#15

11K 1.3K 38
                                    

"Aku tidak bisa menjawabnya sekarang karena aku belum pernah memikirkanmu sebagai kekasihku," katanya. "Tapi, itu tidak akan adil bagimu."

"A-apa..."

"Kau mungkin menyukaiku karena dulu hanya aku yang ada disekitarmu yang benar-benar memperlakukanmu sebagai teman. Kau mungkin mengganggap perasaan spesial itu sebagai rasa suka, tetapi kau akan paham alasan dibaliknya nanti."

"Alasan?"

Dokja mengangguk, "Orang-orang menyebutnya apa, ya? sebuah fase dimana dua orang yang berniat melanjutkan hubungan ke fase yang lebih serius dan mendalam, melakukan riset untuk memastikan dan menganalisis apakah mereka cocok satu sama lain..."

"PDKT?!" Tanya Hyunsung. Ia tampak terkejut.

Dokja tersenyum, "Kita bisa berhenti jika kau merasa kalau kita memang lebih baik berteman. Tapi, itu akan buat suasana diantara kita jadi canggung."

Hyunsung tesenyum tipis, seraya berkata, "Kau benar."



***


"Festival?" Tanya Dokja, tidak percaya.

"Iya. Kau lihat kan tanggapan penemuanmu di internet? Semua orang sangat bersemangat, kau beruntung punya aku yang membuatmu terkenal ini." kata Han Myungoh, sombong.

"Kau memasukkan penemuanku ke daftar acara festival itu tanpa bertanya?" Tanya Dokja, tidak percaya. Dia tahu Han Myungoh itu hanya peduli pada uang dan egois, tapi sampai mana lagi dia mau membuat Dokja terkejut dengan sikapnya itu?

"Kenapa? Bukankah bagus jadi terkenal?" Tanya Han Myungoh, tidak mengerti.

"Kau..." Dokja sampai kehilangan kata-kata. "Alat itu bahkan belum siap, tapi aku mengumumkannya seolah-olah itu milikmu?"

Han Myungoh mengedik, "Kenapa? Kan tinggal diselesaikan saja sebelum minggu depan."

Orang ini gila?

Dokja terdiam sebentar. Mengurut keningnya yang sakit karena bosnya yang punya pemikiran sempit dan sialan ini. Dokja sebenarnya ingin bersikap sopan,

Tapi dia tidak bisa lagi.

"Han Myungoh, dengar," Dokja berucap dengan suara dalam.

"Apa? HAN MYUNGOH? begitu caramu memanggil atasanmu?!"

"Kenapa?" Dokja tersenyum kecil. "Kau mau memecatku? Silahkan."

Gulp. Kata-kata yang sudah siap terlontar dari bibirnya tertelan kembali. Ia hanya bisa terdiam saaat melihat Dokja yang kemudian melirik jam tangannya. Dia jengah berada diruang ini lagi. Tempat Han Myungoh memanggilnya dan menitahkan sesuatu kepadanya seolah-olah Han Myungoh adalah Raja. Menjijikkan.

"Te-tentu saja kau akan kupecat! Setelah Festivalnya selesai..."

"Kau yakin sekali jika mesinku akan siap saat waktunya festival?" Tanya Dokja, remeh.

"Ka-kau harus!" Serunya. "Aku mengatakan sendiri kepada mereka kalau kau setuju ikut. Kau mau reputasimu ternoda?!"

"Lalu aku tinggal berkata kalau aku tidak tahu apa-apa mengenai festival dan hanya mengunci diri di Lab..." Jawab Dokja.

"Ha! Kau hanya penemu biasa. Kau pikir mereka percaya padamu lebih dari padaku?" Tanyanya. Ah, mulai lagi kebiasaan buruk Han Myungoh. Mengancam. Itu spesialisasinya, Dokja sudah muak.

"Kalau mereka percaya padamu maka karirku di Korea selesai."

Han Myungoh tersenyum senang. "Ya...! Oleh karena itu, turuti saja aku, dan..."

YJH 0.9Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang