Penghianat

6 1 0
                                    

Malam berganti pagi kini kedua cewek kembar sedang memakai sepatu di teras rumah nya suasana sedikit canggung karena keduanya tidak ada yang berbicara. Bahkan, Viona tak menoleh sedikit pun ke arah kakaknya itu, merasa tidak enak hati Viola hanya diam tanpa mengatakan sepatah kata pun

Viona bangkit dari duduknya dan mengambil sepedanya di garasi lalu pergi berangkat sekolah tanpa mengajak Viola, tidak hanya diam duduk di sana Viola juga mengambil sepedanya dari dalam garasi dan pergi untuk berangkat ke sekolah

Saat di perjalanan tidak lama kemudian Viola menoleh ke belakang melihat Ryan berkendara motor dengan baju seragam batik hijau yang terbalut jaket hitam lalu ia berpura-pura terjatuh agar mendapatkan perhatian dari Ryan

"BRUKKK"

Viola terjatuh dari sepeda nya lalu merintih kesakitan namun, ada hal yang tak disangka olehnya ternyata Ryan tidak membantunya sama sekali bahkan ia melewati nya begitu saja dan tidak ada satupun orang yang membantu nya bangkit

"Arrgh nyebelin banget
sih tu cowok bukanya nolongin
Malah pergi gitu aja" batin Viola

Akhirnya ia pun berdiri sendiri dan kembali bersepeda dan pergi ke sekolah

                               *****

Kini Viola sendiri tak ada teman bahkan saudaranya sendiri tidak bermain dengannya, ia hanya duduk termenung di kursi miliknya lalu ia menoleh ke jendela melihat saudara kembarnya itu sedang mengobrol dengan Ghea dan juga tertawa terbahak-bahak bersama, dan kini membuatnya semakin menggebu-gebu

"Kenapa mereka semua menjauh dari gua? Emang salah kalau gua suka sama Ryan? Lagian Ryan dan Ghea nggak mungkin bisa dekat" batin Viola sambil melihat Ghea dan Viona dari atas jendela

Merasa bosan dan mulai mengantuk Viola bangkit dari duduknya dan melangkah ke arah pintu kelasnya dan pergi ke toilet untuk mencuci muka agar tidak mengantuk

Setelah di toilet Viola kemudian mencuci mukanya lalu tak lama kemudian ada seseorang yang meneriakinya dari dalam WC

"HAHAHAHA haduh haduh gimana sekarang? Yakin buat temen lo ilfil atau bikin apanih?? Ingat yah cowok itu ngga mungkin jadi milik lo brengsek" pekik Aca dari dalam WC

Mendengar itu Viola benar-benar terkejut ia terus menatap pintu WC itu sambil mengusap dadanya

"SIAPA LO? LO PIKIR GUA TAKUT SAMA LO? KELUAR LO SEKARANG!" Bentak Viola menggebrak gebrak pintu itu

Tiba-tiba suasana hening beberapa saat dan tidak ada suara dari dalam WC tersebut, karena rasa penasarannya yang begitu besar ketimbang amalnya Viola memberanikan diri untuk melihat dari bawah pintu WC itu, tidak ada kaki seseorang disana dan terdengar suara ketawa cekikikan di sana membuat nya merinding, Viola refleks lari dari sana dengan cepat karena ketakutan

Ternyata di balik itu ada Aca yang sedang berjongkok di WC duduk sambil memegang handphonenya dan tertawa terbahak-bahak melihat reaksi Viola yang ketakutan

"Hahaha takut dia Astaga padahal ini cuma sound wahaha" ucap Aca sambil tertawa terbahak-bahak

                                *****

Tetesan keringat terus mengguyur di wajah cewek itu ia terus berlari sekuat tenaga dengan dada yang berdegup kencang dan tiba-tiba saja ia menabrak dua cowok di hadapannya, membuat kedua cowok itu terjatuh karena di tabrak olehnya
"Argh sialan!" Cowok itu mendongakkan kepalanya menatap siapa yang telah menabrak mereka

