Hembusan angin menerpa wajah cantik gadis bermarga Uchiha, si sulung dari keluarga Uchiha yang bijak nan baik itu kini duduk di rerumputan hijau.
Raut wajahnya terlihat tenang dan datar, persisi seperti wajah sang ayah. Ia kini memegang tusuk sate dango.
"Hahh, sepi sekali.." gumamnya sembari menatap kearah langit biru dengan awan putih dan beberapa burung berkicau riang.
"Ya, memang sepi." celetuk lelaki berambut pirang dengan kumis kucing duduk disamping Sarada. Gadis itu melirik kearah Boruto, teman timnya.
"Sepi, soalnya tidak ada [Name]." lanjutnya membuat Sarada menaikkan alisnya sebelah.
Gadis itu tersenyum remeh melihat Boruto yang menatap langit-langit. "Oh ya? Bukankah biasanya kamu tidak peduli dengannya?" kata Sarada dengan nada sarkas.
Lelaki itu diam sebentar, lalu berkata. "Untuk seseorang yang mempunyai kembaran tapi tidak mengenali kembarannya sendiri,,, rasanya tak pantas berkata seperti itu."
Gadis itu bungkam, dadanya terasa sesak, butiran air menetes jauh kebawah, ia meremas ujung bajunya erat.
"Heh, ucapanmu sarkas sekali." ujar Sarada sambil berusaha menahan tangis. Boruto melirik kearah Sarada lalu menatap kelangit lagi.
"Bukannya kau yang memulai semuanya?" Sarada hanya diam, rahangnya mengeras, ia lalu berdiri dan menatap tajam kearah lelaki bermarga Uzumaki.
"Apa maksudmu?! Wajar saja kalau seseorang mau didengarkan bukan?! Kenapa kamu berlagak seperti orang yang mengetahui [Name] hah!?" teriak Sarada marah sembari menunjuk Boruto.
Yang ditunjuk hanya diam. Boruto kemudian berdiri dan menurunkan tangan Sarada pelan, ia menatap lekat Sarada.
"Ya, aku tahu segalanya tentang [Name]..., karna aku,,," Boruto menelan salivanya.
"Aku selalu berada disampingnya." lanjutnya membuat dada Sarada bertambah sesak. Ia memundurkan langkahnya dan berlari pergi meninggalkan Boruto yang diam ditempat.
Lelaki bermarga Uzumaki itu menatap kepergian si sulung Uchiha. Ia menghembuskan nafasnya berat.
"Andai kau tahu apa yang dialami oleh [Name]."
Tok tok tok
"Sarada, sudah waktunya makan lhoo nak, ayo makan." Sakura mengetuk-ngetuk pintu kamar Sarada pelan.
Sarada membuka pintunya dengan mata yang bengkak karna sehabis menangis, hal itu membuat Sakura kaget dan menaruh kedua tangan kepipi Sarada.
"Ada apa?! Siapa yang membuatmu sampai begini, ayo cepat katakan pada mama!" tanya Sakura membuat Sasuke berjalan kearahnya.
"Ada apa ini?"
"Ini sayang, seseorang telah membuat anak kita menangis." jawab Sakura sambil menengok kearah sang suami, Sasuke melirik kearah Sarada yang hanya diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
UCHIHA PRIK Boruto: Naruto Next Generation (✔)
RandomBereinkarnasi? Bukankah itu hal yang menarik? Tapi apa jadinya jika kau bereinkarnasi menjadi Uchiha terakhir? Maksudku... Kembaran dari Sarada Uchiha... Menarik bukan? "Astagfirullah, gue masih sayang nyawa tapi kenapa malah dimasukin ke akadem...