah salah satu tetangga yang tinggal disekitar panti tempat Jeongin tinggal. Wanita itu memperlakukan Jeongin dengan baik. Menyayanginya dan sekali dua kali menanyakan keadaan Jeongin. Memastikan bahwa kandungan Jeongin sehat. Bahkan kadang menemani Jeongin memeriksakan kehamilan. Ia menggantikan sosok ibu yang harusnya menemaninya saat ini tapi Jeongin sudah cukup bahagia. Mensyukuri apa yang ada sudah cukup baginya.
Jeongin mempersilakan Nishimura-san untuk duduk selagi ia melayani pesanan wanita itu.
"Bagaimana keadaanmu, anakku?" tanyanya setelah Jeongin duduk dihadapannya—ini sudah jam istirahat.
"Baik, Nishimura-san. Aku dan bayiku sangat baik, kami makan dengan teratur. Sudah sesuai dengan porsinya," Jeongin bahagia mengetahui ada orang yang perhatian padanya bahkan selalu memastikan bahwasanya Jeongin selalu makan sehat.
"Jangan lupa diperiksa bayi mungil itu ya, sayangku. Obat dan vitamin yang diberikan dokter juga jangan lupa dikonsumsi. Kamu sering sekali lupa mengkonsumsinya."
Benar, Jeongin sering sekali lupa mengkonsumsi obat dan vitamin yang diberikan. Bahkan obat tambah darah yang juga diresepkan suka ia lupa konsumsi. Jeongin harus mengingatnya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak ia inginkan. Kondisi hamilnya ini tidak diharapkan dan dia tidak banyak mempersiapkan diri untuk hamil maka ia harus memperhatikan kesehatan dengan baik. Demi anaknya kelak nanti.
Nishimura-san memiliki latar yang menakjubkan bagi Jeongin yang selama ini hidup di tengah tembok pembatas besar keluarga dan Hyunjin—tembok penuh kesenangan dan segala keinginannya akan terkabulkan. Nishimura-san menjalani hidupnya penuh perjuangan sebagai penjelajah, itu bagiamana dirinya menyebut diri sendiri. Penjelajah sedari muda yang sebenarnya ia juga ditolak oleh keluarganya. Keluarga Ayahnya yang asli Jepang tidak lagi berniat menafkahinya setelah Nishimura-san membelot, dan keluarga Ibunya yang masih berdarah biru dari kerajaan negara lain juga tidak lagi mengurusinya karena Nishimura adalah anak yang tidak ditakdirkan. Memiliki nasib sama dengan anak Jeongin.
Merasa memiliki nasib yang sama dengan anak dalam kandungan Jeongin membuat wanita penyendiri namun ramah itu tergerak. Makanya ia sangat dekat sang calon Ayah muda itu. Selalu memastikan semuanya baik-baik saja. Dan tentu mempercayai Jeongin agar laki-laki itu merasa bertanggungjawab. Nishimura-san diam-diam melengkapi sosok ibu yang Jeongin butuhkan.
"Tuan Kim, jangan pekerjakan anakku dengan berat ya!" ujar Nishimura-san pada sang pemiliki café saat melihatnya tengah berada di balik meja kasir.
"Tidak, Nishimura. Dia katanya lelah duduk diam di belakang kasir jadi memilih jadi pelayan hari ini. Aku juga tidak ingin terjadi hal buruk di cafeku," jawab Tuan Kim menanggapi larangan Nishimura.
Jeongin tergelak melihat interaksi kedua orang itu. Orang yang menjaganya selama berada di luar panti asuhan. Ia mengusap perutnya sayang. Membisikkan sesuatu kepada anaknya, kata-kata indah dan penuh ketenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Dalam Ingatanku Yang Samar [Hyunjeong]
Fanfic[CW : M-PREG, TIME REWIND] Jika kamu diberikan kesempatan untuk kembali mengulang waktu, adakah moment dalam hidup yang ingin kamu ulang? Apakah itu moment yang menyenangkan atau moment yang menyedihkan? Apakah kamu ingin merasakan kebahagian itu la...