Topan bangkit dari jatuhnya "woy Vio! Lo kesambet apaan ngga liat ada gua sama Ryan disini" bentaknya dengan wajah yang penuh dengan emosi

Viola bangkit tanpa mendengarkan apa yang di ucapkan Topan ia lalu berlari dari sana dengan cepat

"Gila tuh cewek, bener bener dah" decak Topan sambil membantu Ryan untuk berdiri

Arka, Fauzan, dan Aldo pun menghampiri mereka berdua dengan raut wajah yang kebingungan "why you? What happened?" Tanya Arka menaikkan satu alisnya

"nothing" singkat Ryan

"Itu ada cewek ngga jelas banget anjir, masa dia—" ucapannya terpotong oleh Ryan

"Sudahlah"

Topan pun memasang wajah sinis ke arah Ryan karena ucapannya dipotong

"Mana monyet lo bos?" Tanya Topan

"Ngajak berantem lo bastard?" Tanya Arka

"Ckkk, becanda kali maksud gua mana si aca pacar lo?" Decak Topan

"Nggak tahu ni, akhir-akhir ini Aca sering banget ngilang"

"Hati-hati lo! Jangan-jangan" ucap Topan cengengesan

Belum sempat Arka berbicara Fauzan terlebih dahulu berbicara "lo pada bisa nggak sih kalau ngobrol jangan di jalan gini, ngga pegel apa tu kaki" keluh Fauzan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal

Topan pun menarik tangan Aldo dan merangkul pundak Ryan dan Aldo lalu pergi dari sana, Fauzan juga merangkul pundak Arka "apa-apaan lu" ucap Arka sambil memegang tangan Fauzan dan melepaskan rangkulannya, "dih lebay lo" sinis Fauzan, jadi pada akhirnya mereka pergi tanpa merangkul pundak satu sama lain

                                *****

"Dringggg"

Bel pulang pun berbunyi semua siswa disana dengan cepat mengambil kendaraan masing-masing di parkiran dan hanya tersisa Viola di kelas itu tak lama saudara kembarnya itu datang ke kelas dengan ngos-ngosan "woy kak, ngga pulang lu" tanya Viona

"Ngapain lo disini?, Pulang aja lo sono ngga usah urusin gua" ucap Viola yang duduk di kursi miliknya tanpa menoleh ke arah adeknya itu

Mendengar ucapan saudaranya itu viona pun pergi dari sana meninggalkan Viola di kelas sendirian

30 menit kemudian

Akhirnya Viola pun pergi dan turun ke bawah untuk mengambil sepedanya di parkiran, viola di buat heran karena ada satu mobil di sana lalu ia melihat ada seseorang di dalam mobil itu tapi kenapa tidak kunjung pergi, namun tanpa ia sadari bahwa itu adalah mobil putih milik Ghea

Ghea pun keluar dari mobilnya membuat Viola sedikit gugup, Ghea mulai melangkah ke arah Viola ia menatap kedua manik milik Viola "gua kecewa sama lo vio! Kenapa lo nusuk gue dari belakang hah?" Pekik Ghea sambil meremas kerah baju Viola tetapi Viola malah menunduk dan terdiam seperti patung. Bahkan, ia tidak berani untuk menatap wajah temannya itu

Pakkkk

Tamparan keras itu mendarat di pipi Viola membuatnya meringis kepedihan "jawab vio! Jawab!" Bentak Ghea mulai menangis

"Gua nggak nyangka orang yang paling gua percayai ternyata sejahat ini sama gua, dasar brengsek penghianat lo, jangan anggap gua temen lo lagi!" dengan suara yang serak Ghea pun melepaskan tangannya dari kerah baju Viola, ia membalikkan badannya dan pergi dengan mobilnya

Viola menangis sesenggukan andai ia tidak melakukan semua ini ia pasti masih bermain dan tertawa bersama Ghea namun, semua terlambat untuk di perbaiki

Viola pulang dengan sepedanya sambil terus mengusap pipinya yang basah karena air mata yang terus mengalir

                               *****
JANGAN LUPA FOLLOW VOTE AND COMENT YAH THANK YOU 🔥☝️😍


RYAN ALASKA DIRGANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang