HM - 1

5.1K 347 153
                                    

Heyooooww!! Ku bawa cerita baru yang sebenernya gak baru-baru amat. Cek ombak dulu nih ya, sambil ngumpulin mood nulis yang semakin ke sini semakin ke sanaa. Padahal aku pengen banget bisa lancar nulis kayak dulu yang seminggu bisa dua kali update.

Aku coba dulu deh yaa, daripada nih cerita aku undur-undur terus publishnya. Semoga sukaaa🖤

Hepi membaca

______________________________________

Aleandru Mas Bhagawantara, tersenyum lebar sembari menatap layar laptopnya. Ia mendapatkan kabar bahagia bahwa perusahaan miliknya baru saja memenangkan tender proyek dari kementerian pertahanan, mengalahkan beberapa perusahaan pesaing.

AL- Forces, adalah perusahaan lokal yang memproduksi perlengkapan polisi dan militer, yang di dirikan oleh Aleandru lima tahun yang lalu dengan mengorbankan pikiran, keringat serta waktu istirahat.

Walaupun menolak mewarisi Mahastama Steel & Energy yang merupakan perusahaan global terkemuka di bidang produk industrial milik keluarga besar sang Papa, namun tidak dapat di pungkiri bahwa Aleandru bisa seperti sekarang ini juga tidak lepas dari dukungan dan sokongan keluarga besarnya.

Seorang wanita dewasa dengan penampilan menarik namun tetap sopan, mengetuk lalu membuka pintu ruangan Aleandru membuat pria itu lantas memberikan atensinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seorang wanita dewasa dengan penampilan menarik namun tetap sopan, mengetuk lalu membuka pintu ruangan Aleandru membuat pria itu lantas memberikan atensinya.

"Kenapa, Gladys?" tanya Aleandru pada sang sekretaris.

"Maaf, Pak, ada telepon dari Ibu. Katanya, beliau sudah menghubungi handphone bapak berkali-kali tapi gak di jawab,"jawab Gladys sembari membenarkan kacamata bacanya.

"Bilang aja saya masih sibuk, nanti saya telephone balik."

"Maaf lagi nih, Pak. Tapi kata Ibu, kalau sekali lagi bapak mengabaikan panggilannya, Ibu bakal viralin foto bapak pas di khitan dulu."

Aleandru menghembuskan nafasnya kasar. "Ya udah saya telepon balik sekarang."

Mendengar hal itu, Gladys langsung pamit keluar dari ruangan, membiarkan bos-nya tersebut berurusan langsung dengan induk-nya.

"Mama.."desis Aleandru dengan kesal namun tidak mampu melawan.

Bukannya ingin mengabaikan dan tidak menghargai sang Mama, tapi Aleandru sangat tau tabiat Mama-nya yang terkadang bikin pusing namun jarang bisa ia di tolak.

"MAS............!" Aleandru sontak menjauhkan ponsel dari telinganya. Baru saja panggilan tersambung, indera pendengarannya langsung di sambut dengan suara sopran sang Mama.

"Ma, kalo ngomong pelan-pelan aja dong. Leher Mama apa gak sakit kalo teriak-teriak?"

"Kamu doa-in mama sakit?"

"Bukan gitu, Ma." Aleandru memindahkan ponselnya yang semula berada di tangan kanan ke tangan kiri. Sembari menghembuskan nafasnya Aleandru kembali berucap. "Mama kenapa nelponin aku? Aku lagi sibuk tadi."

Hi, Mas! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang